Ke Tambang Freeport, Jovial Da Lopez Bongkar 5 Mitos Ini

Freeport punya sejarah panjang dalam industri pertambangan

Apakah kamu tahu di mana salah satu tambang emas terbesar di dunia berada? Jawabannya ada di Indonesia, tepatnya di kabupaten Timika, Papua. Tambang ini dikelola PT Freeport Indonesia (PTFI). Tak hanya emas, tambang tersebut juga kaya akan tembaga dan perak.

Sejak berdiri 56 tahun lalu, tepatnya pada 1967, Freeport telah menjadi sorotan publik hingga menciptakan sejarah panjang dalam industri pertambangan di Indonesia. Namun, berbicara mengenai Freeport, ada berbagai mitos yang menyelimuti perusahaan ini.

Di program Suara Millennial: Breaking The Myths of Freeport, Jovial Da Lopez bakal memandu kamu untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya atas mitos-mitos yang beredar tentang PTFI selama ini.

1. Freeport bukan tambang emas

Ke Tambang Freeport, Jovial Da Lopez Bongkar 5 Mitos IniSuara Millennial: Breaking The Myths of Freeport bersama Jovial Da Lopez dan Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas. (Youtube IDN Times)

Tidak jarang, PTFI selalu diidentikkan sebagai perusahaan tambang emas. Tapi ternyata, emas hanyalah bagian dari komoditas mineral yang ditambang PTFI.

Emas bahkan bukanlah yang menjadi fokus utama perusahaan tersebut, melainkan tembaga. Makanya, nama kotanya adalah Tembagapura. 

Perlu kamu ketahui, Freeport Indonesia merupakan perusahaan penghasil tembaga paling besar nomor dua di dunia setelah Tambang Escondida di Chili. “Tapi mereka tidak punya emas,” terang Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas.

“Ada asumsi bahwa seolah-olah Freeport itu tambang emas. Bukan, PTFI adalah tambang tembaga yang juga menghasilkan emas. Hasil emasnya banyak, tapi hasil tembaganya ya lebih banyak lagi,” katanya.

Baca Juga: Pembangunan Proyek Smelter Freeport di Gresik Capai 80 Persen

2. Manfaat tembaga sangat dekat dengan hidup kita

Ke Tambang Freeport, Jovial Da Lopez Bongkar 5 Mitos IniTambang Grasberg PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua (IDN Times/Uni Lubis)

Dari wawancara Jovial Da Lopez bersama Tony Wenas ini, diketahui pula ternyata tembaga memiliki segudang manfaat yang dekat dengan kehidupan manusia. Kata Tony, di dunia ini 70 persen tembaga digunakan untuk menghantar listrik.

Tapi lebih dari itu, tembaga juga ternyata ada di mana-mana. Ada di smartphone-mu, di kendaraan yang kamu gunakan sehari-hari, hingga digunakan sebagai logam dasar untuk campuran sehingga bisa menjadi produk-produk lain.

3. Aturannya sangat ketat, tidak semua orang bisa masuk

Ke Tambang Freeport, Jovial Da Lopez Bongkar 5 Mitos IniTony Wenas dalam Sesi "Challenge Accepted: Recession and Solutions" di FIS 2023. (IDN Times/Herka Yanis)

Dalam sesi diskusi tersebut, Jovial juga sempat menceritakan pengalamannya saat mengunjungi tambang PTFI pada Agustus lalu. Katanya, area Freeport ini daerah yang sangat sistematis, tertutup, dan suasananya seperti markas militer.

Kalau menurut Tony Wenas, hal itu ada alasannya. “Jadi semua perusahaan tambang di Indonesia itu sifatnya tertutup untuk umum, dan ada aturan yang mengatakan seperti itu, yaitu Keputusan Menteri dari Kementerian ESDM. Intinya adalah untuk masalah keselamatan dan keamanan,” paparnya.

Ia pun melanjutkan, setiap pengunjung yang masuk harus terdata dan tak boleh sembarangan masuk karena memang masalah faktor keselamatan. “Harus ada izin dari Kepala Teknik Tambang yang berkoordinasi dengan Kepala Inspektur Tambang di Kementerian ESDM,” terang Tony.

