TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alas Kaki Tradisional dari Seluruh Dunia, Leluhur Kita Gak Nyeker!

Ada yang cocok buat nimpuk maling sama bawa belanjaan, lho!

ilustrasi sepatu tradisional (unsplash.com/Flash Dantz)

Ternyata orang purba juga sudah menciptakan alas kaki, lho. Bukti manusia memakai sepatu berasal dari sekitar 7.000 SM ketika orang memakai sandal untuk melindungi kaki mereka dari medan yang kasar.

Seiring waktu alas kaki telah berevolusi untuk melayani banyak tujuan termasuk melindungi kaki dari bahaya, melindungi kaki dan pergelangan kaki selama aktivitas berat dan juga sebagai penunjang fashion atau seni budaya. Banyak alas kaki tradisional yang berasal dari seluruh penjuru dunia.

Mulai dari mokasin yang dikenakan oleh penduduk asli Amerika, hingga klompen yang dikenakan oleh petani Belanda, ada lagi berbagai macam sepatu tradisional yang masing-masing dengan latar belakangnya sendiri.

Berikut adalah beberapa alas kaki tradisional yang pernah dikenakan di berbagai belahan dunia.

1. Klompen dari Belanda

ilustrasi klompen sepatu tradisional dari Belanda (unsplash.com/Denise Jans)

Klompen adalah jenis alas kaki unik yang terbuat dari kayu dan sejenis bakiak. Klompen diukir dari kayu solid yang memberikan perlindungan kaki pemakainya dari menjatuhkan benda berat di kaki mereka atau menumpahkan bahan kimia berbahaya.

Awalnya, klompen digunakan oleh petani, tukang kebun, dan berbagai profesi lain yang bekerja di ladang berlumpur atau industri. Bentuk yang menyerupai bakiak memudahkan klompen untuk dicuci. Sementara sifat kayu yang kokoh membuat mereka aman untuk dipakai di lingkungan yang memiliki kemungkinan besar terhujam benda berat atau tajam yang jatuh di kaki.

Hingga hari ini klompen masih digunakan oleh sebagian petani di Belanda. Namun, kini klompen lebbih banyak dijual sebagai oleh-oleh dan hiasan.

Baca Juga: Kaki Datar, Kondisi Telapak Kaki yang Tidak Memiliki Lengkungan

2. Mokasin dari Amerika Utara

Mocassins adalah jenis alas kaki sederhana yang terbuat dari kulit lembu. Mokasin pada dasarnya adalah sandal yang terbuat dari kulit dengan sol fleksibel yang lembut dan bagian atas yang sering memiliki desain yang terbuat dari manik-manik atau bordir.

Mokasin adalah jenis alas kaki tradisional yang dikenakan oleh suku asli Amerika Utara. Kebanyakan dipakai oleh pemburu, pedagang, dan profesi lain yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan. Awalnya, desain sepatu ini memiliki pola dekoratif yang dibordir di atasnya. Tiap suku memiliki desain unik tersendiri yang ditujukan untuk mengidentifikasi asal suku orang yang mengenakannya.

Kalau kamu pernah main game android The Trails, kamu akan menemui item sepatu mokasin sebagai salah satu item yang dapat kita buat setelah kita berhasil mengumpulkan beberapa kulit hewan dan bahan lainnya. 

3. Geta dari Jepang

Geta adalah bentuk sandal jepit yang terbuat dari sepotong kayu solid untuk bagian alas. Dua potong kayu yang ditinggikan di bawah solnya dan tali berbentuk v yang terbuat dari kain untuk menahan jari kaki merupakan ciri dari alas kaki ini. Geta biasanya dikenakan dengan pakaian tradisional Jepang lainnya seperti kimono.

Geta awalnya dipakai untuk menjaga kaki dan pakaian tradisional Jepang tetap terangkat dari tanah sehingga menjaganya tetap bersih. Dasar kayu yang ditinggikan dan kedap memungkinkan kaki untuk tetap berada jauh di atas tanah.

4. Jutti dari India

Jutti adalah bentuk alas kaki yang menyerupai sandal dan dipakai di India Utara dan daerah sekitarnya. Jutti merupakan sepatu berpotongan rendah yang secara tradisional terbuat dari kulit dengan desain bordir yang rumit. Dulu, sulaman dibuat dari benang emas dan perak asli. Sepatu ini membiarkan bagian atas kaki terbuka dan hanya menutupi tumit dan jari kaki dengan bibir melengkung dan bordir tebal.

Jutti awalnya dipakai oleh orang-orang kaya di India Utara, termasuk para raja dan penguasa. Hingga kini, Jutti masih diminati dan berkembang sesuai mode fashion terkini.

Baca Juga: 5 Rempah Indonesia Efektif Atasi Inflamasi, Jadi Obat Tradisional

Writer

Rama Prima

I am not a cartoon character. But I think I am

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya