Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu

Cinta yang sekuat tenaga sekalipun tidak akan pernah terjalinkan.

Cinta yang sekuat tenaga sekalipun tidak akan pernah terjalinkan.”

 

Jatuh cinta pada sahabat sendiri bukanlah hal yang tidak lazim terjadi, dan bagi lelaki yang satu ini pun demikian. Yang tidak semestinya terjadi adalah mencintai tanpa bisa bebas mengekspresikannya dalam jangka waktu yang terlampau panjang, 20 tahun lebih tepatnya, dan tetap bertahan dengan cinta yang sama.

Mencintai seharusnya tidak serumit ini, meski mencintai berarti bersedia tersakiti, bahkan oleh keadaan sekalipun. Jatuh cinta pada sahabat memang rumit, karena hubungan yang tercipta terlebih dahulu ada dalam bungkus sahabat, yang sebenarnya tidak lebih dari masalah sebutan. Sahabat atau kekasih, sama-sama mengisi hati kamu, sama-sama mengisi hari-hari kamu, tapi di ujung hari nanti harus kamu pilih siapa yang akan ada di sampingmu saat kamu mati.

Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu 

Bagi lelaki ini, simpel saja sebenarnya. Tidak ada pilihan lain selain jatuh cinta. Seperti saat kamu pertama kali bertemu dengan seseorang yang membangunkan sanubarimu dari tidur panjang, itulah yang dirasakan lelaki ini. Setelah sekian lama kamu bangun dengan perasaan biasa-biasa saja, inilah kali pertama dirinya terbangun dengan perasaan bersemangat, dan semuanya karena dia yang spesial.

Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu 

Saat pertama kali berkenalan dan bertukar pertanyaan, “Kamu suka bola juga?”, tidak disangkanya bahwa perasaan aneh itu akan muncul. Semua menyebutnya dengan istilah yang aneh, jantung berdegup kencang, perut seperti geli karena kepak sayap kupu-kupu, semuanya terasa tidak normal. Sebelumnya, ia hanya mengernyitkan dahi jika ada yang membahas tentang jatuh cinta, baru saat bertemu dengan orang itu saja ia mengerti.

Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu 

Segera saja mereka menjadi sahabat. Tidak ada harapan apapun dalam hatinya, karena ia pikir tidak akan pernah ada kesempatan. Bagaimana mungkin, dirinya begitu sempurna dan banyak yang mengagumi, sementara ia paling jauh bernilaikan lima di mata kebanyakan gadis. Apa akan pernah dirinya dilirik? Karena itu, terus saja ia menyediakan diri meski tahu cinta takkan pernah menghampiri hati orang itu.

Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu 

Suatu hari, seperti banyak hari-hari lainnya, mereka menghabiskan waktu berdua. Hari itu, sesudah nonton bareng pertandingan bola Barca melawan Juventus dini hari, teman-teman satu persatu meninggalkan café tempat mereka berkumpul. Ia tidak mau cepat-cepat beranjak, ia takut kehilangan momen bersama berbagi keluh kesah yang sering mereka lakukan saat hanya tinggal mereka berdua di dalam ruangan. Hari itu, semuanya menjadi jelas. Ia tidak akan bisa lari dari perasaannya.

Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu 

Interaksi yang dilakukan sosok yang dicintainya dengan seorang pria lain, membuat darahnya terasa mendidih. Kamu pasti tahulah, dorongan yang menyatakan “Aku harus memiliki dirinya atau aku bisa mati” selalu ada dalam kasus jatuh cinta kelas berat, dan malam itu, dorongan itu tak lagi terbendung. Ia memutuskan mengungkap semuanya.

Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu 

Ia menunggu, terus menunggu. “Reaksi apapun, Tuhan, sedikit saja,” batinnya. Perlahan, satu-satu air mata menetes dari wajah yang selama ini menghiasi mimpi-mimpinya. “Maaf,” kata sosok itu, “Maaf karena kamu harus merasakan perasaan itu buatku. Maaf karena aku juga menyimpan hal yang sama begitu lama, dan maaf karena aku tidak pernah mempunyai nyali sebesar nyali kamu.” Seketika itu juga hati lelaki ini terkembang, terus, terus, bagaikan samudera. Seketika itu juga semua penantian terasa masuk akal. Inilah momen yang menjawab doa dalam diamnya.

Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu 

Tangan dingin yang menyentuh tangannya menyadarkannya dari lamunan sejenak. Sosok indah itu masih menangis, tangannya yang cukup lebar menggenggam tangan lelaki ini. “Maafkan aku, maafkan aku,” dan ia merasa janggal mendengar pengulangan ini. Kenapa harus minta maaf, tanyanya, kenapa minta maaf atas apa yang kamu rasakan dan aku rasakan. Banyak sahabat yang menjadi pasangan yang awet sampai tua, ia tidak melihat di mana salah yang harus dimaafkan.

Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu 

Perlahan, sosok yang dicintainya selama lima tahun belakangan ini mengeluarkan sebungkus amplop dan menyerahkannya. Mendadak pandangan mata lelaki ini mengabur, ia tahu itu karena air mata. Ia melihat nama yang tertera dan sosok yang dicintainya bersanding bersebelahan dengan nama seseorang yang pernah didengarnya. Tanggal sudah diputuskan, sayup-sayup ia dengar suara itu, aku tidak tahu kalau kamu merasakan hal yang sama, masih saja ia berbicara.

Lelaki ini diam dalam waktu yang seakan tidak terhitung. Ia dapat merasakan sosok itu beranjak pergi, menyentuh bahunya dan pamit. Untuk waktu yang terasa seperti selamanya, kejadian itu berlangsung sangat cepat. Lelaki ini bangkit dan mengejar sosok yang dicintainya, berusaha menghentikan langkahnya, berharap ada hal yang dapat diubah. Kemudian, sebelum sempat memanggil namanya, ia menghentikan langkah. Ini bukan kisah dongeng, ini bukan tanah kebebasan, suatu suara menyayat realita dalam hatinya, kenyataannya dua pria tidak akan pernah bisa menyatu.

Lelaki Ini Mencintai Sahabatnya Sendiri Selama 20 Tahun dan Sadar Bahwa Mereka Tidak Akan Pernah Bersatu 

Dan begitu saja, waktu berlalu lagi dengan cepat.

Topik:

Berita Terkini Lainnya