Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita Yandy Laurens di Balik Proses Adaptasi Film 1 Kakak 7 Ponakan

Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)
Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)

Surabaya, IDN Times - Yandy Laurens mengadaptasi sinetron 1 Kakak 7 Ponakan (1996) yang disutradarai oleh Arswendo Atmowiloto. Film ini tayang di bioskop Indonesia sejak Kamis (23/1/2025).

Selain menyutradarai 1 Kakak 7 Ponakan (2025), Yandy Laurens juga menulis sendiri naskah film layar lebar ini. Melalui wawancara khusus dengan IDN Times, Yandy spill proses mengadaptasi karya sinetron populer menjadi film berdurasi 2 jam 11 menit.

Sebagai seorang ayah dua anak, sutradara asal Makassar ini mengaku dekat dengan tema dari film 1 Kakak 7 Ponakan (2025). Simak selengkapnya #COD (Cerita Orang Dalam) bersama Yandy Laurens berikut ini.

1. Judul unik dan kisah relate jadi alasan Yandy adaptasi 1 Kakak 7 Ponakan

Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)
Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)

Yandy Laurens ungkap alasan tertarik mengadaptasi sinetron 1 Kakak 7 Ponakan (1996) menjadi film layar lebar. Selain judul yang unik, ternyata sinetron ini adalah satu-satunya karya Arswendo Atmowiloto yang tidak diadaptasi dari mana pun.

"Awalnya karena dengar judulnya unik. Konon katanya satu-satunya IP Mas Wendo (Arswendo Atmowiloto) yang tidak punya literasi arsip, langsung sinteron gitu. Mas Wendo tidak menulis cerita ini dari novel," mulai Yandy Laurens.

Sutradara dan penulis naskah ini mengaku memiliki kedekatan dengan tema fatherhood yang disajikan. Bisa dilihat dari film-filmnya yang mayoritas bertema keluarga.

"Saya ayah dua anak dan saya menikmati sekali rasanya jadi ayah. Jadi begitu tahu jantung ceritanya fatherhood, ya saya merasa punya kedekatan," ungkapnya.

Film ini semakin menarik karena menyoroti sandwich generation dari perspektif ayah. Setiap selesai menulis naskah, Yandy mengaku hatinya selalu terasa penuh.

"Tiap kali saya keluar dari ruangan kerja, hati saya terasa penuh gitu. Kayak perasaan penonton yang sekarang bilang Moko green flag sekali, dia baik sekali. Itu perasaan yang persis selalu saya dapatkan setiap kali habis nonton sinetronnya," lanjut lulusan Institut Kesenian Jakarta ini.

2. Butuh waktu 9,5 bulan untuk menulis naskah 1 Kakak 7 Ponakan

Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)
Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)

Untuk mengadaptasi 1 Kakak 7 Ponakan (1996), cara pertama yang Yandy lakukan adalah menonton sinetronnya terlebih dahulu. Setelah itu, ia mencoba mencari jantung cerita yang ingin disampaikan kreator sebelumnya. 

"Nonton ada 60 episode, ngintip 1, 2, 3 keterusan, akhirnya habis. Saya percaya bahwa adaptasi itu, apa pun alih mediumnya, yang harus ditangkap oleh si pengadaptasi adalah jantung cerita atau alasan utama kenapa kreator aslinya mau menceritakan hal ini," tutur Yandy kepada IDN Times.

Pemenang Piala Citra untuk Skenario Asli Terbaik di Festival Film Indonesia 2024 ini membutuhkan waktu 9,5 bulan untuk menulis naskah 1 Kakak 7 Ponakan (2025). Bahkan ia masih menulis saat syuting berlangsung.

"Development enam bulan dimana saya menulis sebelum ada pra produksi. Kemudian kita pra produksi tiga bulan gitu, selama pra produksi saya masih nulis. Jadi kira-kira sembilan bulan dan syuting 18 hari. Ya, mungkin sama libur-liburnya 9,5 bulan," jelas Yandy.

3. Hanya karakter Kak Agnes, Mas Atmo, dan Mas Eko yang sudah tergambar sejak tahap penulisan naskah

Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)
Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)

Mayoritas karakter yang muncul di film 1 Kakak 7 Ponakan (2025) ditemukan Yandy saat proses casting. Hanya tiga karakter yang sudah terbayang sejak tahap penulisan naskah.

"Belum, semuanya terbentuk setelah proses casting, kecuali Kak Agnes, Mas Atmo, Mas Eka," ucap alumni jurusan Film dan Televisi ini.

Sementara itu, karakter Moko (Chicco Kurniawan) dan Maurin (Amanda Rawles) sudah terpilih sejak tahap development, sebelum pra produksi. Alasannya untuk menyesuaikan jadwal mereka.

"Moko dan Maurin bahkan harus dipilih dari tahap development. Karena dalam proses produksi, pemeran utama wanita dan pemeran utama pria yang jadwalnya akan paling banyak," tambahnya.

4. Alur dan karakter Ima dibuat berbeda dari versi sinetron

Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)
Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)

Mengadaptasi sinetron 50 episode berdurasi masing-masing 30 menit menjadi film selama 2 jam 11 menit bukan hal mudah. Yandy harus cermat memilah konflik, alur, hingga karakter yang muncul.

"Karena serialnya ada 60 episode. Jadi pasti ada yang gak masuk," singkat Yandy.

Perbedaan yang paling signifikan adalah penggambaran dan usia karakter Ima. Di sinetron, karakter Ima memiliki usia yang tidak jauh berbeda dengan Nina, serta memiliki kondisi sindaktili alias tiga jarinya menempel.

"Saya berpikir, butuh bagaimana ya seseorang bisa punya hati ayah? Ya dia harus membesarkan Ima. Akhirnya saya pikir Ima harus jadi bayi," cerita pemilik akun Instagram @yndlaurens ini.

Yandy memutuskan untuk mengubah penggambaran Ima agar tidak perlu menyuguhkan konflik Moko yang kesulitan membiayai operasi keponakannya itu. Maka dari itu, ia melakukan sedikit penyesuaian sebelum naskah final.

"Setelah melihat bentuk skrip filmnya panjang, rasanya gak akan cukup terlalu banyak masalah gitu. Akhirnya pilih salah satu masalah utamanya Mas Eka, dulu diperankan Derry Drajat yang memang jadi sumber masalah rumah itu," jelasnya.

5. Kata Yandy Laurens soal potensi sekuel film 1 Kakak 7 Ponakan

Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)
Yandy Laurens (dok. Pribadi/Yandy Laurens)

Sampai artikel ini dirilis, film 1 Kakak 7 Ponakan (2025) sudah mengantongi sekitar 500 ribu jumlah penonton. Antusias penonton terhadap film ini juga cukup tinggi.

Tak sedikit penonton yang bertanya-tanya soal potensi sekuel dari 1 Kakak 7 Ponakan (2025). Kepada IDN Times pada Selasa (28/1/2025), Yandy Laurens buka suara.

"Saya pribadi belum memikirkan apa-apa sih. Karena hal-hal seperti itu biasanya keputusan dari Pak Lavesh, Pak Manoj, dan Pak Deepak di Mandela Pictures. Jadi belum kepikiran apa-apa tentang hal itu," tutup Yandy.

1 Kakak 7 Ponakan (2025) dianggap relate oleh mayoritas penonton yang menyaksikan. Kekuatan film ini adalah akting para pemain dan dialog yang mereka sampaikan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aulia Supintou
Indra Zakaria
Aulia Supintou
EditorAulia Supintou
Follow Us