Komodo Indonesia Ternyata Mempunyai Aktivitas Antimikroba di Dalam Tubuhnya

Komodo merupakan kadal terbesar yang pernah hidup. Baru-baru ini peneliti menemukan aktivitas antimikroba di dalam tubuhnya.

Komodo adalah kadal terbesar yang hidup sampai sekarang dan merupakan predator puncak di lingkungannya, ‘’kata Peneliti Barney Bishop dari George Mason University’’. Komodo hidup di wilayah Sunda kecil dari kepulauan Indonesia yaitu pulau  Komodo, Flores, Rinca, dan Padar. Air liur kadal ini mengandung lebih dari 50 spesies aerobik dan anaerobik bakteri (misalnya Enterobacteriaceae, Staphylococcus sciuri, Enterococcus faecalis), yang diyakini berkontribusi pada kematian mangsa mereka. Namun, Komodo resisten terhadap bakteri tersebut dan serum dari komodo telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri.

Peneliti Barney Bishop dari George Mason University menyatakan komodo bertahan terhadap strain bakteri patogen dalam air liur mereka dan pulih dari luka yang ditimbulkan oleh komodo lainnya, yang mencerminkan pertahanan kekebalan bawaan mereka. Dr. Barney Bishop kemudian mengisolasi CAMPs dari darah Komodo untuk mengetahui sistem kekebalan tubuh. CAMPs (cationic antimicrobial peptides) adalah zat yang dikenal sebagai peptida antimikroba kationik yang diproduksi oleh hampir semua makhluk hidup dan merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh.

Pengisolasian CAMPs dari darah Komodo menggunakan pendekatan yang dikenal sebagai bioprospecting. Dr. Barney Bishop dan tim menginkubasi darah komodo dengan partikel hidrogel bermuatan negatif yang mereka kembangkan untuk menangkap peptida, yang bermuatan positif.

Dengan metode bioprospecting, tim mengidentifikasi 48 sequencing potensi CAMPs dengan massa spektrometri kecuali satu dari peptida yang teridentifikasi berasal dari protein histon, yang dikenal memiliki aktivitas antimikroba. Hasil penelitian Dr. Barney Bishop dan tim menunjukan efektivitas antimikroba dari delapan peptida terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus, mendapatkan hasil tujuh peptida yang menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap kedua mikroba, dan satunya yang menunjukkan potensi signifikan terhadap P. aeruginosa. Para peneliti menyimpulkan bahwa plasma darah komodo mengandung sejumlah antimikroba peptida yang berpotensi membantu terapi baru.

Ahmad Edi Darmawan Photo Verified Writer Ahmad Edi Darmawan

Save climate change

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya