foto mubeng benteng Kraton Jogja (youtube.com/Kraton Jogja)
Malam 1 Suro, yang juga dikenal sebagai Malam Satu Suro, punya sejarah panjang yang berkaitan erat dengan budaya keraton di Jawa. Tradisi ini dimulai dari Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, dua keraton besar yang punya peran penting dalam sejarah Jawa. Di sinilah, Malam 1 Suro bukan cuma sekadar hari dalam kalender, tapi juga momen penuh makna yang dirayakan dengan berbagai upacara dan ritual.
Jadi, kenapa sih Malam 1 Suro dianggap begitu sakral? Salah satu jawabannya adalah karena tradisi dan budaya keraton yang melatarbelakanginya. Pada malam ini, keraton-keraton tersebut biasanya mengadakan serangkaian upacara untuk memperingati hari-hari penting dalam kalender Jawa.
Salah satu ritual yang paling terkenal adalah mubeng benteng, yaitu tradisi di mana para abdi dalem (pelayan keraton) akan melakukan perjalanan mengelilingi benteng keraton sambil berdoa dan memohon keselamatan. Mereka percaya bahwa ritual ini bisa membantu menjaga keamanan dan kesejahteraan keraton serta seluruh masyarakat yang ada di sekelilingnya.
Selain mubeng benteng, ada juga ritual jamasan pusaka, di mana benda-benda pusaka atau barang-barang keraton yang memiliki nilai sejarah dibersihkan dan diritualkan. Ritual ini adalah bentuk penghormatan dan cara untuk menjaga warisan budaya dari generasi ke generasi. Biasanya, jamasan pusaka dilakukan dengan penuh khidmat dan melibatkan doa-doa khusus untuk memohon berkah dan perlindungan dari Tuhan. Selama Malam 1 Suro, kegiatan ini bukan hanya untuk keraton saja, tapi juga bisa diikuti oleh masyarakat umum, lho.