Kita tidak akan pernah tahu kapan suasana mencekam bisa menggentayangi kita. Siapa yang sangka kalau suatu hari seseorang bisa mengalami keadaan serupa dengan film horor. Nah, tujuh orang 'beruntung' ini mendapat kesempatan untuk menceritakan apa yang mereka alami pada Ranker.
Berikut tujuh pengalaman orang yang merasakan apa yang terjadi dalam film-film horor.
Seorang gadis dan keluarganya tinggal di sebuah rumah bar dengan desain unik. Rumah satu lantai tersebut memiliki jendela besar di setiap ruangan. Selama berbulan-bulan tinggal di rumah tersebut, gadis tersebut mengakui bahwa dirinya sering merasa dilihat dan diawasi seseorang saat sedang tidur. Dirinya sering terbangun dan melihat sosok hitam di luar jendela. Namun, ketika diceritakan pada keluarga, tidak ada yang percaya.
Malam itu ayah dari gadis itu mencoba membuktikan apa yang diucapkan sang putri adalah kebohongan. Sang ayah sengaja berkeliling rumah saat tengah malam. Kemudian, dia mendengar suara orang berlari di belakang rumah dan orang terengah-engah. Dirinya pun langsung menuju kamar putrinya dan saat membuka pintu kamar putrinya, jendela kamarnya telah terbuka dan mendapati putrinya ketakutan di bawah ranjang.
Keesokan paginya dia melihat ada jejak kaki tepat di depan jendela kamar putrinya dan mengikuti jejak itu. Jejak itu mengarahkannya ke lokasi gedung terbekalai, tempat seorang pria tunawisma tinggal. Setelah mempertanyakan kecurigaannya, pria tersebut mengaku selalu berusaha masuk rumahnya hanya untuk melihat putrinya yang dianggap cantik.
Seorang pemain opera sedang tampil di atas panggung seperti malam-malam sebelumnya. Menjalani profesi dalam seni peran ini membuatnya selalu tampil total. Setiap drama yang dimainkan terdapat satu adegan yang mengharuskannya untuk 'bunuh diri' dengan menggorok lehernya. Tentunya pisau yang digunakan adalah palsu. Namun, tidak pada malam itu.
Menjelang adegan itu, pria tersebut sedang dalam 'jiwa' perannya, kemudian mengambil pisau yang dikira palsu. Saat menggorok lehernya dengan pisau tersebut, darah bercucuran dari lehernya. Para penonton pun terkesima, bertepuk tangan, mengira totalitas peran sang pria. Namun, anehnya, lawan mainnya berteriak karena pria tersebut tidak bergerak dan darah terus mengucur.
Pisau yang digunakan adalah pisau asli. Leher aktor tersebut pun tergorok oleh dirinya sendiri. Dia selamat karena segera dibawa ke rumah sakit. Sampai saat ini, belum diketahui siapa yang mengganti propertinya dengan pisau sungguhan.
Seorang wanita bernama Michelina Lewandowska bertunangan dengan pria bernama Marcin Kasprzak. Michelina tidak pernah mengira kalau hidupnya akan dirundung kegilaan seorang pria yang ternyata memiliki gangguan mental. Malam itu Michelina dan tunangannya bertengkar hebat dan mengakibatkan kekerasan yang dilakukan oleh Marcin. Setelah selesai bertengkar dan Michelina pergi, Marcin ternyata masih dendam dengan apa yang dikatakan oleh Michelina.
Bersama temannya, Marcin mengejar mobil Michelina dan menghentikannya. Kemudian, Michelina disekap dan dibawa ke hutan yang jauh dari pusat kota. Michelina yang pingsan pun dikubur hidup-hidup. Berselang 20 menit, Michelina sadar dan dirinya dalam tumpukan tanah basah dan luar biasanya, dia berhasil lolos dan melaporkan semuanya ke polisi.
Seorang remaja SMA merasakan hal aneh dengan tetangganya sejak pertama kali pria itu pindah ke seberang rumahnya. Suatu malam, saat tengah malam, dirinya terbangun setelah mendengar seorang pria berteriak di jalanan tepat mengarah ke jendela kamarnya. Pria tersebut adalah tetangganya. Gadis itu ketakutan karena pria tersebut meneriaki sambil menunjuk dan berkata kasar padanya.
