Mengaku penggemar novel internasional atau terjemahan? Kamu pasti tak asing dengan genre historical fiction. Genre novel yang memungkinkan pembaca belajar sejarah lewat narasi fiksi ini pun punya beberapa penulis paling produktifnya. Cerita mereka akan mengantarkanmu berkelana menjelajah waktu dan negara. Cocok untuk penggemar sejarah yang tak suka membaca buku teks.
Jika kamu salah satunya, beberapa penulis novel historical fiction ini wajib dipantengi karyanya.
Nama belakang Allende sebenarnya erat dengan Presiden Chili, Salvador Allende yang pernah menjabat di tahun 1970-1973. Isabel Allende sendiri memang salah satu keponakan dari sang presiden. Saat ia menjadi penulis, banyak yang berekspektasi karyanya akan kental elemen politik. Apalagi novel debutnya berupa buku semi-biografi yang mengisahkan kehidupan masa lalu keluarganya yang harus hidup dalam pengasingan setelah Salvador Allende dilengserkan.
Ternyata dugaan itu salah, karya-karya Isabel berikutnya justru lebih banyak membahas kisah fiksi berlatarkan sejarah di berbagai tempat di dunia. Beberapa novelnya juga bergenre magical realism.
Sejauh ini Khaled Hosseini memang baru menelurkan empat novel, tetapi semuanya sukses di pasaran masuk dalam daftar New York Times Bestseller. Khaled dulunya adalah seorang dokter sebelum akhirnya memutuskan menjadi penulis full-time pasca kesuksesan novel debutnya, The Kite Runner.
Karya Khaled Hosseini banyak membahas tentang pergolakan politik dan sosial di Afghanistan, negara asalnya. Ceritanya selalu menggugah dan sukses membuat pembaca meneteskan air mata.
Penulis novel historical fiction berikutnya adalah Ruta Sepetys. Tergolong baru, Ruta baru memiliki tiga novel, tetapi semuanya sukses di pasaran. Sama dengan Khaled Hosseini, karya pertamanya merupakan hasil risetnya tentang sejarah terlupakan di negara asalnya, Lithuania semasa Perang Dunia II. Beberapa anggota keluarganya pun menjadi saksi sejarah kelam tersebut.
Di novel kedua dan ketiga, Ruta Sepetys menjelajah tempat lain untuk mengungkap sejarah terlupakan lewat karakter fiksi yang ia ciptakan. Karya Ruta Sepetys selain Between Shades of Grey adalah Salt to the Sea dan The Fountains of Silence.
Elif Shafak sering dibandingkan dengan Isabel Allende dari genre dan gaya berceritanya. Elif merupakan penulis asal Turki yang banyak menulis novel bergenre historical fiction dan magical realism.
Sama dengan Allende, ia juga pernah dikritik karena karyanya yang berjudul Bastards of Istanbul dianggap menghina bangsa Turki. Saat itu ia menggunakan sudut pandang seorang Armenia yang melihat Turki dari kacamata yang berbeda. Namun, Elif tetap berkarya dan sudah punya belasan buku keren yang bisa menambah wawasanmu tentang Turki dan sejumlah negara di sekitarnya.
Bila tertarik dengan isu sosial dan politik di Timur Tengah, novel-novel Nadia Hashimi bisa jadi pilihan. Ia sudah punya tiga buku yang selalu masuk daftar international best-seller. Semuanya berlatarkan salah satu negara di Timur Tengah dan lakon utamanya perempuan.
Selain penulis novel, Nadia adalah seorang dokter dan politisi. Karyanya punya kemiripan dengan Khaled Hosseini yaitu narasinya terbentuk dari dari satu perspektif karakter, berakhir mengharukan, dan eye-opening.
Nama Margaret Atwood muncul di permukaan setelah kesuksesan serial The Handmaid's Tale yang diadaptasi dari novelnya. Atwood sebenarnya punya banyak novel lain yang tak kalah kece. Antara historical fiction dan magical realism, novelnya selalu mengangkat isu feminisme dengan karakter utama perempuan.
Selain novel The Handmaid's Tale, beberapa novel terbaik Margaret antara lain Bodily Harm dan Alias Grace.
Ken Follett adalah penulis asal Wales, Inggris yang sudah menelurkan beberapa buku historical fiction laris. Karyanya yang paling prominen adalah novel Fall of Giants yang berlatarkan Perang Dunia I dan kemudian dilanjutkan beberapa latar sejarah lainnya lewat dua sekuel berikutnya. Selain penulis, Ken juga seorang aktivis dan politisi.
Menjadi penulis novel historical fiction adalah satu keahlian khusus karena penulis wajib melakukan riset tentang fakta sejarah dari latar yang mereka pilih. Tak jarang mereka pun mengungkap fakta dan mewakili sejumlah saksi sejarah yang terlupakan. Karya yang menggugah dan penuh manfaat ini layak diapresiasi.