[REVIEW] Tokyo 24th Ward—Menyelamatkan Kota Berkat Bisikan Masa Depan

Anime orisinal dari studio CloverWorks, nih!

Segera setelah cuplikan dari anime Tokyo 24th Ward dirilis, penulis memang sudah tertarik karena anime ini karena memiliki visual yang unik dan cerah. Anime orisinal dari CloverWorks ini menjadi salah satu anime yang sayang banget untuk dilewatkan, apalagi karena anime ini juga sudah merampungkan penayangannya. 

Tokyo 24th Ward pertama kali dirilis pada tanggal 5 Januari 2022 dan memiliki dua belas episode. Anime ini menyajikan cerita tentang tiga orang sahabat yang tiba-tiba mendapatkan telepon misterius dan diminta untuk membuat pilihan terbaik demi mengubah masa depan. Setelah menyelesaikan episode terakhirnya, kali ini penulis akan memberikan ulasan mengenai anime ini nih. Yuk, kita simak review Tokyo 24th Ward di bawah!

1. RGB mendapatkan telepon misterius dari seorang teman lama yang berharga

[REVIEW] Tokyo 24th Ward—Menyelamatkan Kota Berkat Bisikan Masa DepanRan, Shuta, dan Kouki mendapatkan panggilan dari Asumi. (dok. CloverWorks/Tokyo 24th Ward)

Berlatar di sebuah distrik dekat Kota Tokyo yang disebut Distrik 24, tiga orang sahabat, yaitu Shuta Aoi, Ran Akagi, Kouki Suidou, sering disebut sebagai RGB karena warna rambut dan kekompakan mereka. Sedari kecil, mereka bertiga selalu bermain bersama dengan adik Kouki yang bernama Asumi dan anak pemilik kedai Okonomiyaki bernama Mari. 

Karena rasa keadilannya yang cukup tinggi, Shuta bermimpi untuk menjadi pahlawan. Dengan dukungan dari teman-temannya, mereka pun mulai melakukan banyak hal, salah satunya merenovasi SD Takara agar tidak dirobohkan oleh pemerintah. Sayangnya, dalam proses untuk merenovasi, kebakaran menghanguskan sekolah tersebut dan menewaskan Asumi. 

Setahun berlalu dari kejadian tersebut, RGB berpisah dan melakukan kegiatan secara individu. Shuta membantu orangtuanya mengelola toko roti dan meninggalkan impiannya sebagai pahlawan; Kouki menjadi pemagang di kepolisian kota yang disebut SARG; dan Ran memimpin organisasi bernama DoRed yang kerap memenuhi banyak tempat dengan seni grafiti. Mereka bertiga bertemu kembali untuk memperingati setahun kematian Asumi.

Setelah pemakaman, ketiganya menerima sebuah telepon yang anehnya berasal dari Asumi. Melalui telepon, Shuta, Ran, dan Kouki melihat sekilas bencana yang akan terjadi di masa depan. Asumi memberikan mereka dua pilihan yang dapat mengubah masa depan. Sayangnya, kematian selalu ada dalam kedua pilihan yang ditawarkan Asumi. 

Dari segi cerita, Tokyo 24th Ward memiliki cerita yang seru dan menarik dengan sentuhan sci-fi berpadu dengan action. Distrik 24 yang modern memanfaatkan teknologi bernama Hazard Cast untuk mencegah bencana dengan memberitahukan rinciannya kepada penduduk. Namun, yang namanya bencana tak selalu bisa diatasi dengan sangat sempurna, beberapa di antaranya bisa saja menelan korban jiwa. Dengan kehadiran Asumi yang misterius setelah kematiannya, berbagai bencana yang terjadi bisa diatasi oleh RGB meskipun mereka tak sepenuhnya menggunakan pilihan Asumi. Shuta, Ran, dan Kouki memilih membuat opsi ketiga dengan tidak perlu ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Penyelesaian masalah dan pengembangan cerita dalam anime ini pun dibuat cukup masuk akal meskipun anime ini diawali dengan agak membosankan. Anyway, pertengahan hingga akhir cerita mulai terasa seru, kok, karena serpihan-serpihan cerita akhirnya menyatu layaknya puzzle yang utuh.

2. Shuta, Ran, dan Kouki bersatu kembali setelah persahabatan mereka hampir kandas

[REVIEW] Tokyo 24th Ward—Menyelamatkan Kota Berkat Bisikan Masa DepanKouki, Ran, dan Shuta berdebat tentang misteri panggilan dari Asumi. (dok. CloverWorks/Tokyo 24th Ward)

Trio RGB jadi tidak pernah berkomunikasi setelah kematian Asumi. Jika Shuta hanya mengelola toko roti orangtuanya dan menjalani kehidupan yang terbilang normal, beda lagi dengan Ran dan Kouki yang terpaksa bertolak belakang karena profesi mereka. Kouki menjadi anak magang di unit kepolisian SARG yang pekerjaannya menindak tegas penjahat yang berkeliaran di Distrik 24. Perhatian SARG pun tak luput tertuju pada Organisasi DoRed yang gemar mencorat-coret gedung untuk membuat seni grafiti. Sementara itu, pemimpin dari DoRed tak lain adalah Ran. 

Karena hal ini, RGB kerap berselisih untuk membuat keputusan setelah diberi pilihan oleh Asumi. Hubungan ketiganya menjadi putus nyambung karena perbedaan perspektif dalam menghadapi bencana. Ada saatnya kerja sama RGB menjadi sangat bagus, tetapi ada saatnya juga mereka menyesal dengan pilihan yang mereka buat. Meskipun begitu, ketiganya selalu bersatu kembali untuk menyelesaikan masalah.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Anime tentang Kehidupan Gangster, Penuh Aksi!

3. Desain grafik yang unik dibuat secara orisinal oleh CloverWorks

[REVIEW] Tokyo 24th Ward—Menyelamatkan Kota Berkat Bisikan Masa DepanAsumi terjebak kebakaran di SD Takara. (dok. CloverWorks/Tokyo 24th Ward)

Tokyo 24th Ward menjadi salah satu anime orisinal dari CloverWorks. Gak mengherankan, desain para karakter dalam anime ini memang dibuat begitu menonjol dan sesuai dengan kepribadian mereka. 

Di lain sisi, animasi dan adegan aksi dalam anime Tokyo 24th Ward juga gak mengecewakan sama sekali, lho. Justru, adegan yang menegangkan dibuat dengan sangat apik berkat tempo animasi serta gerakan yang mulus. Uniknya lagi, beberapa adegan dialog antar karakter yang dibuat layaknya pop-up seperti komik sehingga menambah keunikan dalam anime ini.

4. Survive Said the Prophet mengisi lagu pembuka anime Tokyo 24th Ward

https://www.youtube.com/embed/RolH6t8NOro

Dengan lagunya yang berjudul "Paper Sky", rock band Survive Said the Prophet mengisi lagu pembuka untuk anime Tokyo 24th Ward. Lagu ini berhasil membuat penulis tertarik karena beat-nya yang bersemangat dan terasa spesial berkat perpaduan rock dan pop di dalamnya. 

Selain lagu pembukanya cukup asyik untuk mengawali cerita, lagu penutup pun gak kalah enak untuk didengar, nih. Untuk lagu penutup, para seiyu dari karakter Shuta, Ran, dan Kouki membawakan lagu berjudul "255, 255, 255". Junya Enoki, Yuuma Uchida, Kaito Ishikawa tampaknya berhasil membawakan lagu yang bernada kalem ini dengan cukup baik sehingga terdengar enak di telinga penonton.

5. Produksi dari anime Tokyo 24th tidak dikerjakan secara maksimal

[REVIEW] Tokyo 24th Ward—Menyelamatkan Kota Berkat Bisikan Masa DepanAsumi Suidou (dok. CloverWorks/Tokyo 24th Ward)

Anime yang disutradarai oleh Naokatsu Tsuda ini bisa saja menjadi salah satu anime yang menarik bagi para penonton di periode musim dingin 2022 lalu. Meskipun memiliki alur cerita yang bagus, produksi dari anime ini belum dilakukan dengan maksimal. Pada periode musim dingin 2022 ini, CloverWorks memiliki tiga proyek anime dan Tokyo 24th Ward adalah yang paling terakhir diumumkan. 

Kiminori Itō selaku chief animation director anime ini juga mengeluhkan bagaimana proses animasi dalam Tokyo 24th Ward digarap dengan banyak keterlambatan dan banyaknya gangguan animasi. Bahkan anime ini sempat menunda penayangan episode tujuh selama seminggu. 

Anime Tokyo 24th Ward memiliki alur cerita yang menarik, desain yang unik, dan lagu yang catchy. Penulis yakin anime ini bisa menarik banyak penonton jika pihak produksi memberikan lebih banyak waktu dan perhatian dalam menggarap anime ini. 

Overall, Tokyo 24th Ward layak mendapatkan skor 3,5/5 dari penulis. Apakah kamu sudah menonton anime orisinal dari CloverWorks ini?

https://www.youtube.com/embed/K-VFdafbZ7s

Baca Juga: [REVIEW] The Rising of the Shield Hero—Petualangan Pahlawan Terlemah

Trisnaynt Photo Verified Writer Trisnaynt

(~ ̄³ ̄)~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya