6 Film & Serial Netflix Ini Ternyata Mengundang Kontroversi Lho

Seri asli Netflix yang berjudul 13 Reasons Why memulai debutnya pada tahun 2017, dan mulai menjadi perdebatan. Ceritanya berpusat pada siswi SMA bernama Hannah Baker (Katherine Langford) yang bunuh diri

Ia meninggalkan serangkaian kaset yang ditujukan untuk orang-orang tertentu dalam hidupnya, memberikan teka-teki dari kematiannya. Melalui adegan kilas balik, menggambarkan kejadian yang mengganggu dari serangan seksual, penindasan, dan sebagian pengamat menganggap beberapa adegan yang gak pantas dan berpotensi berbahaya bagi remaja.

Meskipun premisnya cukup menarik, seri ini membawa kontroversi pada tahun 2018. Adegan yang dianggap lebih berbahaya seperti penggambaran secara eksplisit tentang serangan seksual.

Pencipta film, Brian Yorkey menganggap kalau adanya adegan itu hanya untuk memicu dialog, sementara CEO Netflix, Reed Hastings mengambil sikap yang gak terlalu berlebihan dengan mengatakan: "Jika Anda tidak menyukainya, Anda tidak perlu melihatnya."

Ya, walaupun begitu, Netflix sudah menambahkan logo seri pendamping untuk menyaksikan seri ini di setiap episodenya.

Netflix mengambil risiko besar dalam serial animasi Big Mouth. Acara ini menampilkan humor vulgar dan kasar. Beberapa kritikus menganggapnya tajam, lucu, dan menarik, dan yang lainnya menganggap kalau animasi ini terlampau berlebihan.

Kritik itu timbul akibat pertanyaan banyak penonton, apakah serial itu layak disaksikan anak-anak?

Drama Prancis tahun 2013, yaitu Blue Is the Warmest Colour, diambil dari novel grafis dengan nama yang sama, merupakan film yang cukup terkenal.

Film tersebut berhasil memenangkan Palme d'Or di Festival Film Cannes tahun itu. Namun sempat menarik kontroversi karena ada adegan seks lesbian berdurasi tujuh menit.

Dalam setiap film yang digarap oleh sutradara Gaspar Noe sepertinya selalu memancing kontroversi. Seperti film Enter the Void, dan drama pemerkosaan balas dendam yang bruta, l Irreversible. Noe kembali dengan film berjudul "Love" di tahun 2015.

Film yang menceritakan kisah yang cukup sederhana tentang kelahiran, hidup dan mati dari sebuah hubungan. Noe memilih untuk menceritakan kisahnya dengan cara yang sederhana. Film ini menyedot kontroversi karena memasukkan adegan seks yang gak disimulasi dan merekam film dalam bentuk 3D.

Di Cannes, Noe memiliki alasan tersendiri akan film tersebut, dia mengatakan, "Kita tidak melakukan kesalahan apapun. Kita tidak melakukan sesuatu yang aneh. Segala sesuatu dalam film, seperti jenis kelamin, tampaknya wajar, bagi saya setidaknya."

Para kritikus setuju bahwa film itu mengecewakan. Gak diragukan lagi kalau film tersebut merupakan pornografi hardcore di Netflix.

Nymphomaniac merupakan kisah seorang wanita (Charlotte Gainsbourg dan, sebagai remaja, Stacy Martin) yang menceritakan sejarah seksualnya yang sangat buruk kepada lelaki tua (Stellan Skarsgard) setelah terjadinya penganiayaan. Secara psikologis, film tersebut pastinya gak nyaman untuk dilihat.

Mengapa? Karena dalam film itu menampilkan adegan seks yang menimbulkan kontroversi paling heboh, yang akhirnya film itu dilarang di Turki, Rumania (yang akhirnya dibatalkan), dan bagian dari Timur Tengah.

Film tersebut merupakan potret yang brutal tentang bagaimana kompulsi karakter utamanya secara gak terhindarkan menghancurkan kehidupannya sendiri dan kehidupan hampir semua orang yang bersentuhan dengannya.

Penulis sekaligus sutradara Elizabeth Wood, memiliki beberapa pengaruh yang sangat spesifik untuk film indie-nya, White Girl. Film yang mengisahkan tentang gaya hidup seseorang dengan obat-obatan terlarang dan seks bebas.

Setelah debut film di Sundance, Wood dituduh mengeksploitasi para pemainnya agar terkenal di Hollywood. Karena banyak adegan dalam film yang gak layak untuk ditampilkan dan menimbulkan adanya kontroversi.

Dalam sebuah wawancara Vogue, Wood menanggapi penilaian semacam itu dengan singkat: "Sangat menarik bagi saya bahwa seksualitas membuat orang kesal daripada berbicara tentang ras, atau hak asasi manusia."

Sepertinya Netflix punya cara tersendiri, ya agar film-filmnya bisa mengundang kontroversi.