[REVIEW] Suzume—Emosional dan Sarat Makna

Film terbaru karya Makoto Shinkai yang seru abis!

Film Suzume karya Makoto Shinkai telah resmi dirilis di Indonesia pada 8 Maret 2023. Film ini tentunya begitu diantisipasi mengingat anime-anime garapan Makoto Shinkai gak pernah gagal untuk memukau para penonton. 

Di Jepang sendiri, film yang juga berjudul Suzume no Tojimari ini telah terlebih dahulu tayang pada 11 November 2022. Pendapatan yang didapatkan dari film Suzume pun telah tembus hingga Rp1,6 triliun dan menjadi salah satu film anime terlaris sepanjang masa. Gak cuma itu saja, Suzume juga ditayangkan secara internasional dalam berbagai festival film dan meraih banyak penghargaan, nih. 

Melihat kesuksesan film ini, penulis sudah membuat review Suzume, mulai dari sinopsis, animasi, hingga musik yang disajikan. Apakah karya terbaru Makoto Shinkai ini worthy untuk ditonton? Yuk, kita simak selengkapnya!

1. Tema bencana jadi fokus utama cerita dalam Suzume

[REVIEW] Suzume—Emosional dan Sarat MaknaSuzume (dok. CoMix Wave Films/Suzume)

Layaknya dua film Makoto Shinkai sebelumnya, seperti Your Name. dan Weathering with You, Suzume juga memiliki cerita yang bertemakan bencana alam. Film ini berfokus pada seorang gadis SMA bernama Suzume Iwato. Karena tragedi masa kecilnya, Suzume kehilangan ibunya dan menetap bersama bibinya, Tamaki, di daerah selatan Kyushu, Jepang. 

Suatu hari, Suzume bertemu dengan Souta Munakata, seorang penjelajah yang mencari reruntuhan di daerah Suzume tinggal. Karena penasaran dengan Souta, Suzume menyusulnya ke daerah reruntuhan dan menemukan sebuah pintu misterius. Rasa penasarannya yang tinggi membuat Suzume membuka pintu tersebut dan menemukan sebuah tempat yang indah, tetapi tak bisa ia gapai. Ia juga tanpa sengaja melepaskan batu kunci berbentuk kucing dan kembali ke sekolah karena ketakutan. 

Tiba-tiba gempa bergemuruh, hanya Suzume yang dapat melihat bayangan berwarna merah menggeliat di langit. Suzume tersadar jika bayangan tersebut berasal dari reruntuhan yang ia datangi sebelumnya. Ketika kembali ke reruntuhan, Suzume mendapati Souta sedang berusaha menutup pintu dan membantunya. Berdasarkan cerita dari Souta yang notabene adalah seorang penutup, bayangan tersebut disebut cacing. Cacing yang keluar dan menghantam tanah akan membawa kehancuran besar jika pintu kedatangannya tidak dikunci. 

Masalah lain kembali muncul. Seekor kucing misterius bernama Daijin datang dan mengutuk Souta menjadi kursi. Karena keterbatasannya, Suzume kemudian membantu Souta menutup pintu yang tersebar di seluruh Jepang sekaligus memburu Daijin agar Souta kembali normal. 

Meski Makoto Shinkai menggunakan tema yang tergolong berulang dalam ketiga filmnya, bagi penulis, Suzume nyatanya lebih memperbanyak porsi konflik ketimbang terlalu fokus pada romansa para karakternya. Menonton film ini, penulis jadi teringat dengan film Children Who Chase Lost Voices yang juga digarap Makoto Shinkai. Film ini punya komposisi yang hampir mirip dengan Suzume. 

Pada paruh awal film, alur cerita Suzume dibuat gak bertele-tele dan langsung memberitahu penonton apa yang akan menjadi permasalahan sepanjang film. Meskipun begitu, film ini juga bukan tipikal yang sangat serius jadi masih diselipi beberapa adegan kocak yang menghibur. Overall, bagi penulis, Suzume memiliki kualitas cerita yang paling baik sejauh ini dari film-film karya Makoto Shinkai lainnya.

2. Perjalanan Suzume menjadi bagian paling berkesan sepanjang film

[REVIEW] Suzume—Emosional dan Sarat MaknaSouta (dok. CoMix Wave Films/Suzume)

"Aku takut dengan dunia di mana Souta tidak ada."

Penggalan kalimat yang diucapkan Suzume dalam film ini adalah favorit penulis. Film-film karya Makoto Shinkai seolah selalu memberikan pertanyaan pada penonton: apa yang bisa dilakukan untuk orang yang kita cintai? Itu pun muncul dalam film Suzume.

Ketertarikan Suzume pada Souta membuatnya membantu Souta untuk menutup seluruh pintu di Jepang. Perjalanan dadakan yang dilakukan Suzume pun cukup memberikan kesan yang mendalam. Setiap kali menghadapi kesulitan, Suzume ditolong oleh beberapa orang, mulai dari gadis seumurannya yang bernama Chika; Rumi dan dua anaknya; hingga Serizawa yang juga adalah teman Souta. Mereka memberi makanan, tempat untuk tidur, hingga tumpangan untuk Suzume tanpa pamrih. 