“Yang dikedepankan adalah safety. Production will follow, tapi safety first. Dan kita tambahkan juga dengan nilai-nilai lain yang kita sebut dengan SINCERE (Safety, Integrity, Respect, Commitment and Excellence),” tambahnya.

Meski begitu, PTFI secara berkala mengundang banyak pihak baik dari media, publik, pemerintahan, dan stakeholders lainnya untuk bisa berkunjung melihat langsung suasana tambang Freeport.

4. Indonesia pegang 51,2 persen saham Freeport

Ke Tambang Freeport, Jovial Da Lopez Bongkar 5 Mitos IniPresiden Jokowi tinjau tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (dok. Sekretariat Presiden)

Nah, tadi kan sudah sempat disebut bahwa sekarang Indonesia telah memiliki 51,2 persen saham di Freeport Indonesia, lalu keuntungannya apa ya kira-kira buat negara kita?

Pak Tony Wenas menjelaskan bahwa berkat aksi divestasi tersebut, manfaat yang diterima oleh negara tentunya menjadi jauh lebih besar. Tadinya, 60 persen penghasilan PTFI untuk Indonesia. Sementara 40 persen untuk pemegang saham Amerika yaitu Freeport-McMoRan. 

Sekarang lain cerita, negara bisa untung 75 persen dari penghasilan PTFI. “Itu dalam bentuk pajak, royalti, dividen, pajak daerah dan pungutan lainnya. Dan 25 persen untuk Freeport-McMoRan,” kata Tony.

Ini jumlahnya fantastis banget lho, guys. Kalau dilihat pada tahun lalu saja, negara menerima Rp55 triliun dari PTFI. Termasuk juga di dalamnya Rp8,7 triliun diterima oleh pemerintah daerah. “Dan itu baru satu tahun,” ujar Tony. 

Bahkan, jika diukur secara jangka panjang dari 2018 sampai 2041, dengan asumsi harga tembaga USD4 per pon dan emas USD1,800 per ons, Indonesia bisa mendapatkan sekitar USD80 miliar atau sekitar Rp1.200 triliun. Wow, fantastis banget!

5. Dikendalikan oleh 98 persen orang asli Indonesia

Ke Tambang Freeport, Jovial Da Lopez Bongkar 5 Mitos IniPresiden Jokowi berkunjung ke Grasberg PT Freeport Indonesia (dok. Sekretariat Presiden)

Mayoritas pegawai PTFI adalah orang asli Indonesia, lho. “Saat ini ada sekitar 98 persen dan 41 persennya adalah orang asli Papua,” ujar Tony.

Untuk akhirnya bisa mencapai angka tersebut, ternyata ada proses development yang panjang banget. Sebelum PTFI dimiliki 51,2 persen oleh Pemerintah Indonesia, pengembangan SDM asli Papua dan Indonesia sudah lama dilakukan.   

PTFI memang rajin melakukan program pelatihan dan pengembangan, khususnya untuk orang asli Papua dan Indonesia sehingga bisa mencapai posisi-posisi kunci dalam perusahaan. Bahkan, PTFI memiliki Institut Pertambangan Nemangkawi yang melatih anak-anak muda Papua untuk bisa menjadi tenaga kerja yang terampil.

“Institut itu sudah meluluskan kira-kira 4.000 orang dan lebih dari 3.000 sudah bekerja di PTFI. Selebihnya di tempat lain. Saya punya Anggota Direksi 1 orang asli Papua, 9 Vice President juga orang asli Papua, ada sekitar 150-an Manager pun orang asli Papua,” papar Tony.

Nah, itu dia sedikit dari banyak mitos yang diungkap kebenarannya langsung oleh Presiden Direktur PTFI Tony Wenas. Untuk melihat lebih lengkap program Suara Millennial: Breaking The Myths of Freeport, langsung stalking channel YouTube IDN Times, ya! (WEB)

Baca Juga: Bos Freeport: Pertambangan Indonesia Paling Maju di ASEAN

Topik:

  • Ridho Fauzan
  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya