10 Kalimat Pembuka Terbaik dari Karya-karya Terkenal, Menggugah!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalimat pembuka adalah tempat di mana pembaca akan terpikat atau tidak pada sebuah karya tulis. Mereka berdiri sendiri sebagai kalimat, tetapi terkadang berhasil membuat kita ingin terus membaca karya tersebut untuk menemukan apa lagi yang ada di baliknya.
Berikut 10 kalimat pembuka terbaik dari buku-buku terkenal.
1. "Keluarga bahagia mirip satu dengan lainnya, keluarga tak bahagia tidak bahagia dengan caranya sendiri." — Anna Karenina
"Happy families are all alike; every unhappy family is unhappy in its own way."
— Anna Karenina (Leo Tolstoy)
Sebagai kisah cinta, rumah tangga, dan kehidupan yang rumit serta tragis, kalimat pembuka di atas benar-benar menggambarkan kondisi para tokoh di dalamnya (Anna; saudara lelakinya, Oblonsky; dan Konstantin).
2. "Hari yang cerah dan dingin di bulan April, dan jam-jam dinding berdenting sebanyak tiga belas kali." — 1984
"It was a bright cold day in April, and the clocks were striking thirteen."
— 1984 (George Orwell)
Walau diawali dengan kalimat indah yang membuka hari, novel dystopian ini akan "menghancurkan" kalian secara perlahan, tepat ketika tokoh utamanya, Winston Smith, mulai mencari kebebasan berpikir dan kebenaran dari Big Brother.
3. "Inilah masa terbaik, sekaligus masa terburuk. Zaman kebijaksanaan, juga zaman kebodohan." — A Tale of Two Cities
"It was the best of times, it was the worst of times. It was the age of wisdom, it was the age of foolishness. It was the epoch of belief, it was the epoch of incredulity. It was the season of Light, it was the season of Darkness. It was the spring of hope, it was the winter of despair."
— A Tale of Two Cities (Charles Dickens)
Berlatar di London dan Paris selama peristiwa bersejarah, Revolusi Prancis, novel ini menggambarkan kebrutalan yang dilakukan oleh kaum revolusi terhadap para aristokrat borjuis pada awal revolusi dan sebuah dunia paralel yang menggambarkan kehidupan sosial di London pada periode yang sama.
4. "Suatu pagi Gregor Samsa terbangun dari mimpi buruknya, ia menemukan dirinya telah berubah menjadi seekor kecoa besar yang menakutkan." — Metamorfosis
"As Gregor Samsa awoke one morning from uneasy dreams he found himself transformed in his bed into a gigantic vermin."
— Metamorfosis (Franz Kafka)
Dari kalimat pembukanya saja kita sudah dapat membayangkan betapa "mengganggunya" novel ini. Dalam Metamorfosis, kita akan dihadapkan pada hubungan antara anak-ayah yang tidak harmonis. Kita akan melihat sosok ayah yang keras, di mana sosok anak lah, Samsa, yang harus menanggung semua beban dan rasa bersalah di pundaknya.
5. "Alice mulai bosan duduk di dekat saudarinya di tepi sungai, dan tidak melakukan apa-apa" — Alice’s Adventures in Wonderland
"Alice was beginning to get very tired of sitting by her sister on the riverbank, and of having nothing to do: once or twice she had peeped into the book her sister was reading, but it had no pictures or conversations in it, 'and what is the use of a book,' thought Alice, 'without pictures or conversation?'"
— Alice’s Adventures in Wonderland (Lewis Carroll)
Ya, kalimat pembuka ini menggambarkan rasa keingintahuan Alice yang nantinya akan mengantarkan ia ke petulangan "magical"-nya di Wonderland.
Editor’s picks
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 7 Teori Konspirasi Paling Gila dalam Dunia Sastra
6. "Ini adalah kebenaran yang diakui secara universal, bahwa seorang pria lajang yang memiliki nasib baik, harus menginginkan seorang istri." — Pride and Prejudice
"It is a truth universally acknowledged, that a single man in possession of a good fortune, must be in want of a wife."
— Pride and Prejudice (Jane Austen)
Menekankan pada tema realisme, romantisme dan keluarga, kita pastinya sudah dapat menebak akan ke arah manakah cerita novel ini.
7. "Di tengah perjalanan hidup kami, aku tersesat dari jalan yang lurus dan terbangun sendirian di tengah hutan yang gelap." — Inferno
"Midway in our life’s journey, I went astray from the straight road and woke to find myself alone in a dark wood."
— Inferno (Dante)
Dalam bahasa Italia, inferno sendiri berarti neraka. Karya ini adalah bagian dari puisi buatan Dante, penyair Italia dari abad ke-14 yang menceritakan perjalannya ke Neraka sambil dipandu oleh seorang penyair Romawi kuno, Virgil.
8. "Hari ini Ibu meninggal. Atau, mungkin kemarin. Aku tidak tahu." — Orang Asing
"Mother died today. Or maybe it was yesterday. I don't know."
— Orang Asing (Albert Camus)
Lewat novel ini, kita akan disuguhkan dengan "keterasingan" yang dialami oleh tokoh utamanya, Mersault. Dalam novel ini, Mersault harus bergelut dengan absurditas duniawi, di mana ia akan terasing, baik dari lingkungannya, kebudayaannya, orang-orang terdekatnya, bahkan dirinya sendiri.
9. "Dalam sebuah lubang di tanah, hiduplah sesosok hobbit." — The Hobbit
"In a hole in the ground, there lived a Hobbit."
— The Hobbit (J.R.R. Tolkien)
Kalian semua pasti sudah tahu kisah legendaris ini, kan? Bagaimana seorang Hobbit bernama Bilbo akan menempuh perjalanan berbahaya bersama sekelompok kurcaci dan seorang penyihir untuk membebaskan sebuah gunung dari cengkeraman naga. Ya, terkadang semua perjalanan besar dimulai dari sebuah rumah kecil yang nyaman.
10. "Kemarahan — Dewi, nyanyikan kemarahan dari putra Peleus, Achilles" — Iliad
"Rage—Goddess, sing the rage of Peleus' son Achilles."
— Iliad (Homer)
Sebagai salah satu kisah klasik yang paling terkenal, yang bahkan pernah difilmkan pada tahun 2004 dan dibintangi Brad Pitt (Troy), Iliad adalah salah satu epik yang setidaknya harus kalian baca (atau kalian tonton, mungkin) sekali seumur hidup.
Nah, itu tadi 10 kalimat pembuka terbaik dari buku-buku terkenal. Bagaimana, apakah kalian tertarik untuk membaca semuanya?
Baca Juga: 5 Film yang Mengisahkan Latar Belakang Lahirnya Karya Sastra Klasik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.