Jangan salah, meski belum tersentuh teknologi, anak-anak dan remaja generasi 90-an pun bisa mendapatkan hiburan yang tak kalah seru dari anak-anak zaman sekarang. Dari hal-hal kecil dan sederhana, mereka bisa tertawa terbahak tanpa pernah sekalipun merasa bahwa kehidupannya saat itu masih belum sejahtera.
Ada beberapa tingkah dan kelakuan anak-anak yang sekilas akan dianggap konyol. Namun bagi mereka merupakan hal seru yang tidak terlupakan. Apa saja kekonyolan-kekonyolan tersebut?
Saat terdengar suara helikopter, anak-anak yang sedang asyik nonton film kartun kegemaran biasanya langsung kompak berlari ke luar rumah sembari berucap kegirangan “Kapal minta uang, kapal minta uang,”. Hayo siapa yang bertingkah seperti ini?
Plembotan adalah sebutan untuk mainan era 90-an yang biasanya dimainkan dengan cara ditiup membentuk sebuah balon tipis. Setelah balon besar, bisa dilempar-lempar ke atas mengikuti arah angin, diisi pasir, air, atau malah dibenturkan ke wajah hingga seluruh permukaan wajah akan tertutup plembotan, dan akan terlihat seperti memakai topeng. Yang seru, topeng ini jika ditekan pada bagian yang masih ada udaranya, akan berbunyi "Pletok-pletok".
Ada sebagian anak SD yang tidak berani izin kepada gurunya saat sedang mengikuti pelajaran di kelas, namun sudah kebelet ingin buang air besar. Biasanya mereka akan mengantongi sebuah batu karena dipercaya bisa menahan hasrat buang air besar untuk sementara waktu. Ajaibnya, setelah mengantongi batu, hasrat BAB benar-benar hilang. Entah karena kebenaran mitos atau hanya sebuah sugesti.
Di era 90-an, karet gelang memang kerap dijadikan mainan yang bermacam-macam. Bisa dijalin panjang-panjang untuk lompat tali, bisa dimainkan dengan di selemper (Bahan dari potongan genteng yang diarahkan ke tumpukan karet gelang agar keluar dari lingkaran), atau bisa juga dibentuk menjadi bermacam-macam benda dan huruf X, L, V, I, O, bentuk bintang, kapal, balon udara, bahkan jaring laba-laba. Kreatif kan?
Entah karena kualitas kaus kaki yang rendah, biasanya anak-anak SD memakai kaus kaki yang melorot di bagian atasnya. Untuk mengakalinya, biasanya mereka memasukkan karet gelang ke dalam jahitan bagian atas dan mengikatnya rapat. Dan kaus kaki pun bisa digunakan dengan baik, meski setelah pulang sekolah akan ada bekas merah di sekeliling kakinya.
Anak yang ingin diramal biasanya terlebih dahulu menjiplak telapak tangannya di sebuah kertas menjadi bentuk gambar tangan. Di masing-masing jari pada gambar, dituliskan beberapa kelompok, seperti nama calon isteri/suami, pekerjaan, jumlah anak, hobi, dan sebagainya. Di akhir permainan, akan terlihat hasil ramalan dari perhitungan yang mereka buat.
Buah seri atau buah kersen adalah buah yang kerap menjadi saksi keseruan anak-anak era 90-an. Biasanya pohon ini tumbuh di sekitar halaman sekolah atau belakang rumah. Akan terlihat menarik saat buah-buah kecil yang manis itu sudah berbuah lebat dan berwarna merah menggoda. Keseruan mulai tercipta saat anak-anak berlomba mendapatkan buah itu sebanyak-banyaknya.
Biasanya setelah lari pagi, anak-anak akan iseng mencolek-colek tumbuhan putri malu. Tumbuhan yang akan merunduk jika disentuh tersebut merupakan sebuah kegiatan yang meski sederhana namun seru dan mengasyikkan.
Ini lagi kegunaan lainkaret gelang yang sering dilakukan anak-anak SD generasi 90-an. Saat penghapus pensil habis atau hilang, biasanya mereka mengikatkan karet gelang di atas pensil. Lalu dengan kreatifnya menjadikannya sebagai penghapus. Meski hasil hapusannya tidak bersih dan lebih banyak hitamnya, namun penghapus ini sangat membantu kegiatan mereka belajar.
Nah, inilah permainan yang tidak akan terlupakan hingga sekarang. Biasanya ada satu anak yang memiliki mainan gigi drakula dan berusaha menakut-nakuti teman-temannya. Lain waktu, mainan gigi drakula tersebut dipinjam oleh temannya yang lain, dan dipinjam lagi ke temannya yang lain lagi. Hiks, air liur dari anak-anak yang memakai gigi drakula bercampur di dalam sela-sela mainan yang mereka gunakan secara bergantian.
Yakin tidak tertarik dengan kekonyolan seru mereka?