Menjadi mahasiswa di era 90an memilki kesan tersendiri. Di masa terbatasnya sarana kuliah dan telekomunikasi, mereka masih semangat untuk menyelesaikan pendidikan sampai lulus. Keterbatasan fasilitas tidak menjadi alasan untuk suatu kegagalan.
Berikut ini ada 5 hal yang pernah dialami oleh mahasiswa tahun 1990an dan mungkin tidak akan dialami mahasiswa generasi millennial.
Jika generasi millennial sekarang sering nongkrong dan mencari tambatan hati di coffee shop, food court, dan tempat-tempat instagramable lainnya, generasi era 90an lebih sering nongkrong di Kansas.
Fakultas Sastra sangat terkenal karena memiliki mahasiswi-mahasiswi cantik, nyeni, lembut, dan dinilai romantis di masa itu sehingga banyak para mahasiswa dari fakultas lain mencoba peruntungan dengan mendatangi Fakultas Sastra. Salah satu tempat favorit para mahasiswi Fakultas Sastra adalah Kansas sehinngga para kumbang dari fakultas lain akan hinggap di sana. Siapa tau mereka beruntung hari itu.
Saat ini, mahasiswi-mahasiswi cantik tidak hanya berada di Fakultas Sastra (saat ini telah berubah menjadi Fakultas Ilmu Budaya/Ilmu Pengetahuan Budaya). Fakultas lain yang berpotensi memiliki mahasiswi-mahasiswi yang menarik dan pintar dapat ditemukan di beberapa fakultas, misalnya di FISIP, Fakultas Psikologi, Fakultas Hukum, dan Fakultas Ilmu Keperawatan.
Mahasiswa tahun 1990an lebih sering menghabiskan waktu di perpustakaan untuk mengerjakan tugas mandiri dan tugas kelompok. Selasar perpustakaan dan taman-taman perpustakaan akan dipenuhi kelompok mahasiswa yang sedang berdiskusi dan menyelesaikan tugas kelompok mereka.
Saat itu, tidak ada coffee shop atau kafe atau tempat nongkrong lainnya selain perpustakaan dan kantin di fakultas masing-masing. Tidak mungkin juga mereka menyelesaikan tugas kelompok di tempat rental komputer.
Mahasiswa pada era 90an sangat mengandalkan floppy disk untuk menyimpan bahan dan tugas kuliah. Di era ini, tidak ada compact disk, flash disk, apalagi eksternal memori. Antivirus juga belum secanggih dan semurah sekarang.
Jika floppy disk terkena virus di tempat rental komputer, rasanya dunia akan kiamat. Tidak dapat dibayangkan bagaimana rasanya ketika floppy disk rusak dan tidak dapat dilakukan recovery terhadap data yang tersimpan di dalamnya.
Pada tahun 1990an, internet dan sarana komunikasi belum secanggih saat ini. Semua komunikasi dilakukan via landline telephone. Jadi, jika ada perubahan jam kuliah dan tugas kuliah lainnya, informasi tersebut akan disampaikan secara lisan dengan menggunakan landline telephone atau mendatangi teman kuliah ke rumahnya.
Meskipun demikian, tidak pernah ada kejadian seorang mahasiswa tidak datang kuliah atau tidak mengerjakan tugas dengan alasan bahwa yang bersangkutan tidak mendapat informasi tersebut dari dosen atau teman sekelas, kecuali malas atau memang tidak ingin datang ke kampus dan mengerjakan tugas.
Pada tahun 1990an, komputer adalah barang mahal bagi para mahasiswa di Indonesia. Tidak semua orang tua mampu membelikan komputer untuk anak-anak mereka yang sedang menuntut ilmu.
Sebagai solusi, para mahasiswa di era ini banyak memanfaatkan tempat rental komputer yang menjamur di sekitar kampus. Menjelang akhir semester atau akhir kuliah, tempat rental komputer menjadi tempat favorit para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir. Untuk dapat menghemat biaya sewa komputer, biasanya mereka menulis draft tugas di buku tulis kemudian mengetikkannya kembali dengan menggunakan komputer.
Saking banyaknya yang menggunakan komputer, mereka harus rela mengantri atau memesan tempat untuk malam hari dengan resiko akan bermalam di sana sampai tugas yang diketik selesai dikerjakan.
Kehidupan mahasiswa pada tahun 1990an benar-benar penuh perjuangan ya. Generasi milenial sangat beruntung karena tidak perlu mengalami hal tersebut lagi.