Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hanya Arek Suroboyo yang Mengerti 9 Ungkapan Ini!

Sumber Gambar : foto.tempo.co
Sumber Gambar : foto.tempo.co

Setiap kota tentu memiliki ciri khas masing-masing dalam berinteraksi satu sama lain. Nah, 9 ungkapan ini hanya dimengerti oleh orang Surabaya. Kalau bisa membiasakan diri dengan ucapan-ucapan ini, berarti kamu resmi jadi arek suroboyo!

1. Ada tambahan kata Pek... emang pempek?

Default Image IDN
Default Image IDN

“Eh... gila Pek!! Itu Angel sama mantannya Pek!!!”

“Iyoo Pek!”

“Sumpah, Pek!”

“Gila Pek!”

Semua ditambah kata pek. Lama-lama kalau pesan pempek, jadinya gini "eh, pesen pempek pek." Lahh, bingung nanti penjualnya.

2. Kalau berbicara harus ngotot (padahal sebenarnya biasa aja nadanya)

Default Image IDN
Default Image IDN

“KON TAU YOOOO.... Ternyata gitu-gitu Angel juara 1!!”

“SUMPAH?”

“KOK ISO?”

Padahal, aslinya cerita cuma biasa saja. Cuma memang nada orang Surabaya naik semua. Plus belum ditambah sama suara yang keras, paket komplit dah!

3. Teman baik : nggak saling sebut nama, tetapi pakai alternatif lain seperti kon, c*k, dut, dan lainnya.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20150918/1.jpg

“Kon mau kemana?” (kamu mau kemana?)

“Woy apa kabar, c*k?” (apa kabar?)

Coba bedakan kalau kamu belum berteman akrab, pasti manggilnya sopan dan tanpa tambahan. Meski begitu, bagi orang Surabaya ini salam sayang lhoo. Rasanya belum bisa cerita dan tertawa lepas dengan teman kalau belum saling memanggil dengan sebutan yang satu ini.

4. Selalu ada tambahan “tha”, apapun itu.

Default Image IDN
Default Image IDN

“Wih, Angel pacaran sama Rico tha?”

“Lho, sing nggena tha!” (Lho, beneran?)

“Iyo, kon belum tau tha?” (Iya, kamu belum tahu?)

Bagi orang Surabaya, tha itu bisa dijadikan salah satu kalimat tanya. Jadi kalau diajak ngomong dan ada akhiran tha ini, kamu bisa langsung tahu kalau sedang ngobrol sama orang Surabaya dan dia sedang bertanya.

5. Jangan lupa dengan tambahan “seh” dengan nada agak sewot – yang sebenarnya nggak sewot, dan artinya adalah “sih”

Default Image IDN
Default Image IDN

“Ini gimana seh?”

“Gini lho maksudnya, bener nggak seh?”

“Mestie iya seh.”

Jangan emosi dulu, ini khas-nya Surabaya kok. Kita nggak marah, cuma kebiasaan.

6. Hobi menggunakan sing... sing a song kali ya?

Default Image IDN
Default Image IDN

“Mau sing mana, mbak?”

“Sing kanan bawah ini lho!”

“Sing ini ta?”

“Iyo... sing itu!”

Padahal aslinya langsung sebut barang kan enak. Tapi maklum, ada yang kurang kalau nggak pakai sing. Berasa makan tempe tanpa nasi euy!

7. Suka menambah-nambahkan huruf “m” dalam semua kata.

Default Image IDN
Default Image IDN

“Kok mbalek sekarang? Tunggu bentar lagi dong!” (kok kembali sekarang?)

“Gak iso c*k, mau berangkat ke mbatu malam iki.” (mau berangkat ke batu)

“Mbatu lagi... gak mblenek tah?” (batu lagi... gak bosan?)

Yuk mari berpikir, kira-kira kata apa lagi yaa yang bisa ditambah dengan m ini? Memang orang Surabaya kreatif kok!

8. Memberi penekanan dengan huruf “U” supaya terlihat LEBAY.

Default Image IDN
Default Image IDN

“gUUilaa... liaten Angel tah!”

“UUayuu pekkk... sumpah!”

“sUUangarrr... kok iso yo UUayu kayak gitu.”

Uuuuaneh ya? Nggak kok, kan asyik dengan bahasa seperti ini. Semakin banyak "u"-nya, semakin banyak juga kamu bisa berbicara dengan temanmu. Asoy!

9. Entah dimana pun dan kapanpun, suka mengeluarkan kata-kata mutiara (c*k, as*) kepada teman-teman baiknya.

Default Image IDN
Default Image IDN

“Kon dimana iki, s*?”

“C*k, aku wes sampe iki, cepetan.”

“Sabar c*k, sek macet iki lho.”

Hal ini nggak cuma dilakukan sama anak muda, bahkan sama orang tua kalau bertemu dengan teman akrabnya pun seperti itu.

Onok sing kurang nggak rek?

Share
Topics
Editorial Team
Megan Faustine
EditorMegan Faustine
Follow Us