Tanpa Kamu Sadari, Inilah 7 Persamaan Fans Bola & KPop

Fans dari setiap klub maupun grup artis selalu punya sebutan tersendiri untuk komunitasnya. Misalnya, fandom SNSD bernama SONE (dibaca sowon), Super Junior memiliki fandom bernama ELF, BTS dengan komunitas ARMY-nya, bahkan solois IU punya fandom bernama Uena.

Begitu pula dengan para suporter klub bola yang punya nama fandom, biasanya disesuaikan dengan karakteristik klubnya. Arsenal merupakan klub sepak bola yang timnya berjuluk The Gunners ini punya fans yang bernama Gooners. Klub jagoan Spanyol Real Madrid punya nama fandom Madridista, atau salah satu klub besar jagoan Indonesia Persib yang fansnya dijuluki Bobotoh.

Tak cuma fans klub bola, lho yang punya nama khusus. Timnas Korea Selatan juga punya sebutan khusus bagi para pendukungnya, yakni Red Devils.

Fans sejati adalah mereka yang selalu rela hadir di setiap hajatan besar sang idola. Bagi fans KPop, loyalitas mereka bisa dilihat dari antusiasme mereka menonton konser para idola. Tiket yang tidak murah pun bukan masalah. Mereka punya beragam cara untuk mengumpulkan uang demi berjumpa dengan para Oppa atau Noona.

Begitu pula dengan fans sepak bola, khususnya yang sangat mencintai klub-klub luar negeri. Mereka tak segan menabung supaya bisa benar-benar menapakkan kaki di stadion milik klub tercinta yang jauhnya beda benua. Selain sekadar menapakkan kaki di rumah klub, mereka tentu juga tak ingin melewatkan nonton pertandingan langsung di sana.

Siapa yang rela begadang menantikan comeback-nya para oppa? Hampir semua fans KPop ketika grup idolanya akan merilis lagu terbaru pasti sudah bersiap diri di depan laptop sejak 3 jam sebelum rilis. Biasanya lagu terbaru dirilis dini hari, sekitar pukul 12 malam-3 pagi (waktu Indonesia). Bahkan satu jam sebelum rilis, rasanya sudah was-was dan deg-degan saking penasaran seperti apa video klip dan lagu baru tersebut. Apalagi sebelumnya sudah disajikan teaser comeback yang makin bikin penasaran.

Sedangkan bagi para fans bola, khususnya yang di Indonesia ini, seringkali pertandingan berlangsung pada dini hari. Maka mereka rela tidak tidur sejak pertandingan belum mulai sampai berakhir. Pun tak peduli apa jenis pertandingannya- sekadar pertandingan persahabatan, kualifikasi, maupun liga-liga besar- pokoknya wajib nonton!

Ya, kedua fans ini sama-sama suka begadang memang. Demi sang idola.

Setiap klub maupun grup idol pasti punya barang-barang merchandise resmi sebagai kenang-kenangan untuk para fans. Bagi para fans bola, kurang gereget rasanya kalau belum punya jersey milik klub kebanggaan. Bahkan kalau bisa yang ada nama punggung sang idola dan pasti dikenakan setiap ada pertandingan. Selain jersey biasanya mereka punya syal bertuliskan nama klub, pin, hingga barang-barang keseharian seperti tas, jaket, dan dompet.

Begitu pula dengan fans KPop sejati yang merasa wajib punya light stick identitas sang idola. Biasanya setiap grup idol memiliki lightstick tersendiri dengan warna yang berbeda-beda. Konon, lightstick ini wajib dibawa ketika menonton konser para idol. Selain barang wajib tersebut, para fans KPop juga berusaha mengumpulkan poster maupun foto sang idola yang resmi dirilis dari agensi.

Sore itu, 28 Mei 2017, Romanisti memadati tribun Stadio Olimpico, stadion rumah milik AS Roma. Ada pemandangan tak biasa dalam laga melawan Genoa kali ini. Kala itu, tampak para pendukung AS Roma mengibar-ngibarkan kertas bertuliskan angka 10. Terdengar pula mereka menyerukan nama Totti, sang kapten.

Ya, hari itu bukanlah pertandingan biasa. Yang membuat pertandingan kali ini begitu berharga adalah karena ini adalah pertandingan terakhir sang kapten. Francesco Totti, pesepak bola jagoan Italia berusia 40 tahun ini akan pensiun.

Suasana haru pun mewarnai seisi Stadio Olimpico sepanjang pertandingan bahkan hingga akhir. Setelah laga, para pemain AS Roma, petinggi, hingga fans memberikan persembahan spesial bagi Totti. Tidak sedikit di antara Romanisti yang menangis.

Kiranya seperti itu juga yang dialami para fans KPop ketika idolanya hengkang dari grup atau grup idola mereka bubar. Ada sesuatu yang menyesakkan bila menghadapi kenyataan tersebut. Seolah-olah hidup ini sudah tak berguna karena tidak akan bisa lagi menonton formasi lengkap grup idol dalam beberapa penampilan. Tak bisa lagi menikmati musiknya dan tentu saja tak bisa menonton konser para idol lagi.

Kalau sudah begini biasanya para fans KPop apalagi yang fanatik bisa sampai tak nafsu makan dan tidak bergairah menjalani hari. Hayo, ngaku! Siapa yang kemarin menangisi kepergian Seohyun, Sooyoung, dan Tiffany SNSD? Atau adakah yang ikut menangis ketika Steven Gerrard keluar lapangan di laga terakhirnya bersama Liverpool?

Mungkin inilah salah satu lika-liku menjadi seorang fans, yakni harus bisa menahan emosi ketika jagoan atau idolanya dicibir oleh orang lain. Kita sering menerima berita tentang fans-fans bola yang rusuh usai pertandingan.

Tak hanya itu, bahkan di luar pertandingan pun tak jarang terjadi percekcokan antarfans. Tempat yang paling ketahuan adalah di kolom-kolom komentar media sosial. Apabila ada satu Tweet atau status yang agak menyindir payahnya permainan salah satu klub, maka fans klub tersebut akan marah-marah hingga terjadi perdebatan yang tak berujung.

Beberapa fans bola yang sering berseteru di antaranya adalah fans Persib dengan Persija, MU dengan Liverpool, dan Juventus dengan AS Roma.

Fenomena ini tak jauh beda dengan yang dialami para fans KPop. Bila grup idola mereka dibanding-bandingkan dengan grup lainnya terutama yang menjadi 'rival' biasanya mereka akan bercekcok ria. Memperdebatkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu. Beberapa contohnya adalah fans EXO dengan BTS dan fans SNSD dengan TWICE.

Duh, kenapa harus cekcok begitu, ya? Padahal kenyataannya idola-idola mereka justru berteman baik, lho.

Fans Arsenal beberapa tahun terakhir ini pasti geregetan banget karena sudah beberapa musim ini The Gunners tidak masuk dalam 5 besar klasemen Liga Inggris. Mereka pun menyalahkan Arsene Wenger yang makin kesini makin tak becus merancang strategi. Tidak sedikit yang mendesak Wenger agar segera turun saja dari kursi arsitek Arsenal.

Meski sering kalah, tapi para fans Arsenal tidak serta merta berpindah ke lain hati. Mereka justru memperjuangkan sebisa mungkin supaya klub jagoan mereka ini bisa menang.

Hal serupa juga dilakukan para fans KPop ketika idolanya terkena masalah atau tampak tidak sejahtera di bawah agensi yang menaunginya. Contohnya ketika girlband 2NE1 tak kunjung melakukan comeback, para fans berjuluk Blackjack ini benar-benar mendesak YG Entertainment supaya memperhatikan grup yang memang sudah senior tersebut.

Fans sepak bola maupun fans KPop mungkin tampaknya sadis dalam mendukung idola mereka. Kadang bukan cuma para haters yang mereka kecam, tak jarang mereka pun mencibir sang idola agar ia menjadi lebih baik. Mungkin lirik lagu Naif yang ini cocok untuk menggambarkan pengorbanan para fans sepak bola maupun KPop.

Aku tak tahu apa yang terjadi, antara aku dan kau

Yang kutahu pasti, kubenci untuk mencintaimu