Yuk, Nostalgia Bersama 6 Anime Terbaik Karya Masami Kurumada

Saint Seiya menceritakan kisah sekelompok pemuda yang mengorbankan jiwa raga mereka untuk melindungi Athena, Dewi Kebijaksanaan dan Perang. Orang-orang ini mampu bertarung dengan tangan kosong, ayunan tinju mereka sanggup merobek langit dan membelah bumi. Para ksatria pemberani ini dikenal sebagai Saints, yang dapat memanggil kekuatan Cosmo dari dalam diri mereka. Satu dari Saints tersebut adalah Seiya, pemuda yang bersemangat, berjuang untuk mendapatkan armor suci Pegasus dengan mengikuti pertarungan antar ksatria. Enam tahun kerja kerasnya terbayar oleh kemenangan dan kini Seiya harus melaksanakan tugas barunya sebagai seorang Saints Athena.

Anime Saint Seiya bisa dibilang adalah masterpiece dari Masami Kurumada. Serial ini meraih rangking ke-25 dari seratus serial televisi paling populer abad 20. Saint Seiya memenangkan penghargaan Anime Grand Prix yang diadakan oleh Animage pada tahun 1987. Serial ini dinobatkan sebagai satu dari fenomena terbesar era 1980-an. Saint Seiya sempat tayang beberapa kali di stasiun televisi nasional kita di awal tahun 1990-an dan sukses menarik perhatian pemirsa di tanah air.

Saint Seiya The Lost Canvas menceritakan kisah perang suci dari mitologi kuno, di mana Athena dan Hades saling berhadapan satu sama lain,  perang ini terus berulang setiap rentang 200 tahun. Berlatar belakang sebuah desa kecil di Eropa, 243 tahun silam sebelum episode Saint Seiya. Tiga bocah kecil yaitu Tenma, Alone dan Sasha dulunya pernah menjalani masa kecil yang bahagia di panti asuhan bersama-sama. Kini Tenma dewasa memutuskan pergi ke Sanctuary untuk menjadi seorang Saints. Di sanalah dia bertemu kembali dengan Sasha yang ternyata adalah reinkarnasi dari Athena. Sedangkan Alone, yang baik hati dan lemah lembut justru terpilih menjadi tubuh reinkarnasi Hades, musuh Athena. Ketiga sahabat ini harus melalui takdir yang pedih diantara mereka sebagai kisah pembuka dari episode utama Saint Seiya.

Anime ini merupakan prekuel sekaligus spin-off dari franchise Saint Seiya. Meskipun tidak menampilkan Seiya sebagai tokoh utama, namun Saint Seiya The Lost Canvas menuai respons yang positif dari kalangan kritikus anime. Serial ini dinilai dapat dinikmati oleh pemirsa yang sama sekali tidak punya pengetahuan mengenai Saint Seiya. Selain itu, Saint Seiya The Lost Canvas juga diingat oleh kalangan luas karena kualitas animasinya yang sangat indah, terutama saat adegan pertempuran.

Fuuma no Kojirou berkisah tentang SMA Hakuo, sekolah yang dianggap prestisius dan terkenal akan seni bela dirinya, kini diambang kehancuran karena banyak siswa unggulannya dipaksa pindah ke SMA Seishikan. SMA Seishikan ternyata menggunakan cara licik, mereka mempekerjakan klan ninja Yasha yang tidak segan mencederai siswa SMA Hakuo agar mau pindah sekolah.

Mengetahui reputasi sekolahnya mulai menurun, kepala sekolah Hakuo mengutus Kojiro dari klan ninja Fuma untuk melindungi sekolahnya dari gempuran Seishikan. Ini menjadi awal petualangan Kojiro dalam pertarungan melawan klan Yasha yang merupakan rival terberat dari klan Fuma, sekaligus menyeret Kojiro kepada permasalahan baru, yaitu pemberontakan kelompoknya sendiri karena memperebutkan 10 pedang suci dalam legenda.

Anime ini dalam penayangannya berhasil menarik minat pemirsa meskipun tidak sesukses Saint Seiya. Fuuma no Kojirou cukup mendapatkan tempat di hati pemirsa karena membawa nuansa baru pada anime dengan tema perkelahian antar sekolah. Adegan perkelahian yang biasanya identik dengan tawuran skala besar, dalam anime ini disajikan dengan pertarungan pedang satu lawan satu, sehingga terlihat jauh lebih jantan. Serial ini juga sempat ditayangkan di stasiun televisi nasional kita setelah pemutaran Saint Seiya berakhir.

