Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cerita Hantu Jepang Paling Seram, Bikin Gemetaran

ilustrasi hantu (pexels.com/Nothing Ahead)
ilustrasi hantu (pexels.com/Nothing Ahead)

Menurutmu, hantu apa yang terkenal di Jepang dan paling menyeramkan? Jawabannya bukan cuma Sadako, lho. Banyak cerita hantu Jepang yang ternyata lebih seram. Dengan membaca ceritanya saja, nyalimu bisa ketar-ketir.

Penasaran dengan apa saja nama hantu di Jepang dan cerita yang paling menyeramkan? Yuk, cek ulasan kisahnya di bawah ini! 

1. Hachishakusama

ilustrasi hantu (unsplash.com/Steiner Engeland)
ilustrasi hantu (unsplash.com/Steiner Engeland)

Pernah mendengar cerita hantu Jepang satu ini? Namanya adalah Hachishakusama. Buat kamu yang masih bertanya-tanya Hachishakusama itu apa, wajib banget baca kisah ini sampai selesai, ya.

Hachishakusama disebut juga Hantu Tinggi Delapan Kaki. Hantu ini termasuk makhluk mitologi populer di Jepang. Disebut Hantu Tinggi Delapan Kaki karena hantu ini memiliki tinggi sekitar 2,45 meter.

Penampakannya khas dengan baju putih dan rambut panjang. Paling unik, hantu ini gak memakai alas kaki. Konon, Hachishakusama senang mengikuti anak-anak berumur 9-11 tahun untuk dijadikan mangsa.

Ia bisa mengincar anak-anak sampai berbulan-bulan. Apabila sudah punya kesempatan, ia akan menculik, menyiksa, sampai membunuh anak tersebut.

2. The Yamanba

ilustrasi hantu Jepang (jenikirbyhistory.getarchive.net/Kōgyo Tsukioka)
ilustrasi hantu Jepang (jenikirbyhistory.getarchive.net/Kōgyo Tsukioka)

Cerita hantu Jepang ini juga sangat populer. Kisahnya tentang The Yamanba atau Yamauba yang dikenal sebagai hantu gunung. Bukan hantu biasa, Yamanba adalah hantu mengerikan yang suka memakan manusia.

Konon, Yamanba memikat pendeta Buddha. Menolong sang pendeta yang tengah terjebak badai. Yamanba pun menawari tempat berteduh.

Tapi, tanpa disangka, Yamanba yang berwujud perempuan tua menyembunyikan banyak mayat manusia di ruang belakang rumahnya. Mayat-mayat tersebut sudah dimakan setengah oleh Yamanba.

3. Kuchisake-onna

ilustrasi hantu Jepang (commons.wikimedia.org)
ilustrasi hantu Jepang (commons.wikimedia.org)

Bayangkan, kamu tiba-tiba bertemu Kuchisake-onna dengan mulut sobek yang super lebar, mulai dari telinga kiri sampai telinga kanan. Apakah nyalimu tidak langsung menciut saat itu juga? 

Kuchisake-onna sering berkeliaran dan bertanya ke siapa pun yang ditemuinya. Ia bertanya, "Apakah aku cantik?"

Kuchisake-onna biasanya menutupi bagian mulutnya dengan kain. Apabila pertanyaannya tidak dijawab, Kuchisake-onna akan mengejar orang tersebut.

Ia akan merobek mulut si korban agar sama seperti dirinya. Oleh karena itu, Kuchisake-onna menjadi salah satu hantu paling ditakuti di Jepang. 

4. Yuki-onna

Yuki-onna (flickr.com/Stuart Rankin)
Yuki-onna (flickr.com/Stuart Rankin)

Nah, cerita hantu Jepang ini bisa dibilang paling terkenal. Yuki-onna atau Wanita Salju sering disinggung dalam film, drama, atau anime. Konon, Yuki-onna adalah hantu yang menguasai dataran salju.

Dulu, ia adalah perempuan yang mati di tengah badai salju. Kemudian, rohnya gentayangan dengan cara memikat para lelaki. Jika sudah terpikat, Yuki-onna akan mengisap rohnya sampai laki-laki itu mati.

5. Jorogumo

ilustrasi hantu (unsplash.com/Tandem X Visuals)
ilustrasi hantu (unsplash.com/Tandem X Visuals)

Kamu pasti gemetaran kalau melihat hantu Jepang bernama Jorogumo. Dari wujudnya saja, hantu ini sudah mengerikan.

Tubuhnya setengah manusia dan setengah lagi berbentuk laba-laba. Kamu bisa membayangkan betapa seramnya Jorogumo.

Menurut kepercayaan orang Jepang, Jorogumo digambarkan sebagai hantu yang suka menyamar menjadi perempuan cantik. Ia berusaha memikat para lelaki untuk dibunuh. Konon, Jorogumo senang menggulung korban dengan jaring laba-laba yang dimilikinya. 

Dari kelima cerita hantu Jepang di atas, menurutmu mana cerita yang paling menyeramkan? Atau, kamu punya cerita hantu Jepang lain yang lebih seram? Yuk, coba dibagikan di kolom komentar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
Addina Zulfa Fa'izah
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us