14 "Teka-teki" untuk Arthdal Chronicles Season 2, Gak Sabar Nunggu!

Episode-episode menjelang akhir season 1, tepatnya "Part 3: Arth, The Prelude to All Legends", menceritakan bahwa Eunseom yang semula kabur (bersama rekan-rekannya) dari tempat perbudakan malah diyakini sebagai reinkarnasi dari Dewa Inaishigi di suku Ago. Ini terjadi ketika mereka berusaha kabur dari kejaran Pasukan Daekan pasca kembali dari Jubinol untuk menyampaikan wasiat Sateunik kepada suku Momo.

Eunseom dan Ipsaeng malah tersesat di wilayah suku Ago. Ipsaeng juga berbual dengan menyatakan bahwa Eunseom merupakan reinkarnasi dari Dewa Inaishigi sehingga klan Myo (yang merupakan bagian dari suku Ago) lantas melakukan ritual untuk membuktikan itu. Eunseom pun nyaris tewas, untungnya dia dibantu oleh suku Momo yang berhutang budi atas pertolongan Eunseom terhadap Xabara dan putranya.

Rencana Eunseom untuk menyelamatkan suku Wahan di Arthdal masih belum berubah, namun agak sedikit dimodifikasi. Dia menyadari bahwa mencapai Arthdal membutuhkan kekuatan, kekuasaan, kesetiaan, dan lain sebagainya. Dia harus mengumpulkan itu.

Walaupun kembar, Eunseom yang "beraura positif" merupakan kebalikan dari Saya yang "beraura negatif". Saya, yang dibesarkan oleh Taelha dan Tagon secara diam-diam di Arthdal, menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya walaupun harus membunuh orang yang tak bersalah.

Sedangkan Eunseom, yang dibesarkan oleh sang ibu yakni Asa Hon, dan tumbuh dewasa dalam suku Wahan di Iark, justru mengedapan sisi kemanusiaan. Keduanya saling tak mengetahui bahwa mereka memiliki saudara kembar dan berada di situasi yang pelik.

Mubaek yang semula taat pada Serikat menjadi mulai bimbang saat menemukan fakta bahwa suku Wahan merupakan keturunan asli dari Asa Sin, sang pendiri Arthdal. Mubaek memang terlihat tunduk pada Tagon, tapi di sisi lain dia pun cenderung berpihak pada kebenaran. Mubaek tampaknya berhati-hati dalam tindakannya hingga fakta sebenarnya terungkap.

Mubaek juga penasaran dengan makna ramalan terkait "lonceng, cermin, pedang" saat kelahiran tiga bayi bertepatan dengan munculnya komet biru. Tepatnya, bayi-bayi tersebut adalah Tanya dan si kembar (Eunseom dan Saya). Apabila Tanya mempresentasikan "lonceng", berarti "cemin" dan "pedang" adalah antara Eunseom dan Saya. 

Keturunan wanita terakhir dari suku Neanthal tersebut diselamatkan oleh Harim, seorang dokter andalan di Arthdal. Harim yang merasa bersalah sebab ternyata ilmu medisnya malah disalahgunakan oleh Arthdal untuk membinasakan suku Neanthal lantas bersama isteri dan puterinya bernama Chaeeun pun merawat dan membesarkan Nunbyeol.

Dengan ilmu medisnya, Harim membuat Nunbyeol kehilangan kekuatan ala Nenathal murni agar gadis tersebut dapat lebih berbaur dengan Saram (ras manusia). Pasalnya, Neanthal dikenal sebagai ras dengan kekuatan fisik terkuat.

Namun, Nunbyeol meminta Chaeeun untuk mengaktifkan kembali kekuatan tersebut. Dia ingin membalas dendam atas pembunuhan Harim dan isterinya oleh pasukan Daekhan.

