Perang Pandan, Perang Tak Biasa yang Hanya Ada di Bali
Perang pandan, bukan perang biasa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika hendak berlibur ke Bali, maka desa Tengenan Pegringsingan adalah tempat yang wajib untuk didatangi. Karena hanya di desa itulah, kita bisa menyaksikan ‘perang pandan’ atau mekare-kare yang telah tersohor ke seluruh penjuru dunia.
Menurut kepercayaan dalam agama Hindu, Dewa Indra atau Dewa Perang dulunya telah menyelamatkan Tengenan yang kala itu dikuasai oleh Raja Maya Denawa yang kejam dan penindas. Karena murka, Dewa Indra lalu diutus untuk melawan Maya Denawa, yang perang ini dimenangkan oleh Dewa Indra. Sebagai bentuk terimakasih, warga Tengenan lalu melaksanakan ritual mekare-kare tiap tahunnya.
Tradisi ini hanya diadakan pada sasih kelima atau bulan kelima sesuai dengan penanggalan masyarakat Hindu Bali, atau jatuh pada sekitar bulan Juni menurut penanggalan Masehi.
Pada waktu yang telah ditentukan, seluruh warga akan berkumpul di bale banjar (semacam alun-alun desa). Para pria yang bertanding semuanya mengenakan kamben dan udeng (destar atau ikat kepala) tanpa memakai baju. Sementara para wanita juga hadir dengan menggunakan pakaian khas setempat.
1. Disediakan senjata pandan dan tameng yang terbuat dari rotan
Daun pandan berduri (pandanus tectorius) dipotong-potong dengan ukuran yang sama lalu diikat, digunakan sebagai senjata saat laga berlangsung. Mereka juga mempersiapkan tameng yang terbuat dari rotan sebagai pelindung.
Dua orang yang akan bertarung masing-masing memegang senjata pandan dan tameng, saat aba-aba dimulai, keduanya lalu bergumul dan berusaha menggesekkan pandan ke tubuh lawan. Pertarungan ini terjadi dalam tempo singkat, tidak lebih dari dua menit. Pertandingan berlangsung dengan iringan gamelan tradisional untuk menambah keseruan.
Meskipun terluka dan perih, para pemuda ini melakukan perang pandan dengan senang hati.
Baca Juga: Menguak Sejarah: Ketika 96 Orang Bali Melawan Ratusan Pasukan Belanda
Baca Juga: Ramai Wabah Japanese Encephalitis di Bali, Dinkes: Itu Tidak Benar
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.