5 Suku dengan Kemampuan Unik Akibat Mutasi Genetik

Suku yang hidup secara nomaden ini hidup berpindah-pidah disekitar Malaysia, Indonesia hingga Fillipina. Terkenal karena kemampuannya menahan napas dalam air hingga 13 menit lamanya, suku ini diketahui mendapat kemampuan istimewa ini akibat kebiasaan mereka yang sejak zaman dahulu mengantungkan hidupnya pada hasil tangkapan mereka dari laut. 

Kemampuan super suku bajau ini menarik perhatian sorang peneliti Mellisa Lardo yang berasal dari Copenhagen dan setalah dilakukan penelitian diketahu bahwa suku bajau secara genetik telah menyesuaikan diri untuk situasi penyelaman yang lebih lama tanpa alat bantu diketahui dari ukuran limpa mereka yang ternyata 50% lebih besar dari manusia yang tidak memiliki kebiasaan menyelam seperti mereka. Limpa memegang perana penting dalam kondisi menahan nafas karena mampu menyalurkan oksigen kedarah. Dari penelitian yang dilakukan Mellisa juga membuktikan bahwa suku bajau memiliki gen PDE10A yang ternyata tidak dimilik manusia diluar suku. Mellisa percaya temuannya ini jika dikaji lebih lanjut akan berperan penting dalam ilmun kesehatan dan kedokteran untuk para penderita hipoxia.

Kita mengenal Edmun Hilary sebagai orang yang pertama kali berhasil mencapai puncak Everest. Namun ternyata sejarah ini tak mungkin tercapai jika Edmun tidak dibantu oleh orang-orang shepa. Suku shepa merupakan suku yang berasal dari Nepal Dan Tibet yang hidup dan mendiami sepanjang lereng Himalaya, suku ini dikenal karena kemampuan mereka dalam memalakukan pendakian dimedan ekstrem khususnya di Himalaya dan kemampuan mereka membaca gejala alam. Akibat kemampuan ini orang-orang Shepa banyak diminta untuk menjadi pemandu kegiatan pendakian oleh para pendaki dan peneliti yang sedang berusaha mencapai pucak everest. 

Dari hasil peelitian yang dilakukan, orang-orang disuku ini memiliki enzim pengikat hemoglobin yang unik sehingga mampu membuat mereka memiliki ketahanan luarbiasa ditengah cuaca dan medan yang ekstrem.

Para anggota suku asli ekuador banyak yang mengalami sindrom laron yang menyebabkan hormon pertumbuhan manusia menjadi terhambat dan mengarah ke dwarfisme. dan menurut pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jaime Guevara Aguirre yang bekerja sama dengan Dr. Ing. Valter D. Longo dari University of Southern California, menyatakan bahwa anggota suku dengan sindrom laron memiliki ketahanan yang sangat baik dari serangan diabetes dan kanker darah. 

Bahkan ketika para peneliti menambahkan serum yang didapat dari gen pasien laron ke sel manusia yang telah rusak, mereka menemukan bahwa sel mencegah dirinya untuk menuju ke kerusakan yang lebih parah, dan kemudian menghancurkan dirinya alih-alih menjadi sel kanker.

Suku asli benua Australia ini ternyata memiliki pengelihatan hingga 4 kali lebih baik di banding manusia normal, memang tak semua memiliki kemampuan itu sebagian hanya memiliki 2 tau 3 kali lipat pengelihatan yang lebih baik. Ini artinya suku aborigin bisa melihat 4 kali lipat lebih baikuntuk benda yang terlalu kecil untuk dilihat manusia normal. Kemampuan ini didapat secara alami dari nenekmoyang mereka yang sangat mengandalkan pengelihatan untuk bertahan hidup di alam.

Namun saat ini sulit menemukan anggotan suku aborigin yang memiliki kemampuan pengelihatan yang naik hingga usia tua. Ini terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhnya.

Anak -anak dari suku moken yang terletak di Thailand barat dikenal memiliki kemampuan istimewa untuk melihat dengan jelas di bawah air walaupun tanpa bantuan kacamata renang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anna Gislen dari Universitas Lund. Anak-anak dari suku moken memiliki kemampuan mengecilkan pupil mereka dan mengubah bentuk lensa mereka menjadi tahan air dan tetap jernih saat melihat meski terpapar air asin, kemampuan ini juga dimiliki dan digunakan oleh lumba-lumba dan anjing laut. 

Namun kemampuan ini secara perlahan akan menghilang ketika mereka beranjak dewasa karena pupil mata akan kian kaku dan sulit menyesuaikan dirinya. 

Gimana? Keren ya!