Taelha merasa Tagon mulai berubah sejak menjadi seorang Raja. Dia juga merasa telah dikhianati oleh Tagon ketika mengetahui bahwa ayahnya, Mihol, disiksa oleh Saya agar membocorkan rahasia pengolahan perunggu milik suku Hae.

Dia menyesal sebab terlambat menyadari bahwa perkataan ayahnya tentang Tagon adalah benar. Tak punya pilihan, dengan berat hati, alih-alih memberi hallusiogen, dia (dengan juga permintaan ayahnya) meminumkan racun khas suku Hae kepada Mihol.

Taelha berjanji pada ayahnya untuk meneruskan misi suku Hae. Dia mengancam Tagon dengan fakta bahwa dirinya tengah mengandung anak Tagon sehingga Tagon sepatutnya memperlakukannya dengan baik.

Eunsom dan Ta Ya sudah saling menyukai sejak masih di Iark. Keduanya saling berjuang, saling merindukan, dan saling mendoakan. Namun, mereka terus terpisah dan tetap mengupayakan jalan bagi masing-masing.

Sedangkan Saya mulanya jatuh hati pada Saenarae, namun cinta pertamanya tersebut malah dibunuh oleh Taelha dan Hae Tuak. Pasca suku Wahan ditangkap dan dijadikan budak di Arthdal, Saya perlahan jatuh hati pada Tan Ya yang ditugaskan sebagai pelayan oleh Taelha di tempat Saya.

Dia juga membantu memuluskan jalan Tan Ya menjadi Pendeta Tinggi. Namun, hati Tan Ya masih tetap untuk Eunseom, sedangkan Saya menjadi semakin posesif terhadap Tan Ya.

Eunseom memutuskan untuk mulai membangun kekuatan dan kekuasaan sebelum kembali ke Arthdal dan menaklukkan wilayah musuhnya, Tagon, tersebut. Sedangkan Tagon, sesaat setelah dilantik sebagai Raja, telah merencanakan untuk menguasai wilayah Suku Ago. Sementara itu, Eunseom digadang-gadang sebagai orang berpengaruh di suku tersebut pasca diyakini sebagai reinkarnasi dari Inaishingi.

Asa Hon, ibu dari Eunseom dan Saya, sempat bermimpi bahwa kelahiran putra kembarnya merupakan sebuah sesuatu yang akan menjadi kutukan. Namun, dia bersikeras untuk tetap membesarkan mereka. Sayangnya, Saya ditemukan oleh Tagon dan dibawa serta dibesarkan secara diam-diam di Arthdal. Sedangkan Eunseom dibawa oleh Asa Hon hingga mencapai Iark.

Disanalah Asa Hon menemui ajal sesaat setelah menyadari bahwa Eunseom merupakan reinkarnasi dari Aramaun Haesulla dan memang telah ditakdirkan untuk tiba di Iark (tempat dimana keturunan Asa Sin, salah satu pendiri Arth tinggal) melalui Asa Hon sebagai perantara. Beberapa tahun kemudian, pasukan Daekhan dari Arthdal menyerang suku Wahan di Iark.

Ketika mengejar Eunseom yang mencoba menyelamatkan suku Wahan, Mubaek mulai menyadari bahwa kuda yang ditunggangi oleh Eunseom merupakan reinkarnasi dari Kaenmuri yakni kuda legenda yang tercepat dan terkuat, bahkan kuda musuh berbalik menjadi pengikutnya. Dengan kata lain, sang penunggang kuda tersebut merupakan reinkarnasi dari Aramun Haesulla, salah satu legenda pendiri Arth.

Rottip merupakan Neanthal yang diselamatkan oleh Asa Hon saat bayi ketika pasukan Daekhan menyerang wilayah suku Neanthal untuk membinasakan mereka. Rottip dan Asa Hon berpisah ketika Rottip berumur beberapa tahun. Asa Hon memilih untuk menuju dataran di bawah Tebing Tinggi Hitam untuk menyelamatkan diri, yakni Iark.

