Dengan larisnya Si Doel The Movie di bioskop, otomatis banyak generasi 90-an yang kembali bernostalgia dengan sinetron aslinya. Yup sinetron yang terinspirasi dari novel karya Aman Datuk Madjoindo ini pernah jadi bagian besar dalam masa kecil anak era 80 sampai 90-an.
Walau sudah 20 tahun berlalu sejak pertama kali tayang di televisi, namun 7 adegan sinetron Si Doel Anak Sekolahan ini sukses membekas dalam kenangan para fans. Bahkan hingga saat ini.
Siapa sih yang tidak ingat episode lucu ini? Atun iseng mencoba trombone tanjidor yang ada di rumah babe. Malang tak dapat ditolak, badan berisinya nyangkut dan tak bisa lepas dari cengkraman trombone antik itu. Mau dipotong pandai besi, takut trombonenya rusak dan melukai Atun. Dibawa ke puskesmas dan rumah sakit, Atun takut disuntik. Duh gimana nasibnya ya? Ada yang masih ingat?
Setelah sempat terkendala biaya untuk ujian dan praktikum, akhirnya si Doel berhasil menyelesaikan seluruh syarat kelulusannya dan resmi meraih gelar Insinyur (sekarang setara Sarjana Teknik).
Begitu Babe Sabeni mendengar berita gembira ini, ia langsung bersorak kegirangan di depan rumah. Celetukan "Anak gue jadi tukang Insinyur" konon adalah improvisasi spontan dari Almarhum Benyamin Sueb. Namun, berhasil membekas dalam memori setiap penonton hingga saat ini.
Ini juga salah satu bagian paling kocak dan bikin terpingkal-pingkal. Babe Sabeni mengajak seluruh keluarganya untuk ziarah ke tanah leluhur. Lahir di Senayan, ia telah digusur dari warisan turun temurun yang sekarang berubah rupa jadi stadion Gelora Bung Karno.
Setelah itu mereka pun berbondong-bondong menuju makan nenek moyang. Lagi-lagi tanah makam keluarga ini telah digusur dan berubah jadi lapangan golf. Episode ini memang lucu, namun juga penuh kritik sosial dan sindiran bagi kita sendiri. Salah satu celetukan yang paling mengena "Latihan mulu, menangnya kagak!" kepada tim sepak bola Indonesia.
Dari Si Doel kita jadi tahu banyak hal. Selain kesenjangan sosial, ternyata angka buta huruf masih cukup tinggi di Indonesia. Mandra contohnya, selama beberapa episode ia harus menerima getah akibat tak bisa membaca dan menulis.
Namun ia punya semangat untuk berubah dan akhirnya belajar membaca. Tak peduli caranya ditertawai banyak orang atau sering diledek, Bang Mandra tetap tekun.
Sarah memang dikenal senang memanjakan keluarga si Doel. Ia tak segan mengajak Atun dan Mandra jalan-jalan sampai makan di restoran mewah. Jelas ini jadi pengalaman unik bagi keluarga Doel yang selama ini hidup sederhana, bahkan pas-pasan. Jadinya adalah episode yang menghibur ini.
Rumah Sarah dilengkapi dengan gerbang otomatis yang bisa buka tutup sendiri. Pagarnya pun dilengkapi interkom yang pada masa itu, masih jadi teknologi elit. Reaksi Mandra dan Atun sukses bikin penonton mengenang selalu bagian ini. Padahal kalau mau jujur sih, banyak juga kok penonton yang kagum dengan rumah Sarah pada era itu.
Ini salah satu momen paling dramatis dan emosional. Tetapi juga menghibur dan mudah dikenang. Babe dikenal sebagai sosok patriarki yang kasar dalam berbicara, bahkan terkadang mengancam Mak Lela. Tapi semua itu hanya di mulut saja, pria itu sangat mencintai istrinya.
Mak Lela yang biasanya jadi istri penurut pun menunjukkan taringnya ketika Sabeni main mata dengan wanita lain. Ia memergoki pelakor itu, namun tetap menjaga sikapnya sebagai seorang istri secara elegan. Gak kaya zaman sekarang yang pasti langsung jambak-jambakan. Wah bahkan seorang Emak yang berasal dari kampung saja tetap berkelas ya!
Itulah tadi 7 momen paling banyak dikenang dari sinetron jadul Si Doel Anak Sekolahan. Bagian mana yang jadi favoritmu? Atau jangan-jangan kamu punya daftar sendiri? Yuk obrolin di kolom komentar!