Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wawancara Mocca, Band 2000-an yang Eksis Terus hingga Kini

potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Bandung, IDN Times - Mocca baru-baru ini menjadi penampil di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley hari kedua pada Minggu (5/8/2024). Dalam kesempatan tersebut, tim IDN Times mendapat kesempatan untuk mewawancarai mereka di belakang panggung.

Arina Ephipania cs menceritakan banyak hal, mulai dari lagu Mocca yang paling personal, perbedaan manggung dulu dan sekarang, hingga lagu kekinian yang terakhir didengar. Di samping itu, Mocca juga kompak mengungkap kerinduan terhadap band Naif. Wah, ada sejarah apa di balik kerinduan tersebut, ya?

1. Happy! ternyata jadi lagu yang paling personal bagi Arina Ephipania

potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Di antara sekian banyak album dan lagu-lagu Mocca yang telah dirilis, sang vokalis, Arina Ephipania, menyebut lagu "Happy!" sebagai lagu yang paling personal baginya. Lagu ini juga sempat booming pada masanya, karena merupakan original soundtrack (OST) film Untuk Rena (2005) yang dibintangi Maudy Ayunda. Arina menceritakan, lagu "Happy!" pernah menyelamatkannya yang sedang dalam kondisi down kala merantau di luar negeri. 

"Saya dulu pernah down banget, ketika lagi hidup merantau ke luar negeri. Suatu hari saya putar album Mocca. Terus saya dengar lagu itu, terus saya senang lagi," kata Arina Ephipania kepada IDN Times di Bandung.

2. Tantangan yang dihadapi selama eksis di industri musik Tanah Air

potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Gak terasa, pada November 2024 ini Mocca akan merayakan ulang tahun ke-25. Berhasil eksis dari generasi ke generasi, ternyata Mocca juga berjibaku dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang dari masa ke masa yang mengharuskan mereka untuk tetap update.

"Tantangannya adalah teknologi yang terus berjalan. Kita tuh hidup dari era kaset, ke CD, ke MP3, ke Stafaband, mulai DVD, apa-apa sampai sekarang digital streaming. Nah, itu tuh, kita harus bergerak dan tetap update. Itu lumayan hassle untuk band tua seperti kita, hehehe," ungkap Riko Prayitno, gitaris Mocca.

3. Ungkap perbedaan manggung dulu dan sekarang

potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Arina dan Indra Massad, drummer Mocca, sepakat kalau manggung di masa sekarang lebih enak. Pasalnya, karena jam terbang yang sudah banyak, mereka jadi lebih tenang dan luwes saat tampil.

"Mungkin zaman dulu jam terbangnya belum banyak, sekarang udah. Jadi kalau manggung otomatis jadi lebih tenang dan luwes. Dulu saya selalu bingung, gimana cara mengisi kekosongan," pungkas Arina.

Sementara Riko Prayitno menyebut, sangat merasakan perbedaan manggung dari segi teknis yang kini semakin canggih.

"Yang paling berasa dari segi teknis. Teknis sekarang jauh lebih bagus. Parah! Dulu kayaknya monitor tuh, kadang nyala kadang enggak. Kalau sekarang ada in-ear. Jadi udah sangat canggih," ucap sang gitaris.

4. Kompak sebut Naif sebagai band era 2000-an yang paling dirindukan untuk manggung lagi

potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Retropolis, penggemar Naif, mana suaranya? Diam-diam ternyata Mocca juga merindukan Naif sebagai band era 2000-an yang mereka harapkan bisa manggung lagi, lho. Menurut Riko, mereka memiliki persamaan dari segi musik yang berbeda.

"Karena Mocca ada gara-gara Naif. Kita kan, tahun 2000-an itu, lumayan aneh, ya. Maksudnya karena kayak, musik kayak kita siapa sih yang dengerin? Nah, tiba-tiba muncul Naif di radio. Wah, ada orang aneh, nih, kayak kita," ucap Riko.

Karena merasa memiliki persamaan dengan Naif, Mocca pun jadi lebih percaya diri untuk memperkenalkan warna musik mereka. 

"Di situ mulai ada harapan bahwa oh ternyata musik yang gak mainstream tuh, punya, lho, tempatnya."

5. Lagu kekinian yang terakhir didengar oleh para personel Mocca

potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
potret Mocca di GAIA Music Festival: Jazz in the Valley (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Meski merupakan band senior, para personel Mocca ternyata tak menutup diri untuk mendengarkan lagu-lagu kekinian yang lagi hit. 

Kalau Riko Prayitno diam-diam menyukai lagu "Gala Bunga Matahari" yang menyayat hati milik Sal Priadi, maka Toma Pratama, bassist Mocca, justru mendengarkan lagu "Terbuang Dalam Waktu" yang merupakan lagu baru Barasuara. Ada yang sama?

Berhasil memancing rasa penasaran, Arina dan Indra Massad justru menyebut mereka banyak mendengarkan lagu terbaru Mocca yang belum dirilis.

"Lagu Mocca yang paling baru," kata Indra yang langsung disetujui oleh Arina. 

Yups! Diam-diam, Mocca kini sedang mempersiapkan karya terbaru dalam rangka merayakan ulang tahun mereka yang ke-25. Sebelumnya, Mocca juga sempat membeberkan bahwa mereka juga akan menampilkan kolaborasi spesial. Bikin penasaran banget, kan?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
Rani Asnurida
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us