Selain pengembangan hubungan antarkarakter, perjalanan Suzume juga mengantarkannya kembali menelusuri jejak masa lalu ketika tragedi gempa bumi merenggut nyawa sang ibu. Sebagai salah satu penyintas, Suzume tak ingin tragedi gempa bumi menjadi alasan anak-anak sepertinya kehilangan orang yang mereka sayangi.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Film Suzume, Layak Diantisipasi!

3. Desain animasi memang juara, tetapi tak ada peningkatan

[REVIEW] Suzume—Emosional dan Sarat MaknaDaijin (dok. CoMix Wave Films/Suzume)

CoMix Wave Films selaku rumah produksi Suzume kembali menghadirkan desain dan animasi dengan kualitas yang tinggi. Setiap detail yang ada dalam film dibuat dengan sangat tepat. Ini membuat siapa pun yang menonton Suzume turut hanyut walaupun sekadar melihat latarnya. Belum lagi, pada bagian penghujung film, ada juga adegan aksi yang luar biasa keren.

Meski punya animasi dan desain yang indah, sayangnya tidak ada peningkatan signifikan atau pembeda yang unik dari film-film Makoto Shinkai sebelumnya. Menonton Suzume memberikan kesan yang sangat mirip dengan Your Name. dari segi desainnya. Namun, hal ini tentunya hanya pendapat pribadi penulis. Secara keseluruhan, animasi yang disuguhkan masih oke banget untuk ditonton!

4. Lagu-lagu dari Radwimps juaranya bikin film Suzume makin menarik

[REVIEW] Suzume—Emosional dan Sarat MaknaRadwimps (instagram.com/radwimps_jp)

Radwimps lagi-lagi mengisi musik dalam film Makoto Shinkai kali ini. Setelah sukses mengiringi film Your Name. dan Weathering with You, Radwimps kembali mengisi lagu untuk film Suzume bersama dengan Toaka. Lagu yang berjudul "Suzume" memberikan kesan yang misterius sekaligus dramatis untuk film ini. Selain "Suzume", lagu "Kanata Haruka" juga menjadi favorit penulis selama film ini berlangsung. 

Ada banyak insert song lainnya yang dikomposisi oleh Radwimps dalam film Suzume. Lagu-lagu yang ada pun tak pelak menciptakan eargasm tersendiri bagi penonton dan semakin memberi kesan indah untuk film ini. Makin cinta, deh, sama Radwimps!

5. Bagi Makoto Shinkai, Suzume adalah perjalanan untuk melepaskan

[REVIEW] Suzume—Emosional dan Sarat MaknaSuzume (dok. CoMix Wave Films/Suzume)

Tak seperti dua film sebelumnya yang lebih terkesan fiksi, alur cerita Suzume didasari dari peristiwa gempa Tohoku yang mengguncang Jepang pada 2011 lalu. Alih-alih menggunakan latar di 1 atau 2 tempat saja, Makoto Shinkai memilih perjalanan menyusuri kota-kota di Jepang untuk film Suzume. 

"Nyatanya, ada banyak remaja di antara penonton dan menurut saya mereka merasakan hal yang sama. Satu tahun dari sekarang, dua tahun dari sekarang, jarak dari bencana akan semakin jauh. Di sisi lain, beberapa orang, seperti Suzume, masih memiliki ingatan dan pengalaman yang jelas. Umur Suzume dan putriku tidak terpaut jauh. Dengan membuat cerita seperti Suzume, jika kita bisa menghubungkan penonton remaja dengan dunia 11 tahun lalu dalam bentuk hiburan, itu akan menjadi pekerjaan bermakna yang hanya bisa kita pikirkan." (Makoto Shinkai).

Suzume tak hanya menyentuh penonton dengan animasi dan lagu yang indah, tetapi juga alur cerita emosional dan sarat makna. Banyak penggemar yang beranggapan jika Suzume memiliki kualitas yang sama dengan Your Name. dan Weathering with You, padahal sama sekali tidak. Dengan tema yang sama, Suzume punya keunikan cerita tersendiri yang tidak dimiliki dalam dua film Shinkai sebelumnya. Untuk Suzume, film ini layak banget dapat skor 4,5/5 dari penulis. Apabila kamu belum menonton Suzume, film ini masih bisa kamu tonton di bioskop terdekat, nih. Apakah kamu sudah gak sabar turut serta dalam petualangan Suzume?

https://www.youtube.com/embed/FVU0zESXS5c

Baca Juga: 9 Seiyu Suzume no Tojimari, Ada Seiyu Taki dari Your Name.

Trisnaynt Photo Verified Writer Trisnaynt

(~ ̄³ ̄)~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya