Dari 12 Permainan Tradisional Ini, Dulu Kamu Sering Main yang Mana?

Di beberapa tempat layang-layang biasanya disebut dengan wau. Permainan ini sering kita mainkan ketika masih kecil di lapangan maupun petak persawahan. Layang-layang menggunakan media yang terbuat dari beberapa bahan seperti kertas tipis, bambu, dan juga benang yang kemudian dirakit. Keseruan dari permainan yang mengingatkan kita ketika masih kecil ini adalah ketika layang-layang bisa terbang tinggi.

Bermain layang-layang sendiri terasa kurang menyenangkan. Oleh karenanya seringkali dilapangan permainan ini diikuti banyak orang dan saling beradu layang-layang di udara. Layang-layang yang menang adalah layang-layang yang mampu bertahan dan benangnya tidak putus.

Ketika layang-layang putus, maka beramai-ramai semuanya akan mengejar layang-layang tersebut. Siapa yang mendapatkaan layang-layang jatuh, secara otomatis layang-layang tersebut menjadi miliknya. Sangat menyenangkan, bukan?

Permainan gelasing atau di beberapa daerah menyebtunya sebagai gasing atau guseng merupakan salah satu permainan tradisional yang terkenal di banyak daerah Indonesia. Permainan galasing memanfaatkan kayu yang dibentuk melingkar dan memiliki tonjolan di bagian atas maupun bagian bawah. Pada bagian atas kepala galasing ini digunakan untuk mengikat tali yang nantinya dapat membuat galasing berputar.

Galasing yang tahan banting dan tidak mudah pecah biasanya menggunakan kayu-kayu pilihan seperti kayu Mahoni atau Belian. Untuk mendapatkan kayu ini, anak-anak desa biasanya betah berlama-lama masuk ke dalam hutan beramai-ramai demi mencari jenis yang terbaik.

Alat yang digunakan dalam permainan ini terbilang sangat gampang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Boi-boian menggunakan genteng yang telah pecah dan kemudian disusun berundak-undak. Selain itu juga dugunakan kertas yang tidak dipakai, kemudian ditumpuk hingga berbentuk bulat.

Permainan tradisional ini dapat dilakukan oleh empat orang atau lebih yang terbagi dari dua kelompok. Kelompok pertama memiliki tugas untuk menyusun genteng sedangkan yang lainya menghalangi kelompok lawan dengan melemparkan bola kertas. Permainan ini pastinya mengundang gelak tawa dan membutuhkan gerak yang gesit dalam menghindari bola.

Salah satu permainan tradisional zaman dulu ini cukup populer di nusantara. Sebagian orang berpendapat bahwa asal mula permainan yang menggunakan dua buah kayu ini berasal dari Jawa Barat yang kemudian penyebaranya semakin meluas. Kayu yang digunakan berlainan ukuran, yang satu sebagai “anak” berukuran pendek dan biasanya dipukul atau dikait dengan kayu yang lebih panjang.

Dalam permainan yan sangat menyenangkan ini akan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yang memukul kayu sedangkan kelompok lainya menangkap kayu tersebut. Lucunya, pada akhir permainan ini di beberapa tempat biasanya kelompok yang kalah akan menggendong kelompok yang menang sejauh kayu yang dapat dipukul.

Permainan Egrang yang disebut Inkau oleh orang Bengkulu ini memang terbilang unik. Bahan yang digunakan adalah bambu yang berukuran pendek dan panjang. Bambu yang pendek kemudian digunakan sebagai pijakan kaki, sedangkan bambu yang panjang berfungsi sebagai pegangan dan tempat melekatkan tempat pijakan.

Dalam permainanya bisa dilakukan oleh satu orang maupun bermai-ramai. Dalam beberapa acara Egrang sering dimainkan untuk dipertandingkan. Orang yang memenangkan permainan ini ialah yang tidak terjatuh dan tercepat sampai ke garis finis. Karena membutuhkan keseimbangan yang ekstra, maka sebelum bermain egrang perlu berlatih terlebih dahulu.