Ternyata, Rottip pun selamat hingga tumbuh dewasa. Pada epsiode lain, tepatnya "Part 3: Arth, The Prelude to All Legends", Rottip dan Yiseuroobeu bertemu secara tak sengaja dengan Eunseom, yang juga membuat Eunseom selamat dari terkaman beruang besar saat kabur di kawasan Jubinol pasca menyampaikan wasiat terakhir dari Sateunik untuk suku Momo.

Disanalah Rottip menyadari bahwa Igutu (campuran "Saram" dan "Neanthal") tersebut, Eunseom, merupakan putra dari Asa Hon dan Ragaz.

Pada "Part 2: The Sky Turning Inside Out", Rising Land, Rottip dan Yiseuroobeu (salah satu dari 5 Neanthal pria yang tersisa) datang ke rumah Harim untuk mengajak Nunbyeol (satu-satunya Nenthal wanita yang tersisa) ikut bersama mereka. Ada keinginan untuk melanjutkan garis keturunan Neanthal.

Namun, Nunbyeol menolak sebab ingin hidup sebagaimana saat ini bersama keluarga angkatnya. Kendati demikian, Nunbyeol masih ingin menjalin komunikasi dengan sesama sukunya tersebut. Yiseuroobeu bersedia dan mengatakan bahwa mereka bisa bertemu kembali.

Pasca menyampaikan wasiat Sateunik, yang ditangkap untuk dijadikan budak, Eunseom dan Ipsaeng malah nyaris dikejar oleh pasukan Daekhan. Di saat bersamaan, Xabara, pemimpin suku Momo, juga diburu oleh para pembelot.

Eunseom yang tak sengaja mendapati hal tersebut lantas menyelamatkan Xabara. Suku Momo yang dikenal kejam membalas dendam namun juga sangat membalas budi tersebut lantas mencari keberadaan Eunseom. Singkatnya, mereka membantu Eunseom selamat dari air terjun saat ritual pembuktian dirinya sebagai dewa Inaishingi oleh suku Ago.

Pada "Part 3: Arth, The Prelude to All Legends", Xabara, sang pemimpin suku Momo, menyatakan kesediaan sukunya untuk menyambut Eunseom kapanpun Eunseom membutuhkan mereka.

Saya dan Eunseom memiliki watak berkebalikan walaupun mereka terlahir kembar. Saya yang tak segan berbuat keji dan Eunsom yang pengasih. Polemik agaknya menjadi semakin pelik sebab keduanya malah menyukai satu gadis yang sama yakni Tan Ya. Tak hanya menyoal intrik politik, keduanya juga bersaing dalam memperebutkan Tan Ya. 

Mubaek, sang kesatria terkuat di Arthdal, agaknya merupakan tokoh yang sebenarnya cenderung memilih untuk bertumpu pada kebenarkan. Namun, situasinya juga tak mengenakkan sebab berada di bawah kekuasaan Tagon.

Di sisi lain, dia tahu bahwa Eunseom memilih harapan untuk membuat situasi menjadi lebih sepatutnya. Hingga akhir Season 1, Mubaek digambarkan masih mengumpulkan bukti-bukti terkait sesuatu yang selama ini tersembunyi.

Yangcha merupakan salah satu andalah dalam pasukan Daekhan. Dia dihukum untuk tak boleh bicara sebab kesalahannya di masa lalu. Namun, rincian tentang kesalahan tersebut tak terungkap hingga akhir Season 1.

Kendati demikian, masa lalu Yangcha mulai diperlihatkan melalui memorinya yang muncul saat berinteraksi dengan Tan Ya. Tepatnya, ketika Yangcha menduga-duga bahwa Tan Ya mampu membaca suara bathinnya. Mirip seperti Mubaek, arah koalisi Yangcha masih agak rancu. 

Itulah deretan teka-teki yang belum terpecahkan pada "Arthdal Chronicles" season 1. Siapa nih yang udah gak sabar dengan season 2?