5 Fakta Seputar Freeport yang Perlu Kamu Tahu, Jangan Asal Judge!

Breaking the myths of Freeport

Apa yang terbesit di pikiranmu ketika mendengar PT Freeport Indonesia? Dikenal sebagai salah satu perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia, PTFI, sebutan pendeknya, sudah berdiri 56 tahun, tepatnya pada 1967.

Selama itu, PTFI berkontribusi terhadap pemasukan negara melalui jutaan ton material tambang yang dihasilkannya, yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Namun, masih ada saja yang menganggap ‘negatif’ bila berbicara PTFI yang bersemayam di Bumi Cendrawasih ini. Untuk itulah, kamu perlu mengetahui 5 fakta seputar PTFI yang jarang diketahui. Check it out!

1. Freeport produksi tambang bawah tanah

5 Fakta Seputar Freeport yang Perlu Kamu Tahu, Jangan Asal Judge!Tambang bawah tanah Freeport (dok. YouTube IDN Times)

Senior VP Underground Mine, Henky Rumbino, mengatakan bahwa sejak beberapa waktu terakhir, 100 persen kegiatan produksi PTFI berasal dari tambang bawah tanah. Bukan karena habisnya tambang terbuka (open pit), melainkan karena semakin dalamnya cadangan bijih yang terus berlanjut ke bawah tanah.

“Faktor keamanan kerja menjadi prioritas, dan inilah yang mendorong perusahaan untuk beralih sepenuhnya ke tambang bawah tanah” ujar Henky di program Suara Millennial by IDN Times dengan tema ‘Breaking The Myths of Freeport’ yang tayang di YouTube.

Henky menambahkan, tambang bawah tanah PT Freeport memiliki tiga blok penambangan utama, yaitu Grasberg Block Cave (GBC), Deep Mill Level Zone, dan Big Gossan. Metode penambangan yang diterapkan adalah Block Caving dan Open Stoping, tergantung pada karakteristik batuan di blok masing-masing.

Metode Block Caving melibatkan pemotongan blok badan bijih di bagian bawah, memanfaatkan gravitasi untuk memungkinkan batuan jatuh sendiri. Adapun metode Open Stoping digunakan di tambang Big Gossan–bijih diekstraksi dari ruang bawah tanah dengan kemiringan lereng curam.

Baca Juga: Kementerian BUMN Optimis Smelter Freeport Beroperasi Sesuai Rencana

2. Proses pengolahan dan pengiriman material

5 Fakta Seputar Freeport yang Perlu Kamu Tahu, Jangan Asal Judge!Batuan bijih di Freeport (dok. YouTube IDN Times)

Setelah mengambil bijih tambang (ore), material tersebut diangkut ke unloading station, untuk dimasukan dalam mesin penghancur (crusher) sehingga menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil kemudian dikirim ke pabrik pengolahan untuk memisahkan mineral berharga yang mengandung tembaga, emas dan perak. 

“PT Freeport memiliki total 23 km rel di dalam tambang, dengan lokomotif listrik yang secara otomatis mengangkut material ore. Material tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan tembaga, yang merupakan bahan baku utama dalam berbagai industri, termasuk elektronik dan konstruksi,” jelas Syukriadi selaku Manager Operation Grasberg Block Cave Mine.

3. Proses pengolahan bijih di pabrik

5 Fakta Seputar Freeport yang Perlu Kamu Tahu, Jangan Asal Judge!Proses pengolahan bijih di Freeport (dok. YouTube IDN Times)

Bijih yang diperoleh dari tambang bawah tanah dikirimkan ke pabrik pengolahan. Di pabrik ini, bijih dihancurkan dan dihaluskan sampai mencapai ukuran pasir. Tahapan pengolahan melibatkan penambahan bahan penolong atau reagent untuk memodifikasi sifat permukaan mineral berharga, seperti tembaga sulfida, emas, dan perak.

Pada tahap flotasi, lumpur bijih yang telah dihaluskan diapungkan dan dipisahkan menjadi mineral berharga dan pengotor. Proses ini memanfaatkan sifat hydrophobic mineral tembaga sulfida yang membuatnya melekat pada gelembung udara dan naik ke permukaan. Sementara itu, mineral pengotor yang tidak termodifikasi tetap larut dalam air.

4. Upaya reklamasi dan pengelolaan dampak lingkungan

5 Fakta Seputar Freeport yang Perlu Kamu Tahu, Jangan Asal Judge!Kolam ikan dari hasil tailing di Freeport (dok. YouTube IDN Times)

PT Freeport menunjukkan komitmen serius terhadap reklamasi dan pengelolaan dampak lingkungan. Salah satu area yang dikunjungi program Suara Millennial by IDN Times dengan tema ‘Breaking The Myths of Freeport’ adalah Pusat Penelitian Reklamasi dan Biodiversity di Mill 21, yang mana penelitian dilakukan untuk mengembalikan ekosistem yang terganggu oleh limbah tambang.

General Superintendent Reclamation Freeport, Robert Sarwom, menjelaskan bahwa melalui kajian dan pengembangan, perusahaan menanam berbagai jenis tanaman pertanian dan melakukan budi daya ikan air tawar.

“Kolam ikan ini dibangun di atas endapan tailing, membuktikan bahwa tailing tersebut aman dan tidak membahayakan lingkungan,” ujarnya.

5. Kontribusi terhadap masyarakat melalui pendidikan

5 Fakta Seputar Freeport yang Perlu Kamu Tahu, Jangan Asal Judge!Sekolah Asrama Taruna Papua (dok. YouTube IDN Times)

PT Freeport juga berkontribusi pada sektor pendidikan dengan mendirikan beberapa sekolah berpola asrama, salah satunya yaitu Sekolah Asrama Taruna Papua. Sekolah ini memberikan pendidikan kepada anak-anak dari suku Amungme dan Kamoro. Sejak berdiri pada 2007, jumlah siswa terus bertambah, mencapai lebih dari 1.000 siswa setiap tahunnya.

“Jadi, kami di sini memang mendidik anak dengan hati. Itu juga doa dan akhirnya sudah berkembang. Dari awal itu, ada 293 siswa dari Yayasan Pendidikan Lokon yang mulai bergabung. Lalu pada 2019 bertambah, bertambah, bertambah terus 700 lebih, sampai terakhir itu pada 1.080 tahun kemarin,” ujar Kepala Sekolah Taruna Papua, Johana M.M. Tnunay.

Nah, penting untuk diketahui bahwa PT Freeport tidak hanya fokus pada aspek produksi tambang, tetapi juga berusaha memberikan dampak positif pada masyarakat sekitarnya. Meskipun tantangan terus ada, langkah-langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk mencapai keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan di wilayah Papua. (WEB)

Baca Juga: Bos Freeport: Pertambangan Indonesia Paling Maju di ASEAN

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya