"Anaknya umur berapa, bu?"
"19 bulan 11 hari..."
Seorang ibu mengingat hal detil mengenai anaknya, termasuk dalam menjabarkan usia. Kalau bapak-bapak akan menjawab 1,5 tahun, sang ibu mungkin akan menjawab detil hingga ke satuan bulan dan hari. Kenapa ya?
Perkembangan dan pertumbuhan anak itu adalah hal yang paling penting bagi anak. Nah salah satu indikator untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan anak adalah ditilik dari usia. Semakin detail ibu tahu dan hafal soal usia anak, maka hasil pengukuran perkembangan anak bakalan lebih akurat.
Seorang ibu pastinya gak mau dong kehilangan 'masa emas' bersama anak-anaknya? Ibu selalu pingin jadi orang nomor satu yang paling pertama tahu soal pertumbuhan anak. Ini sebabnya ibu bakalan lebih hafal dan super sensitif soal umur anak.
Kadang ibu-ibu juga bakal bikin semacam diary atau jurnal anak untuk memantau perkembangan anak dari hari ke hari. Dan untuk bikin ini juga butuh data yang akurat dong, termasuk berapa usia anak. Selain buat memantau pertumbuhan dan kesehatan anak, jurnal ini juga akan dijadikan acuan buat adek-adeknya nanti. Yah meskipun nggak semua anak bakal tumbuh dengan sama sih.
Sudah jadi rahasia umum kalau perempuan (baca: ibu-ibu) itu pasti lebih peka dan sensi soal urusan anak. Gak cuma urusan umur aja kok, tapi juga soal kesehatan anak, pergaulan anak, makanan anak dan lain sebagainya deh! Beda sama bapak-bapak yang keliatan slow dan kalem soal urusan anak.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ibu yang sensitif (termasuk soal umur anak) ternyata mampu menghasilkan anak yang lebih berprestasi lho! Ibu yang peka (meski sering dianggap rempong) bisa membuat kepercayaan diri anak meningkat dan akhirnya prestasi di akademik pun melonjak. So, hyper sensitif ala ibu-ibu ternyata bernilai positif kan?