Pletekon menjadi salah satu permainan yang senang dilakukan oleh anak laki-laki zaman dahulu. Model permainan yang digunakan seperti perang-perangan ini mengandalkan bambu kecil yang dipotong sekitar 30 cm. Selain itu juga membutuhkan bilahan bambu sebagai alat untuk menembak yang dapat dimasuki dalam rongga bambu sebelumnya.

Untuk peluru digunakan putik jambu yang masih kecil maupun kertas yang sudah basah dicampuri air. Setelah itu pletekon siap digunakan untuk berperang. Karena permainanya yang cukup keras, tidak jarang ada yang menangis setelah melakukan permainan ini. Ngaku ayo, kamu salah satunya bukan?

Bola kasti dapat dugunakan dalam permainan ini. Namun biasanya berbentuk sangat variatif tergantung dari daerah mansing-mansing. Sebagai permainan tradisional, bola bekel seringkali dimainkan oleh para cewek. Untuk permainanya bisa dilakukan secara kelompok, baik dua orang maupun lebih. Namun idealnya permainan ini dilakukan sekitar empat orang.

Rangku Alu merupakan salah satu permainan tradisional yang sering dijumpai dalam pramuka. Permainan yang menggunakan kayu atau bambu sama panjang ini merupakan permainan tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.

Dalam permainanya terdapat empat orang yang memegang bambu kemudian digoyangkan dengan ritme yang pas. Sedangkan satu orang lagi dapat menari-nari sambil meloncati setiap bambu. Dibutuhkan ketelitian yang ekstra dalam permainan ini sehingga tidak terjepi bambu.

Keseruan dalam permainan tarik tambang memang tidak perlu diragukan lagi. Permainan yang mengandalkan kekuatan dan kerjasama tim ini sangat bagus dalam membangun solidaritas sosial. Tidak jarang dalam acara Agustusan menyambut kemerdekaan, tarik tambang pun sering dijadikan perlombaan.

Dalam permainan ini setiap kelompok akan dibagi dengan jumlah yang sama. Semuanya memegang pada satu tali dan saling berhadapan antar kelompok. Setelah itu setiap pemain akan menarik lawanya sekuat tenaga hingga akhirnya melewati batas garis yang telah ditentukan. Tidak jarang ada yang terjatuh dalam bermainan ini hingga mengundang gelak tawa.

Lompat tali atau juga dikenal yeye di beberapa tempat merupakan permainan yang banyak kita jumpai di Indonesia. Permainan tradisional ini biasanya menggunakan karet gelang yang dirajut hingga menjadi satu tali. Menggunakan karet yang lentur ini agar tidak terluka maupun jatuh ketika tidak sanggup melewati tali. Lompat tali sangat bagus dimainkan karena akan membuat kita banyak bergerak sehingga berdampak seperti olahraga.

Di beberapa tempat, permainan engklek ini dikenal dengan sebutan tapak gunung. Peralatan yang digunakan dalam permainan yang sering dilakukan perempuan ini cukup sebuah serpihan batu ataupun kaca porselen yang telah pecah. Setelah itu di tanah dibuat beberapa gambar yang berbentuk kotak ataupun diagonal, disesuaikan dengan jenis engklek yang dimainkan.

Meriam bambu merupakan permainan tradisional yang sering dijumpai pada anak pedesaan. Dalam permainan ini maka anak-anak sebelumnya akan mencari bambu di hutan maupun perkarangan yang kemudian dibuat lubang di beberapa bagian. Untuk menghasilkan bunyi biasanya anak-anak menggunakan karbit ataupun minyak tanah. Karena permainan ini menimbulkan kebisingan bagi beberapa orang yang berada di sekitarnya, tidak jarang anak-anak yang bermain dimarahi oleh orang dewasa yang membuat mereka kocar-kacir bertaburan. Apakah kamu juga pernah mengalami kejadian seperti ini?