Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Iklan Sirup Selalu Muncul di Bulan Ramadan?

ilustrasi minuman yang terbuat dari sirup (pexels.com/Susanne Jutzeler)
ilustrasi minuman yang terbuat dari sirup (pexels.com/Susanne Jutzeler)

Iklan sirup sepertinya selalu menjadi tradisi setiap tahunnya ketika menjelang Ramadan. Baik di televisi maupun media sosial, iklan sirup selalu hadir dengan konsep yang khas seperti pada saat momen berkumpul, suasana berbuka yang hangat, hingga vibes Ramadan yang kental. Iklan sirup ternyata bukan sekadar promosi, tapi juga mengandung makna pengalaman Ramadan itu sendiri. 

Kira-kira kenapa iklan sirup selalu muncul di bulan Ramadan? Sementara itu, di bulan biasa, minuman ini tidak terlalu banyak dicari. Daripada penasaran, yuk, simak empat alasan kuat yang membuat iklan sirup selalu muncul saat Ramadan!

1. Ramadan starter pack versi iklan

ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/Thirdman)

Seperti halnya Lebaran yang identik dengan ketupat, iklan sirup pun telah menjadi simbol identik bahwa Ramadan sudah dekat. Bahkan, iklan sirup ini sering kali tayang sebelum pemerintah menetapkan jadwal resmi awal puasa. Iklan tersebut selalu menjadi pengingat masyarakat akan nuansa Ramadan.

Iklan sirup juga sering dipandang sukses menangkap esensi Ramadan. Mulai dari lagu, suasana kumpul dan berbuka bersama keluarga semuanya terkonsep dengan nuansa "Ramadan banget". Tidak salah jika masyarakat yang menonton selalu terhipnotis oleh nostalgia iklan sirup dengan konsep berbeda setiap tahunnya.

2. Mengandung mini drama yang mengharukan

ilustrasi momen berbuka bersama keluarga (unplash.com/Ahmet Kurt)
ilustrasi momen berbuka bersama keluarga (unplash.com/Ahmet Kurt)

Sadar atau tidak, iklan sirup ini sering bikin masyarakat baper, terutama bagi anak rantau yang menjalani Ramadan jauh dari keluarga. Jika iklan minuman yang lain lebih menonjolkan tentang kesegaran produk, iklan sirup justru menonjolkan cerita emosional yang kuat. Ciri khas inilah yang dapat meningkatkan daya ingat penonton terhadap produk.

Iklan sirup di bulan Ramadan tak hanya sekadar iklan, tapi juga mengandung mini drama yang menciptakan nostalgia. Tanpa sadar, kita menyaksikan iklan tersebut sejak kecil sehingga menciptakan memori tersendiri di dalamnya. Oleh karena itu, banyak membeli produk tersebut, bukan hanya karena kebutuhan, melainkan dorongan dari memori masa kecil. 

3. Rasa manis itu identik dengan Ramadan

ilustrasi wanita berbuka dengan sirup (unplash.com/ahmet kurt)
ilustrasi wanita berbuka dengan sirup (unplash.com/ahmet kurt)

Sepertinya, anjuran "berbukalah dengan yang manis" merupakan salah satu hal yang memperkuat persepsi bahwa sirup merupakan pilihan terbaik untuk takjil. Selain praktis, sirup juga sangat cocok dikombinasikan dengan berbagai takjil seperti es teler maupun sop buah. Berbagai warna sirup yang ditampilkan pada iklan secara visual juga menggugah selera, sehingga membuat penonton tertarik.

Iklan sirup bisa terbilang sukses dalam menciptakan efek psikologis sehingga membuat seseorang yang haus merasa ingin membelinya untuk berbuka puasa. Apalagi ditambah dengan adegan yang menampilkan seseorang sedang menuangkan sirup merah dengan es batu yang berembun di dalam iklan menggugah selera dan menciptakan rasa haus, bahkan sebelum waktunya berbuka. Dengan iklan sirup yang selalu muncul pada saat Ramadan membuatnya terasa seperti sesuatu yang wajib ada di meja makan pada saat berbuka.

4. Takjil yang bisa diwariskan

ilustrasi wanita menuangkan sirup (unplash.com/Ahmet kurt)
ilustrasi wanita menuangkan sirup (unplash.com/Ahmet kurt)

Sirup bisa dibilang bukan lagi sekadar minuman. Peran sirup sudah seperti warisan turun-temurun yang menciptakan nostalgia Ramadan. Bahkan sejak kecil kita sering menyaksikan orang tua kita menyediakan sirup pada saat momen berbuka. 

Iklan sirup yang menampilkan adegan berbuka bersama keluarga membuat penonton mengingat pengalaman serupa seperti di rumahnya sendiri. Tanpa sadar setiap tahunnya kita otomatis membelinya karena merasa Ramadan belum lengkap tanpa sirup. Selain itu, sirup ini juga sering kali dijadikan pelengkap bingkisan lebaran untuk sanak saudara.

Faktanya, sirup sudah sangat melekat dengan Ramadan dalam benak masyarakat Indonesia. Ciri khas iklan sirup yang menciptakan nostalgia membuatnya menjadi warisan Ramadan dari generasi ke generasi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eli Suratmi
EditorEli Suratmi
Follow Us