B’T X bercerita tentang seorang pemuda bernama Teppei Takamiya yang pergi berkelana ke daratan Cina setelah bertahun-tahun tinggal di suatu pulau terpencil yang disebut Kamui. Berharap bisa bertemu kembali dengan kakaknya Koutarou, yang pergi ke Jerman lima tahun silam untuk belajar robotika di sebuah universitas. Sayangnya, tidak lama setelah sang kakak mengadakan pameran teknologi mesin mutakhir, dia diculik oleh mecha berbentuk tawon utusan Kekaisaran Mesin.

Teppei mengejar mecha tersebut berbekal sarung tangan Messiah hingga sampai ke markas rahasia kekaisaran di Gurun Gobi. Di sanalah, di tumpukan sampah, Teppei bertemu dengan cyborg berwujud Kirin bernama X yang lima tahun silam disebut-sebut sebagai B’T X terkuat.

Anime B’T X adalah terobosan dari Masami Kurumada untuk menjawab tantangan industri pada saat itu, dimana tren anime dengan tema mecha dan sci-fi sangat menjamur, buntut dari kesuksesan serial Macross dan Mobile Suit Gundam. Menariknya, pada serial B’T X ini robot atau cyborg yang dihadirkan tidak berwujud pesawat tempur atau kendaraan roda empat selayaknya yang sering kita temui pada anime bergenre mecha, melainkan berbentuk hewan dengan desain tubuh yang sangat rumit.

B’T X Neo menceritakan kelanjutan kisah dari petualangan Teppei dan X dalam upaya menyelamatkan kakaknya yang diculik oleh kekaisaran. Setelah berkali-kali menghadapi pasukan mesin kekaisaran, kerja keras Teppei akhirnya membuahkan hasil. Ia justru mendapatkan dukungan dari Keempat Penjaga Spiritual Kekaisaran yang sempat menjadi penghalang pada serial B’T X terdahulu. Dibantu oleh Karen, mentornya yang ternyata adalah partner sejati dari X, Teppei mendeklarasikan perang habis-habisan terhadap Kekaisaran Mesin. Bukan hanya untuk keselamatan kakaknya, namun juga untuk melindungi dunia dari kehancuran.

Anime ini merupakan sekuel dari serial B’T X, dirilis dalam format OVA sebanyak 14 episode. Meskipun disajikan dalam episode yang relatif singkat, B’T X Neo justru menuai respons sangat positif dari pemerhati anime. Hal ini dikarenakan kualitas audio dan visualnya yang cukup menakjubkan, melebihi ekspektasi pemirsa yang sempat pesimis dengan reputasi serial ini. B’T X dan B’T X Neo juga pernah ditayangkan di stasiun televisi nasional tanah air, mengikuti jejak Saint Seiya dan Fuuma no Kojirou.

Ring ni Kakero menceritakan kisah seorang pemuda bernama Ryuuji Takane dan adik perempuannya Kiku Takane, yang merupakan anak dari seorang petinju kelas dunia. Ryuuji dan Kiku, keduanya mewarisi talenta tinju dari almarhum ayahnya. Ryuuji mempunyai kekuatan fisik dan teknik pukulan, sedangkan Kiku pandai dalam analisa dan mengatur strategi. Kiku punya impian menjadikan Ryuuji sebagai petinju kelas dunia mengikuti jejak sang ayah.

Sayangnya, Ryuuji membenci tinju dan kerapkali jadi korban penganiayaan. Namun jalan tinju harus mereka pilih karena kebutuhan ekonomi, sehingga kedua kakak-beradik ini memutuskan pergi ke Tokyo untuk mengikuti kejuaraan tinju antar sekolah. Ryuji akhirnya menemukan hasrat untuk berlatih tinju setelah pertemuan dengan petinju jenius, Kenzaki Jun. Sekaligus menjadi titik awal bagi dirinya untuk menjadi petinju junior terkemuka di seluruh Jepang.

Anime ini digarap oleh Toei Animation setelah 27 tahun manga-nya diterbitkan. Ditayangkan di TV Asahi pada bulan Oktober tahun 2004, Ring ni Kakero sukses menembus pasar dunia. Oleh majalah Jump, Ring ni Kakero dinobatkan sebagai serial terlaris sepanjang masa setelah terjual lebih dari 13 juta copy sejak pertama kali diumumkan. Sayangnya, meski memiliki reputasi yang hampir menyamai Saint Seiya, anime ini tidak pernah tayang di stasiun televisi nasional kita. Jadi, kalian yang penasaran dan ingin nonton harus membeli DVD originalnya atau menantikan serial ini datang ke layanan media streaming digital seperti Netflix.

Itulah deretan rekomendasi anime best seller karya Masami Kurumada yang dapat kami sajikan. Dari ulasan di atas, serial manakah yang dulu pernah kalian tonton? adakah yang paling berkesan dalam ingatan kalian? Coba kalian sebutkan di kolom komentar ya, sertakan juga alasannya!