Para idol akan selalu dikelilingi oleh fans yang menyayangi mereka dan para haters yang memiliki peran antagonis sebagai orang yang paling membenci idol tersebut. Haters akan terus menerus mencari-cari celah kesalahan idol yang mereka benci agar bisa melontarkan komentar buruk dan meneror idol yang tak mereka sukai itu.
Maka dari itu, para idol benar-benar harus memasang 'topeng' dengan baik dan menjaga perilaku mereka, agar tak ada celah bagi haters untuk menyerang mereka dengan komentar buruk yang memojoki.
Namun, tetap saja haters selalu mendapatkan celah untuk menjadikan idol tersebut sebagai korban cyber bullying mereka. Haters tadi bahkan tidak segan-segan untuk melukai idol tadi dan membuat idol tersebut merasa tertekan dengan semua hujatan yang diberikan kepada mereka.
Para idol bahkan merasa sangat terganggu ketika para haters membuntuti mereka setiap harinya karena haters di Korea Selatan tak segan-segan untuk melukai orang yang tidak mereka sukai. Perilaku tadi juga dianggap sebagian orang sebagai hal yang wajar. Wah, benar-benar sudah kelewatan, ya.
Sangat sulit untuk melindungi seorang idol atau artis di Korea Selatan dari stres dan gangguan mental, seperti depresi karena masih banyak juga dari mereka yang juga ragu untuk memeriksakan kondisinya kepada pakar kesehatan terkait. Mereka takut akan sebuah pengakuan tentang kondisi mereka saat itu yang suatu saat bisa menghalangi atau bahkan menghancurkan karier mereka sebagai seorang bintang.
Mereka lebih memilih untuk menyembunyikannya di balik topeng bahagia mereka, karena sekeras apa pun mereka mencoba untuk melarikan diri dari tekanan hidup hingga standar publik ketika mereka sudah merasakan ketenaran, mereka tidak akan benar-benar berhasil keluar dari lubang kesakitan itu karena mereka hanyalah seorang 'robot pencetak uang'.