Wawancara Harris J: Saya Hanya Ingin Membuat Musik tentang Iman Saya

- Harris J merasa kelelahan saat mencapai usia 20-21 tahun setelah bekerja selama 5 tahun dalam industri musik.
- Pandemik COVID membantu Harris J melewati masa-masa melelahkan dengan memberinya waktu untuk diri sendiri.
- Harris J memilih membuat musik tentang imannya karena merasa bahwa musik adalah bahasa yang kuat dan imannya adalah cara hidup yang paling sempurna.
Jakarta, IDN Times - Setelah membicarakan tentang Indonesia dan lagu cinta terbarunya, "Hayati," yang bisa kamu baca di artikel-artikel sebelum ini, saya mulai mempertanyakan hal-hal yang lebih serius pada Harris J. Penyanyi asal London ini sudah begitu lama menjalani kariernya di industri musik, meski usianya baru 28 tahun. Memulai sejak masih remaja, Harris J tak menampik kehilangan sejumlah momen penting dalam hidupnya sebagai anak muda biasa.
Harris tak perlu berpikir lama untuk menceritakan apa saja yang sudah ia lalui selama ini. Dengan terbuka, sang penyanyi membagikan pikiran mendalamnya tentang apa yang ia lewatkan, melelahkan, bahkan mengharukan selama menapaki jalur musik religinya.
Berikut kutipan lengkap wawancara saya dan Harris J tentang karier musiknya di kantor IDN pada Senin (4/8/2025).
1. Mari kita bicara tentang karier yang kamu mulai sejak remaja. Kapan momen paling melelahkan sebagai artis muda?
Momen paling melelahkan? Saya rasa ketika mencapai usia sekitar 20-21 tahun, saya mulai merasa sedikit kelelahan. Saya bekerja dari usia, mungkin, 16 tahun untuk musik saya. Album pertama yang saya rilis, saya berusia 18 tahun. Dan, ya. Saat saya mencapai usia 21 tahun, saya rasa saya sudah bekerja selama 5 tahun.
Dan, dalam 5 tahun itu, semua orang seusia saya menyelesaikan SMA dan melanjutkan kuliah. Mereka melakukan banyak hal yang membantu mereka berkembang dengan cara lain. Berbeda dari perkembangan saya.
Saya memang mengalami kemajuan dalam karier dan saya mendapatkan banyak pengalaman hidup yang baik, karena saya sering traveling. Saya belajar banyak dari berbagai budaya dan saat traveling, kita belajar banyak tentang dunia.
Tapi, saya juga melewatkan banyak hal normal yang orang lain alami, yang membuat mereka dewasa dengan cara yang tidak saya dapatkan dan saya menyadari hal itu. Saya pikir itu membuat saya merasa sedikit kelelahan dan ya. Jadi, mungkin sekitar usia 21, saya rasa.
2. Lalu bagaimana kamu melewati masa-masa melelahkan itu?

Jadi, sebenarnya COVID sedikit membantu, karena itu memperlambat saya. Ketika COVID terjadi, saya berusia sekitar 22, 23 tahun. Dan, saya harus berhenti bekerja sebentar. Saya tinggal di rumah selama sekitar hampir setahun. Dan, itu sangat membantu saya.
Saya tidak mengatakan COVID adalah masa yang baik karena itu adalah masa yang buruk bagi banyak orang. Banyak orang kehilangan orang yang dicintai dan sebagainya. Tapi, Alhamdulillah, bagi saya, saya bisa mengambil manfaat dari masa-masa itu. Dan, setelah itu, saya merasa jauh lebih nyaman. Ya.
Jadi, kamu bisa menjalani waktu untuk diri sendiri?
Pada dasarnya, ya.
3. Musik kamu selalu bercerita tentang kepercayaan dan hubunganmu dengan Tuhan. Mengapa kamu memilih topik ini?
Awalnya?
Ya.
Awalnya, saya masih kecil. Saya hanya ingin keluar dari dunia yang saya tinggali. Sejujurnya, itu bukan sesuatu yang terlalu mendalam. Saya belum cukup dewasa untuk memiliki hubungan yang mendalam dengan iman saya. Saya menyukainya, tentu saja. Saya selalu mencintai Islam. Dan Islam selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup saya.
Tapi, saya tidak melakukan hal-hal dengan mentalitas seperti itu (waktu kecil). Saya tidak punya alasan yang kuat di baliknya. Tapi kalau sekarang, semuanya sangat berbeda.
Sekarang, hanya itu yang ingin saya lakukan. Saya hanya ingin membuat musik tentang iman saya, karena saya merasa, pertama-tama, musik adalah bahasa yang sangat kuat. Dan iman saya adalah cara hidup yang paling sempurna. Jadi, dengan menggabungkan keduanya, saya harap bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa.
Jadi, (musikmu) tidak akan berubah di masa mendatang?
Tidak. Tidak.
4. Lagu mana di EP Revival ini yang buat kamu paling personal?

