7 Kelakuan Orang yang Gak Banget Ketika Makan di Warteg

Inilah kenikmatan makan di warteg. Tidak seperti makan di restoran atau rumah makan mewah yang terkesan formal dan menegangkan, di warteg konsumen bisa bebas makan dengan posisi apa pun. Termasuk menyilangkan kaki atau menaikkan satu kaki ke atas kursi. Tak peduli sopan atau tidak, yang penting makan dengan nyaman dan nikmat. Perut kenyang, hati senang, tak peduli tanggapan orang, bukankah itu yang dicari dalam kehidupan?

Ketika makan di warteg, jangan heran ketika kamu mendengar suara-suara obrolan yang diselingi gelak tawa, terdengar jelas dan keras. Selain suara obrolan, kamu pun pasti akan disuguhi dengan suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring, suara kucing, suara ayam, suara bebek, bahkan suara mulut-mulut yang mengunyah makanan. Berisik, tapi asyik.

Tipe konsumen ini biasanya tidak makan nasi, namun hanya menyantap beberapa buah gorengan yang tersaji bebas di atas meja sajian. Biasanya ditemani dengan segelas kopi atau teh hangat. Ketika selesai dan akan melakukan pembayaran, tipe ini akan mengaku hanya makan satu gorengan padahal sudah makan lima. Dalam bahasa Sunda, tipe seperti ini biasa disebut dengan DARMAJI yang merupakan kependekan dari ‘dahar lima ngaku siji’ (Makan lima mengaku satu).

Setelah makan, tipe ini biasanya akan melakukan kebiasaan-kebiasaan buruknya tanpa rasa malu atau sungkan. Seperti bersendawa keras atau mengambil sisa-sisa makanan dengan tusuk gigi tanpa menutup mulutnya dan membiarkan aroma-aroma ‘aneh’ itu tersebar di seantero warung makan.

Tipe ini tentu saja tidak akan membiarkan ‘pemandangan indah’ di depan matanya berlalu begitu saja, ketika melihat pelayan-pelayan muda berseliweran di dalam warung makan. Pelayan-pelayan muda tersebut biasanya merupakan anak atau kerabat dari pemilik warung yang ikut membantu membawakan minuman atau menyediakan camilan. Tak jarang, tipe seperti akan menggoda pelayan-pelayan dengan kata-kata gombal yang basi.

Ada lho, orang-orang tertentu yang kerap mengambil kesempatan dalam kesempitan. Entah karena tidak memiliki uang atau memang sengaja, tipe ini akan langsung meninggalkan warung makan setelah puas menyantap makanan tanpa membayar sepeser pun. Kesempatan ini biasanya diambil ketika pelayan sedang melayani pembeli lain atau sedang sibuk di dapur.

Jika tipe DARMAJI hanya melakukan ‘korupsi skala kecil’, maka tipe ini akan melakukan korupsi serupa dalam skala yang lumayan agak besar. Saat melakukan perhitungan biaya makan, mereka akan mengaku makan hanya dengan tempe orek, secuil sambal dan teh hangat tawar. Padahal sebenarnya mereka mengambil ayam bakar, daging rendang, sayur capcay, kerupuk, udang, lalapan, minuman mahal, dan sebagainya. Kenyang sih, tapi tidak berkah.

Jangan geleng-geleng kepala atau senyum-senyum sendiri melihat kelakuan orang-orang tersebut. Karena siapa tahu kamu adalah bagian dari mereka.