ilustrasi punden Watu Nganten (YouTube.com/Jelajah Misteri)
Meski mirip dengan cerita rakyat malin kundang yang berubah jadi batu karena durhaka kepada ibunya, sebaliknya, pasangan suami-istri dikutuk jadi Watu Nganten karena buang hajat sembarangan.
Sebenarnya tidak ada informasi pasti mengenai kebenaran kisah Watu Nganten ini. Namun, cerita ini dikisahkan terjadi sudah sangat lama, bisa jadi saat Kabupaten Blora belum muncul dan masih berbentuk hutan belantara.
Cerita Watu Nganten adalah kisah pasangan suami-istri yang baru saja menikah, sang suami berasal dari Dukuh Ngelobener, Jepon, Blora, sedangkan istrinya dari Desa Brumbung, Kecamatan Jepon, Blora. Saat itu, keduanya sedang dalam perjalanan dari rumah sang istri untuk melakukan acara ngunduh mantu di rumah orang tua sang suami. Di sinilah kisah menyedihkan keduanya dimulai.
Saat di perjalanan tersebut, sang suami berniat untuk membuang hajat. Namun, ia malah melakukan di tempat yang tak seharusnya. Konon, sang suami buang hajat di tempat yang terkenal angker dan tanpa permisi. Oleh karena itu, "si penunggu" tempat sang suami buang hajat menjadi marah dan mengutuk pasangan ini menjadi batu.
Setelah keduanya berubah menjadi batu, kuda yang ditunggangi sejoli tersebut meneruskan perjalanannya hingga sampai ke rumah orang tuanya. Tentu saja orang tua dan keluarganya merasa bingung karena hanya kudanya yang sampai, tanpa anaknya.
Diceritakan bahwa kuda tersebut akhirnya menuntun orang tuanya ke tempat sejoli tersebut berubah menjadi batu. Namun, bukan menemui anaknya, orang tuanya justru hanya menemukan batu yang berhimpitan tepat di depan pohon beringin besar.