5 Alasan Saat Kamu Lebih Suka Versi Buku Daripada Film Adaptasinya

Saat membaca sebuah buku dan jatuh cinta pada ceritanya, kamu jadi terbayang bagaimana jika buku ini diangkat menjadi film. Senang rasanya saat itu terjadi.
Namun saat telah diadaptasi, bukan rahasia lagi jika pasti sudah ada bagian yang akan berubah dari cerita tersebut. Entah itu adegannya, entah itu bayangan akan tokohnya, dan terkadang hal ini membuat para pembaca kecewa.
Cek yuk, hal apa saja yang membuat buku lebih baik dari film adaptasinya.
1. Buku membuat kita lebih mengenal karakter.
Ini alasan besar beberapa orang lebih memilih buku daripada film adaptasinya. Dengan buku, kamu bisa lebih mengenal sang karakter. Kamu menghabiskan banyak waktu dengan karakter, mengetahui setiap rinci dari dirinya, dan itu membuat perasaan semakin terikat dengan cerita yang disuguhkan sang penulis.
Contohnya saat kamu menonton Harry Potter. Film yang begitu berjaya diadaptasikan dari novel JK Rowling. Jika kamu hanya menontonnya saja tanpa baca novel aslinya, mungkin tak akan merasakan perbedaannya. Ada beberapa hal tentang sang tokoh utama Harry yang tak kamu dapatkan di film karena memang sengaja dipotong karena beberapa alasan produksinya.
2. Menikmati cerita dengan waktu kamu sendiri.
Pada film, seluruh adegan dan cerita akan dijejalkan padamu selama 2 jam. Tak peduli apa kamu mengerti atau tidak. Memang dalam proses produksinya, sang produser sudah mempertimbangkan bagaimana proses sang penonton saat menonton film tersebut. Tapi, tak semua orang seperti itu.
Dengan buku, kamu bisa lebih memahami peradegan yang disuguhkan, menunda, membaca ulang, atau melewati beberapa adegan semaumu. Memahami cerita bisa lebih baik dengan buku.
3. Imajinasi yang dihasilkan bisa semau kamu.
Saat membaca buku, kamu dituntut untuk kreatif dalam berimajinasi. Seperti bagaimana tokohnya, bagaimana tempatnya, bagaimana adegan yang ada, dan semua orang punya pandangannya tersendiri dalam berimajinasi. Hal ini membuat kamu lebih merasa masuk dalam cerita. Karena setiap orang punya tafsiran yang berbeda dalam membaca sebuah cerita.
Namun di film, visualisasi serta adegan dan tempat telah ditentukan. Terkadang, penggemar buku bahkan bisa protes karena apa yang ia bayangkan dan deskripsi yang diberikan pada buku tak sesuai dengan apa yang ditampilkan di film adaptasi.
4. Buku memberikan sensasi yang diinginkan oleh penulisnya kepada pembaca.
Saat penulis memberikan deskripsi yang detail, plot cerita hebat, dan ketegangan yang penulis maksudkan. Penulis sedang mencoba untuk membuat kamu merasakan sesasi apa yang ia inginkan untuk kamu rasakan.
Namun pada film, seperti disebutkan sebelumnya, dipotongnya beberapa adegan bahkan menggantikan beberapa pembantu plot cerita dengan dialog oleh para aktor, hal ini membuat kamu tak merasakan apa yang diinginkan oleh sang penulis sebenarnya.
5. Buku adalah benda fisik.
Ya, apa yang lebih baik dari mengoleksi sesuatu yang kamu suka dan bisa kamu pegang dan dibawa ke mana saja? Para pecinta buku pasti tahu rasanya. Kamu bisa membaca ulang sesukamu, memotong cerita semaumu, foto tulisan yang ada dan sebagainya.
Bagaimana menurut kamu? Apakah buku atau film adaptasilah yang lebih unggul?