Begini Pandangan Warga Korea Utara Terhadap Negaranya

Sang narasumber wanita berusia 12 tahun ketika memutuskan untuk kabur dari tanah kelahirannya. Sedangkan narasumber pria membelot pada tahun 2001 dan kemudian tinggal selama 3 tahun di China sampai kemudian menetap di Korea Selatan selama 10 tahun.

Kedua narasumber mengatakan bahwa pada masa Kim Jong-Il naik tahta, Korea Utara dilanda bencana kelaparan parah. Narasumber wanita bahkan menyaksikan sendiri sekitar dua pertiga warga di tempat tinggalnya hampir meninggal karena kekurangan bahan makanan.

Narasumber pria bahkan menyaksikan seorang gadis kecil meninggal di hadapannya. Ia juga mengatakan bahwa kerumunan lalat akan mendekati mereka yang sekarat karena kelaparan. Hal ini menjadi semacam pertanda bahwa orang tersebut tak lama lagi akan meninggal dunia. Sungguh memilukan bukan?

Terutama bagi mereka yang tinggal di pedesaan, listrik hanya akan dialirkan ke tempat tinggal mereka pada saat-saat tertentu. Salah satunya, listrik akan dinyalakan pada malam tahun baru karena warga harus mendengarkan pidato Kim Il Sung dan Kim Jong Il lewat televisi. Lalu bagaimana cara mereka hidup tanpa listrik?

Masyarakat Korea Utara masa itu menggunakan lampu minyak sebagai sumber penerangan. Hal ini juga yang menyebabkan narasumber pria jatuh berkali-kali ketika harus bepergian pada malam hari yang gelap gulita.

Narasumber pria menceritakan tentang botol alkohol di Korea Utara yang semuanya terbuat dari kaca dan sangat rentan untuk pecah ketika terjatuh. Inilah yang membuat ia terkagum pada keberadaan botol plastik saat ia berhasil kabur ke China.

Di Korea Utara, ia sama sekali belum pernah melihat kemasan botol plastik. Setelah sampai di China, ia malah dibuat heran pada sampah-sampah botol plastik yang berceceran di mana-mana sampai hampir berniat untuk memungutnya. Ia tidak pernah membayangkan bahwa ternyata ada "botol seperti itu".

Korea Utara dan China hanya dipisahkan oleh dua buah sungai yaitu Tumen dan Amnok. Sungai inilah yang menjadi tumpuan harapan mereka untuk keluar dari Korea Utara menuju ke daratan China.

Ketika musim dingin tiba sekitar bulan Febuari, air sungai akan membeku total sehingga manusia dapat menyeberanginya hanya dengan berjalan kaki di atas lapisan es. Terdengar mudah?

Faktanya tidak segampang itu. Tentara perbatasan telah berjaga-jaga dan siap menembak siapa saja yang nekat menyeberangi sungai tersebut. Kalau kamu mengira para tentara berjaga dari atas gedung atau semacamnya, maka kamu salah. Menurut narasumber wanita, para tentara sudah bersiap di lubang-lubang bawah tanah untuk menembak para pembelot.

Lalu bagaimana mereka bisa sampai di China dengan selamat? Ternyata para tentara penjaga perbatasan ini bisa disuap untuk tidak menembak pada waktu-waktu tertentu. Namun jika para warga ketahuan kabur sebanyak tiga kali, maka taruhannya adalah hukuman eksekusi di depan umum.

Hukuman ini berlaku pula bagi pelanggaran-pelanggaran berat lainnya. Seluruh warga di atas usia 12 tahun bahkan wajib menonton langsung hukuman eksekusi ini, tak terkecuali keluarga si orang yang akan dieksekusi. Kejam!

Jika kamu mengira pemerintah Korea Utara cuek saja pada mereka yang membelot, maka kamu salah besar. Saat dalam kepemimpinan Kim Jong Il, hukuman eksekusi hanya dijatuhkan pada para pembelot yang ketahuan melarikan diri.

Namun pada masa Kim Jong Un ini, jika seseorang tertangkap tangan sedang melarikan diri ke negara lain, maka seluruh anggota keluarganya akan dihukum mati. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah akan membunuh hingga empat generasi sekaligus!

Gak heran lagi mengapa hanya segelintir orang yang berani dan berhasil kabur dengan selamat ke negara lain.

Siapa yang tidak marah jika diperlakukan secara tidak manusiawi seperti itu? Namun, narasumber wanita mengaku bahwa orang yang berani memprotes kebijakan pemerintah akan "menghilang" dalam waktu satu sampai dua jam di masa itu!

Di Indonesia dan bahkan di hampir semua negara di dunia, mengunjungi satu kota ke kota lain dalam satu wilayah negara bukanlah hal yang ilegal. Namun jika kamu tinggal di Korea Utara, maka kamu akan membutuhkan travel pass hanya untuk mengunjungi kota sebelah.

Kebijakan semacam inilah yang membuat warga Korea Utara tidak saling mengetahui perkembangan atau kabar berita dari daerah lain. Orang yang akan bepergian harus terlebih dahulu mengajukan izin. Hal ini juga yang menyebabkan para pelanggar aturan dapat dengan mudah ditangkap oleh tentara.

Narasumber wanita mengatakan bahwa di tengah bencana kelaparanpun, warga Korea Utara masih bisa saling tertawa dengan ceria. Ia malah menuturkan bahwa, semakin maju suatu negara maka akan semakin stres pula penduduknya. Baginya, Korea Utara mungkin memang miskin, namun kedekatan dan kehangatan dalam kehidupan bertetangga masih sangat terasa disana.

Sebelum tahun 90-an, pemerintah Korea Utara akan menyediakan uang dan makanan bagi para warganya dan tidak mengizinkan mereka untuk berbisnis. Hal ini juga yang membuat nasi menjadi barang langka bahkan kadang hanya dimakan saat acara ulang tahun saja. Namun pada saat wabah kelaparan melanda, pemerintah akhirnya mengizinkan warga untuk memulai bisnis karena sudah terlalu banyak orang yang mati kelaparan.

Di saat bersamaan, industri hiburan Korea Selatan atau yang dikenal dengan industri KPop tengah melebarkan sayapnya ke pasaran dunia. Halyu Wave melanda berbagai negara di Asia dengan lagu-lagu pop dari para grup idola hingga serial dramanya. Hal ini ternyata juga sampai di telinga para pemuda Korea Utara, bedanya jika kamu melihat KPop pertama kali melalui internet, maka orang-orang Korea Utara melihatnya pertama kali melalui kaset CD atau USB selundupan.

Para pedagang Korea Utara membawa CD selundupan berisi drama tersebut dari pasaran Cina.

Jika warga Korea Utara tertangkap basah menonton acara atau drama dari Korea Selatan, maka hukuman kerja paksa sudah siap menanti. Inilah yang membuat mereka harus mengunci rapat semua pintu serta menutup semua tirai hanya demi menonton drama asal Korea Selatan. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang menonton video porno.

Apakah pandanganmu terhadap Korea Utara sudah tepat? Pernahkah kamu membayangkan berada di posisi mereka?