Gadis itu pun langsung menutup jendela dan berusaha membiarkannya. Keesokan paginya, dia bangun telat dan orang tua serta saudaranya sudah tidak ada di rumah. Namun, dia mendengar suara pintu belakangnya terbuka. Saat menuju ke dapur, dia melihat tetangganya itu dengan sebuah pisau di tangannya. Pria tersebut mengancamnya, tapi dengan cepat gadis itu berlari keluar rumah dan pria tersebut mengejarnya. Gadis tersebut berhasil menarik perhatian tetangga lain yang akhirnya membantu dan melaporkan kasus tersebut ke polisi. Setelah diselidiki, ternyata pria tersebut merupakan stalker dan telah mengoleksi foto-foto gadis tersebut.
Hari itu seorang wanita bernama Aimee memutuskan untuk mengisi waktu luangnya dengan piknik. Dalam perjalanan menuju lokasi piknik, Aimee yang berjalan menelusuri pepohonan di hutan buatan, melukai tangannya sendiri. Goresan tersebut kemudian dibersihkan dengan air sungai yang dikiranya bersih. Namun, dalam air sungai tersebut terkandung bakteri berhaya.
Setelah lukanya dihinggapi bakteri tersebut, rasa sakit dan terbakar mulai dirasakannya. Aimee pun bergegas ke rumah sakit terdekat. Dokter yang menanganinya pun dengan cepat melakukan pengobatan. Namun, tangannya tidak tertolong, dan harus diamputasi. Saat ini Aimee harus hidup dengan tangan buatan.
Malam itu Molly dan pacarnya secara kebetulan naik kereta untuk menuju pesta teman mereka. Namun, kejadian tidak mengenakkan menghantui mereka. Keduanya bertemu dengan seorang buronan yang tak lain pembunuh berdarah dingin yang telah membunuh enam orang. Pasangan tersebut diikuti saat keluar dari kereta. Kemudian, pembunuh tersebut mencegat mereka. Pacar Molly mencoba melawan, tapi tidak berhasil. Pacarnya dipukul dengan besi hingga pingsan.
Molly yang tidak berbuat apa-apapun dipukul hingga pingsan. Kemudian, saat terbangun Molly melihat pasangannya sudah meninggal dalam kondisi mengenaskan, dan keduanya berada di hutan belantara. Pembunuh tersebut mengira Molly telah meninggal setelah dipukul. Dalam keadaan rahang patah dengan rongga mata yang sobek, Molly berhasil meminta pertolongan dari rumah penduduk terdekat.
Rom Heuben mengalami kecelakaan mobil dan mengalami luka parah. Kecelakaan tersebut juga melukai fungsi otaknya. Suatu malam Rom kejang-kejang dan kemudian seperti tidak sadarkan diri. Pihak dokter yang melihat kejadian itu berkesimpulan kalau Rom dalam masa koma. Namun, ternyata tidak. Rom masih sadar dengan mata yang sedikit terbuka, tapi tidak bisa menggerakkan apapun, termasuk berbicara.
Pihak keluarga dan dokter yang tidak menyadari hal tersebut pun terus memberikannya makanan lewat selang dan terus berbicara dengannya tanpa menyadari bahwa Rom selalu sadar. Selama 23 tahun Rom 'berteriak' dalam diam, hingga suatu hari teknologi penganalisa otak menunjukkan bahwa selama ini Rom sadar, hanya belum mampu untuk mengontrol tubuh. Sejak saat itu pengobatan pun dilakukan secara intensif sehingga saat ini dia bisa mengontrol mata, kepala dan tangannya. Namun, akibat salah diagnosa tersebut, Rom menuntut pihak rumah sakit.
Kisah-kisah nyata tersebut membuat korban selayaknya dalam kondisi yang membuat mereka ketakutan sampai hampir gila. Bagaimana jadinya kalau kamu yang alami hal tersebut?