Kalau ditanya apa pakaian adat Jepang? Kamu pasti menjawab kimono. Pertanyaannya adalah apakah pakaian adat mereka benar-benar hanya kimono? Jawabannya tentu saja tidak.
Ada banyak jenis pakaian tradisional Jepang selain kimono. Semua jenisnya memiliki ciri khas masing-masing, yang jelas semakin membuat gadis-gadis Jepang tampak menawan deh. Ini dia 5 jenis pakaian adat Jepang yang perlu kamu tahu.
Kimono adalah pakaian adat Jepang yang sudah sangat dikenali oleh semua orang di kancah internasional. Kimono sejatinya merupakan pakaian sehari-hari orang Jepang zaman dahulu.
Kimono kerap kali dipakai saat acara pernikahan, upacara teh, acara tradisional formal, maupun upacara pemakaman. Kimono termahal biasanya adalah yang berbahan kain sutera. Yang termurah terbuat dari polyester.
Jangan salah mengira Yukata sebagai Kimono. Corak yukata memang hampir mirip dengan kimono, tapi pakaian ini memiliki ciri khasnya tersendiri. Perbedaan yukata dengan kimono bisa dilihat dari yukata yang cenderung lebih kasual.
Yukata sebetulnya adalah pakaian mandi. Jadi jangan heran jika pakaian ini dipakai sebagai penutup tubuh sementara setelah mandi.
Pakaian adat ini mirip dengan bentuk pakaian imperial Tiongkok zaman dahulu. Hakama adalah celana yang diikat di atas kimono. Kamu akan sering menemukan pakaian semacam ini dalam pertunjukan tradisional seperti Noh, Kabuki, dan kendo.
Ini adalah baju pasangan dari yukata (perempuan) yang dipakai saat festival kembang api. Tidak hanya bisa dipakai kaum hawa, pakaian ini juga bisa dikenakan kaum pria sebagai sebagai baju tidur.
Sekilas sangat mirip dengan kimono, tapi sebetulnya bukan! Perbedaan mencolok dari Furisode dan Kimono bisa kamu lihat pada bagian lengannya yang lebih sedikit lebar. Furisode sendiri dalam bahasa Jepang memiliki arti lengan berayun. Jadi tak heran jika pakaian ini disebut sebagai versi formal dari kimono.
Nah, bagaimana pendapatmu tentang pakaian-pakaian adat Jepang di atas? Keren kan? Tulis di kolom komentar ya.