Jadi mahasiswa rantau yang menyandang titel anak kos memang gak gampang. Sebab kita harus tinggal di sebuah istana mungil yang disebut sebagai kosan. Di dalam istana inilah warna-warni kehidupan mulai tampak.
Segalanya harus bisa kita kendalikan sendiri. Tapi ada beberapa hal yang mungkin di luar kendali yang membuat anak kos menjadi tidak berdaya. Seperti apa? Simak di bawah ini:
Pas dapat sms disuruh orangtua cek saldo ATM, rasanya seperti menemukan sumber air di tengah gurun sahara. Bayangin aja, setelah jadi orang termiskin di dunia dan menjalani hidup penuh liku-liku, akhirnya menemukan titik terang.
Begitulah perasaan mahasiswa yang hidup sendiri di kos. Masalahnya adalah keserakahan selalu mendera tiap kali lihat saldo yang tadinya bikin geleng-geleng kepala jadi penuh angka yang sangat indah. Langsung aja tuh bikin list belanjaan, yang secara otomatis muncul dalam otak. Dari mulai membeli makanan, atau shopping yang sebenarnya gak penting.
Setelah leleh, beristirahat sejenak, kemudian tiba-tiba muncul rasa bersalah setelah mengingat saldo yang tadi terlihat sangat indah berubah hanya tinggal kenangan.
Sengaja atau tidak, kadang duit buat bayar kos juga jadi korban keganasan di saat kepepet. Tapi sayangnya, ibu kos kadang gak bisa memberi kebijaksanaannya pada kaum yang telat bayar kos.
Alhasil, anak kos main kucing-kucingan sama ibu kos biar gak ketemu dan mendengar sebuah kata mutiara “Kapan mau bayar kos?,”. Kadang juga numpang nginep di tempat teman dulu sebelum bisa mengganti uang kosnya itu. Hadeuh...
Rasanya itu sangat menegangkan. Gak bisa tidur nyenyak dan dunia terasa sempit. Cosok ibu kos lebih sering hadir dalam bayangan, dibandingkan wajah si dia yang dirindukan.
Ini nih yang disebut pasukan nungging di akhir bulan. Karena biasanya anak kos sengaja menyimpan alat-alat mandinya dalam posisi terbalik. Terutama sabun mandi cair sama shampo, biar bisa dipakai sampai tetes terakhir.
Gak jarang juga diisi air dan dikuras sampe berbusa. Karena beli perlengkapan mandi yang habis itu penuh dilema, pada mahal-mahal. Kalo duit lagi mengalir, belinya yang bermerek dan paling bagus. Giliran lagi bokek, belinya yang penting berbusa aja.
Sumber air su dekat, itu di Papua. Beda sama kosan. Sumber air kadang jauh, kadang dekat. Pas lagi padatnya jadwal kuliah pagi, tapi gak air buat mandi, jurus jorok terpaksa jadi jalan keluarnya. Alhasil, anak kos harus pandai berdandan dan berakting seolah dia sudah mandi.
Wah, aib anak kos tuh. Jangankan mandi. Kebutuhan paling mendesak sekelas BAB aja, anak kos harus putar otak. Kadang air galon beralih fungsi tuh. Dengan kata lain, kita mandi pakai air mineral yang ada manis-manisnya gitu. Terpaksa harus mengeluarkan dana tambahan buat beli air galon beberapa kali lipat dari biasanya.
Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit. Yah begitulah sifat cucian baju anak kos. Padahal pakai baju berasa sudah seirit mungkin, tapi tetap numpuk juga. Mau cuci sendiri kadang malesnya gak ketulungan. Gak dicuci justru ganggu pemandangan.
Mau di bawa ke laundry, malah tambah pengeluaran lagi. Akhirnya jurus cuci cowboy biasanya jadi jalan keluar, yang penting kena air sama sabun, terus dijemur. Atau memaksakan direndam dulu. Eh, belum juga muncul hidayah untuk segera menyelesaikan cucian, sampai direndam beberapa hari tanpa ada tindakan.
Inilah puncak kesengsaraan anak kosan. Pencarian uang recehan biasanya jadi andalan. Lumayan tuh buat beli mi instan sama telur, atau obat maag di akhir bulan. Seluruh penjuru kosan, saku-saku baju juga jadi sasaran. Siapa tahu ada recehan. Hahahaha...
Tapi koin-koin mungil nan kinclong ini bisa jadi penyelamat anak kos lho. Walau pada awalnya mereka adalah korban kesombongan si anak kos. Pas lagi banyak duit, biasanya si uang koin ini tidak dipedulikan, dibiarkan berceceran sembarangan. Giliran sengsara, dicari sampe ke kolong ranjang.
Ini adalah momen paling teramat sangat ngenes bagi anak kosan. Biasanya saldo ATM harus tersisa dengan jumlah minimal, contohnya Rp 50 ribu. Nahasnya, saldo kita tersisa Rp 95 ribu, otomatis saldo Rp 45 ribu itu gak bisa diambil, karena pecahan mesin ATM minimal Rp 50 ribu. Kalau gak minta tolong transfer Rp 5000 ke teman, ya paling dipakai belanja di tempat yang bisa bayar pakai kartu debit.
Itulah kira-kira problematika anak kosan yang biasa terjadi. Tapi seberapa berat kehidupan kalian jadi anak kos, pada dasarnya semua kembali pada kemampuan kita buat mengatur kehidupan yang jauh dari orangtua.
Lagipula, kita hanya perlu mengatur keuangan. Sedangkan orangtua harus juga memikirkan bagaimana mencari uang untuk kita. Tidakkah kehidupan mereka jauh lebih berat daripada kita?