Alasan Menarik dari Pemilihan Juri Podcast Hunt 2025, Spill Kisi-kisi!

Jakarta, IDN Times - Pendaftaran untuk Podcast Hunt 2025 telah dibuka. Podcast Ancur bersama Spotify mengumumkan diluncurkannya kompetisi ini pada Jumat (19/9/2025) di Dia.gue.lo Kemang.
Podcast Hunt 2025 membuka pendaftaran hingga 18 Oktober 2025. Tentunya, para peserta akan dinilai oleh para juri yang kompeten di bidangnya. Dalam konferensi pers penuh canda tawa dan interaksi lucu antara Podcast Ancur dengan para juri, IDN Times menemukan beberapa hal menarik yang di-spill. Salah satu yang menarik adalah alasan penyelenggara dalam memilih para juri untuk Podcast Hunt 2025, nih! Simak bareng, yuk!
1. Angga Nggok dari PODKESMAS sudah ditawari jadi juri sejak 2024

Salah satu juri yang paling banyak melakukan tiki-taka dengan para anggota Podcast Ancur di kesempatan tersebut adalah Angga Nggok. Awalnya, Nggok sudah ditawari oleh Diaz Danar, anggota Podcast Ancur untuk menjadi juri di Podcast Hunt 2024. Namun, karena jadwalnya tidak pas jadinya Nggok digantikan.
Tahun ini, Angga Nggok pun menduduki kursi juri dari Podcast Hunt 2025. Saat ditanya apa yang membuat dirinya menerima tawaran juri ini, Nggok menjawab dengan bercanda.
"Jadi, akhirnya pas ditawarin Diaz jadi juri, "mau gak?" Yah kenapa gak, gitu. Apalagi pas Diaz bilang, "ini ada angkanya (bayaran)," oh iya jelas, ayok,” kelakarnya.
Namun, di balik candaan tersebut, Nggok mengaku dirinya menerima ini karena memang memiliki passion dalam bidang podcasting. Diaz pun menambahkan bahwa dirinya memang ingin mengundang salah satu anggota PODKESMAS menjadi juri karena mereka adalah salah satu podcast terbesar di Indonesia. “Kita panggil PODKESMAS menjadi lokomotif di industri podcast di Indonesia,” terang Diaz.
2. Kai Soerja dari In Her View bakal beri penilaian dari perspektif cewek

Kai Soerja merupakan satu-satunya juri perempuan di Podcast Hunt 2025. Saat ditawari Diaz sebagai juri, Kai mengatakan bahwa dia sempat ragu karena merasa masih baru di dunia podcasting.
Akan tetapi, ada satu kalimat dari Diaz yang Kai bilang menjadi alasannya untuk menerima tawaran juri ini. “Katanya, soalnya kayak gini, "kita butuh perspektif cewek." And I was like, okay. But then, he got me sold at perspektif cewek. Karena menurut gua perspektif cewek perlu representation,” ungkap Kai di kesempatan yang sama.
Diaz kemudian membeberkan alasan Podcast Ancur memilih Kai sebagai juri Podcast Hunt 2025. Mereka ingin membuat statement bahwa meskipun dunia podcasting sekarang didominasi laki-laki, kesempatan podcaster perempuan dalam ajang ini sama besarnya. Jadi, Podcast Hunt 2025 juga membuka peluang yang sama besarnya antara podcaster perempuan dan laki-laki.
3. Arif Brata dari Podcast Ampat dan ABG Siniar diharapkan beri insight soal multi-platform

Diaz pun tidak lupa untuk mengatakan alasannya memilih Arif Brata sebagai juri. Terkenal di platform berbagi video, kelebihannya itu membuatnya dilirik sebagai juri.
“Arief Brata, kita lihat di platform digital, apalagi versi video-video pendek, dia sangat luar biasa. Nah kita tahu, podcast tidak bisa hanya mengandalkan satu digital platform yang diandalkan dari kepunyaannya dia sendiri. Jadi harus multi-platform untuk mempromosikan podcastnya. Dan Arief Brata tuh sangat mahir di bidang mempromosikan sebuah pod-content,” jelas Diaz.
Podcast Ancur ingin para peserta Podcast Hunt 2025 juga belajar bagaimana cara mempromosikan podcast mereka. Sayangnya, Arif tidak bisa mengungkapkan alasannya menerima tawaran menjadi juri karena tidak dapat hadir dalam konferensi pers pada Jumat (19/9/2025).
4. Para juri spill kisi-kisi tipe pemenang yang bisa menarik perhatian mereka

Tiga juri yang dipilih untuk Podcast Hunt 2025 mewakili 3 sudut pandang yang berbeda dalam menilai. Bagi kamu yang ingin mengikuti Podcast Hunt 2025, baik Nggok dan Kai sudah sempat nge-spill peserta seperti apa yang bisa meraih perhatian awal mereka agar lolos di babak selanjutnya. Kai lebih memilih podcast yang isi dan tujuannya harus jelas. “How well you know your audience. How well you describe your podcast,” ungkapnya.
Sementara, Nggok lebih memilih peserta yang konsisten dan jadi dirinya sendiri. Menurutnya, engagement dengan audiens itu penting. Jika karakter kita berubah-ubah karena kita tidak menjadi diri kita sendiri, maka audiens pun tidak tahu kita karakter yang seperti apa.
“Itu jadi 'teman' kita. Mas dan mbak di sini pasti punya temen tongkrongan, punya temen main, nongkrong, ngobrolnya nyambung. "Oh, nyambung nih." Nah, kita kan harus mencari itu,” ujarnya saat mengumpamakan bagaimana menjadi diri sendiri itu penting untuk engagement dengan audiens.