Mungkin, "Oh Allah." Saya banyak berbicara tentang rahmat Allah dan itulah bagian utama dari kebangkitan (revival) saya. Dalam hal kebangkitan pribadi saya. Tentu saja, EP ini berjudul Revival dan ada beragam aspek dari kebangkitan saya yang ingin saya nyanyikan dan buatkan lagunya.
Namun, bagian paling personal dari kebangkitan saya, yang terhubung dengan Tuhan, adalah melalui rahmat-Nya. Saya harus membiarkan diri saya benar-benar memahami dan memaksa diri saya untuk memahami fakta bahwa rahmat Allah sungguh tak terbatas. Dan selama bertahun-tahun, saya merasa terlalu malu untuk berpaling pada-Nya.
Karena, saya merasa, siapa yang mau duduk bersama saya setelah mengetahui apa yang telah saya lakukan? Seperti, entitas apa, makhluk apa, yang akan menerima saya kembali setelah saya mengkhianati mereka sebanyak itu? Namun, ketika saya belajar untuk percaya bahwa rahmat Allah tak terbatas, itu memberi saya kesempatan kedua.
Dan, itu memberi saya kebangkitan, secara harfiah. Dan, itulah yang saya nyanyikan dalam "Oh Allah," kau tahu? Dan, saya harap orang-orang mengerti itu, ya.
5. Apakah kamu ingat pesan yang menyentuh hati dari para penggemar tentang musik kamu?
Banyak sekali yang luar biasa. Banyak sekali kisah yang luar biasa. Kau tahu, ketika saya mendengar beberapa kisah yang dibagikan orang-orang tentang bagaimana musik saya memengaruhi mereka, rasanya seperti tidak nyata.
Rasanya seperti saya mengalami sindrom penipu. Sejujurnya, saya merasa mereka tidak mungkin berbicara tentang saya. Bagaimana bisa apa yang saya katakan memengaruhi kalian seperti ini?
Saya sangat bahagia dan beruntung bisa menjadi bagian dari perjalanan hidup orang lain. Dan, sejujurnya, saya melihat diri saya sebagai batu loncatan bagi seseorang untuk mencapai tempat yang lebih baik, karena saya sama sekali tidak melihat diri saya sebagai tujuan akhir bagi siapa pun.
Jika mereka bisa menggunakan saya untuk lebih dekat dengan Allah, untuk mencapai tempat yang lebih baik, maka saya bahagia. Tapi, mereka perlu berkembang dari saya ke tempat yang lebih baik, pada dasarnya, karena saya bukan siapa-siapa. Masih banyak lagi yang lebih dari saya.
Ada peluang yang sangat besar bagi mereka untuk lebih dekat dengan Allah, bahkan selain lewat musik saya, kan. Pertama dan terutama, firman Allah, Alquran. Kalian akan mendapatkan jauh lebih banyak manfaat dengan mendengarkan dan membaca Alquran daripada mendengarkan musik saya.
Jadi, gunakan musik saya untuk menciptakan perasaan awal, mungkin semacam perasaan terhadap Allah, karena musik itu kuat. Lalu, pergilah ke Alquran dan bacalah kitab Allah, maka kalian akan benar-benar merasa dekat dengan-Nya.
Harris J tersenyum mengakhiri penjelasannya. Namun, pertanyaan saya masih berlanjut dan tunggu di artikel selanjutnya, ya.