Sudah lebih dari 20 tahun sejak kecelakaan mobil Putri Diana yang tragis di Paris. Jutaan orang berkabung di seluruh dunia. Meskipun hidupnya terbilang singkat, Diana meninggalkan dampak yang bisa terus dirasakan hingga kini oleh keluarga kerajaan dan dunia. Warisan terbesarnya, tentu saja, adalah anak-anaknya, Pangeran William dan Harry.
Dilansir dari laman Harpersbazaar.com.au, ternyata Diana pernah melanggar beberapa protokol istana semasa hidupnya. Apa saja? Yuk kita simak.
Diana memilih cincin pertunangannya sendiri dari katalog. Biasanya, cincin pertunangan kerajaan dibuat secara khusus. Namun kala itu, Diana memutuskan untuk memilih sendiri cincin pertunangannya dari katalog koleksi perhiasan Gerrard. Cincin itu terbuat dari 14 berlian solitaire yang mengelilingi batu sapphire 12 karat dan diikat dengan emas putih. Sekarang, cincin berwarna biru cantik itu dikenakan oleh Duchess Kate Middleton.
Tidak seperti generasi sebelumnya, Diana memilih untuk meninggalkan tradisi pernikahan kerajaan dengan mengatakan bahwa dia akan "mematuhi" Pangeran Charles. Tiga dekade kemudian, William dan Kate mengikuti jejaknya.
Sejak menjadi ibu muda berusia 20 tahun, Diana sudah berkomitmen untuk membesarkan anak-anaknya secara modern. Diana memilih sendiri nama depan bagi anaknya dan juga menyusui mereka sendiri. Ketika itu, Charles menginginkan nama Arthur bagi anak sulungnya dan nama Albert untuk anak kedua.
Diana juga tidak mengikuti cara Ratu Elizabeth II merawat Charles kecil. Ketika Charles berusia dua tahun, Elizabeth terbang ke Malta untuk menghabiskan liburan natal bersama ayahnya dan meninggalkan Charles pada kakek-neneknya. Diana dan Charles melawan tren tersebut dengan membawa William yang saat itu berumur sembilan bulan dan juga pengasuhnya bersama mereka dalam tur enam minggu ke Australia dan Selandia Baru.
Pakar kerajaan, Christopher Warwick mengatakan bahwa William dan Harry sangat beruntung karena ibu mereka memiliki gagasan yang sangat berbeda dengan generasi pendahulunya.
Saat menikahi Charles, Diana meninggalkan pekerjaannya sebagai guru demi mengikuti peraturan kerajaan. Namun setelah menjadi seorang puteri, Diana memilih untuk selalu mengutamakan kepentingan anak-anaknya di atas kewajibannya sebagai puteri.
"Tak pelak lagi, dia meninggalkan anak-anaknya dengan pengasuh anak sama seperti dia sendiri dan begitu banyak anak Inggris lainnya, tapi dia mencoba mengatur jadwalnya agar sesuai dengan anak laki-lakinya," Katrine Ames menulis di Newsweek pada tahun 1997.
"Dalam kalender resminya, sang putri memiliki semua rincian sehari-hari tentang kehidupan anak laki-lakinya yang ditandai dengan tinta hijau."
Atas desakan Diana, William menjadi pewaris tahta pertama yang belajar di sekolah negeri. William bersekolah di Jane Mynor dekat Istana Kensington.
Diana membawa anak laki-lakinya untuk membeli hamburger di McDonald's, mengendarai kereta bawah tanah dan bus, serta membiarkan mereka mengenakan celana jins dan topi baseball, membiarkan mereka bermain kayak dan mengendarai sepeda. Di Disneyland, mereka mengantre seperti orang lain.
Diana juga membawa anak laki-lakinya ke rumah sakit dan tempat penampungan tunawisma. "Dia sangat ingin membuat kita melihat kekejaman kehidupan nyata," kata William kepada reporter ABC News Katie Couric pada tahun 2012.
"Dan saya tidak dapat cukup berterima kasih padanya untuk itu, karena kenyataan merampasnya dan itu menjadi salah satu pelajaran terbesar yang saya dapat yaitu betapa beruntungnya dan betapa istimewanya kita, terutama diri saya sendiri. "
Diana menolak untuk berlaku formal ketika berbicara dengan anak-anak. Diana selalu berusaha untuk berjongkok dan melihat mata mereka (hal ini diikuti oleh Kate). Ingrid Seward editor majalah Majesty mengatakan bahwa Diana adalah anggota keluarga kerajaan pertama yang melakukannya.
Diana berjabat tangan dengan pasien HIV positif dan mengunjungi anak yatim piatu yang terjangkit AIDS di Brazil pada April 1987, ketika penyakit ini salah dipahami. Diana mengatakan bahwa mengenal HIV tidaklah membahayakan sehingga orang lain boleh menjabat tangan apalagi memeluk para pengidap, karena Diana juga tahu bahwa para penderita HIV sangat membutuhkan dorongan moral seperti itu.
Tahun 1985 di Melbourne, Australia, Diana melengkapi gaunnya dengan choker zamrud dan berlian yang diberikan Ratu sebagai hadiah pernikahan. Bukannya memakai choker itu di leher, Diana malah menggunakannya sebagai tiara.
Diana bukan lagi "Shy, Di". Tahun 1994, ketika film dokumenter perselingkuhan Charles ditayangkan, Diana menghadiri Serpentine Gallery dengan mengenakan mini dress. Hari berikutnya, Diana menjadi headlines media karena penampilannya yang percaya diri dan pastinya melanggar peraturan Ratu.
Pada tahun 1995, Diana secara diam-diam memberikan sebuah wawancara yang sangat terbuka kepada wartawan BBC Martin Bashir. Meski ajudannya mengaku kemudian Diana menyayangkannya, sang putri tetap mencoba mengendalikan kegilaan media dan paparazzi saat itu. Itu adalah wawancara solonya yang pertama dan ditonton oleh lebih dari 21,5 juta orang di Inggris.
Dalam wawancara dengan BBC, dia juga berbicara tentang hubungan lama Pangeran Charles dengan Camilla Parker-Bowles: "Naluri seorang wanita sangat bagus, saya tahu dari orang-orang yang memikirkan dan peduli dengan pernikahan kami ... Ada tiga orang dalam pernikahan kami ini, jadi agak ramai."
Diana juga tidak menyangkal mengenai hubungannya dengan James Hewitt: "Ya, saya memujanya, ya, saya jatuh cinta padanya, tapi saya sangat kecewa."
Namun, menayangkan aib kerajaan bukanlah sesuatu yang dianggap wajar. Sebulan setelah wawancara itu, sekretaris pers Diana mengundurkan diri dan Ratu mengirim surat kepada pasangan itu untuk meminta mereka bercerai.