Kisah di Balik 9 Foto Pemenang Pulitzer Prize yang Paling Bersejarah

Foto ini diambil di Sudan oleh seorang fotografer asal Afrika selatan Kevin Carter pada tahun 1993. Diketahui pada saat itu orang tua dari anak malang ini sedang sibuk mengantri dan berebut untuk mendapatkan makanan di pusat pemberian bantuan makanan dari PBB sehingga terpaksa meninggalkannya. Di saat itulah Kevin Carter melihat seorang bocah kurus dan lemah sedang berusaha menyeret dirinya menuju lokasi di mana orang tuannya berada ini sedang diintai oleh seekor burung pemakan bangkai di belakangnya, dan kemudian mengambil fotonya. Setelah itu diketahui anak ini walaupun dengan susah payang pada akhirnya berhasi sampai dipusat pemberian bantuan PBB namun tak diketahui nasib selanjutnya.

Foto yang menakjuban sekaligus miris ini kemudian dianugerahi pulitzer prize setahun kemudian dan mengantarkan sang fotografer pada situasi depresi dan penyesalan akibat apa yang telah dia sakskan dan juga cibiran pedas dari masyarakat yang menyayangkan kenapa ia tidak menolong anak itu dan malah menjadikannya sebagai objek foto. Padahal memang tak banyak yang bisa Carter lakukan karena ada aturan yang menyatakan tak boleh ada interaksi berlebihan antara para jurnalis dan wartawan dengan para korban kelaparan untuk mengurangi risiko tertuar penyakit. Namun Carter kemudian melakukan bunuh diri 4 bulan setelah menerima penghargaan akibat tak tahan lagi menahan tekanan.

Serangan terorisme yang terjadi di pusat kota Oklahoma tepatnya ledakan bom yang terjadi di gedung Federal Alfred P. Murrah pada tahun 1995 ini mengakibatkan 168 orang meninggal dunia termasuk anak-anak dipusat penitian anak yang terdapat pada gedung tersebut.

Foto ini diambil bukalah oleh seorang jurnalis yang sedang meliput kejadian ledakan, namun oleh Charles Porter IV yang merupakan seorang pegawai Liberty bank yang memang selalu membawa kamera dalam mobilnya. Foto ini mendapat anugerah pulitzer prize pada tahun 1996 dalam kategori Spot News Photography.

Salah satu foto paling fenomenal dan bersejarah ini diambil selama perang dunia ke-II oleh Joe Rosenthal tepatnya pada 23 Februari 1945 di puncak gunung Suribachi saat pertempuran iwo jima. Foto ini mendapat banyak perhatian dan langsung memenangkan anugerah pulitzer prize pada tahun yang sama ketika ia di rilis, diangggap sebagai implementasi sempurna dari semangat juang para tentara Amerika Serikat selama perang dunia ke-II .

Dalam foto itu terdapa 5 prajurit marinir dan satu korps medis angkatan laut US, yang setelahnya diketahu 3 dari 6 prajurit yaitu  Franklin Sousley, Harlon Block, dan Michael Strank gugur selama pertempuran. Sedangkan tiga prajurit lainnya, John Bradley, Rene Gagnon, dan Ira Hayes selamat dan menjadi terkenal setelah dikenali sebagai prajurit yang ada dalam foto. Foto ini juga kemudian diabadikan kembali dalam bentuk patung Monumen Peringatan Perang Korps Marinir Amerika Serikat di Washington DC.

Foto ini diambil pada 1 Februari 1968 oleh seorang jurnalis dan fotografer Eddie Adams. Pada foto tersebut terlihat seorang aparat yang tengah mengeksekusi tembak seorang pria dijalanan umum. Diketahui pria penembak itu adalah Jenderal Vietnam Selatan Nguyen Ngoc Loan, yang saat itu menjabat sebagai kepala polisi. Dan pira yang ditembak adalah Nguyen Van Lem yang merupakan anggota front pembebasan nasional dan dianggap bertanggung jawab atas kematian istri dan ke-6 anak seorang perwira militer Vietnam Letnan Kolonel Nguyen Tuan. 

Sesaat setelah melakukan eksekusi sang jendreral kemudian berjalan mendekati para wartawan yang memotret dan berkata "Orang-orang ini membunuh banyak orang kita, dan saya pikir Buddha akan memaafkan saya”.

Foto ini di ambil oleh seorang jurnalis bernama Oded Balilty pada 1 februari 2006 saat ia diminta meluput aksi protes para pemukim Israel pada pasukan keamanan di tepi barat tepatnya di pemukiman Amona sebelah timur Ramallah. Karena foto ini Balilty menjadi orang Israel pertama yang berhasil mendapatan anugerah pulitzer prize dalam kategori breking news photography.

Terlihat dalam foto bagaimana setiap orang berusaha sebaik mungkin dengan berani melawan pasukan yang berpakaian lengkap anti huru-hara meskipun dalam bentrok itu diketahui 200 orang terluka.

Ketika kebakaran terjadi di Boston pada 22 juli 1975, seorang fotografer Stanley Forman berhasil menangkap momen ketika seorang wanita dan anaknya melayang jatuh dari gedung yang terbakar. Wanita itu diketahui bernama Diana Bryant yang berusia 19 tahun dan putrinya, Tiare Jones yang berusia dua tahun. Mereka jatuh dari ketinggian sekitar 15 meter dan beruntung sang putri Tiare Jones berhasil diselamatkan saat ia mendarat di atas tubuh ibunya. Pada saat momen yang kacau itu pemadam kebakaran sedang dalam upaya menjangkau keduanya sebelum pada akhirnya mereka terjatuh. 

Forman yang terus mengambil gambar saat-saat kedianya terjatuh menyadari bahwa ia tak ingin melihat kejadian mengerikan saat mereka sampai di tanah, maka ia kemudian berbalik dan memalingkan wajahnya dengan takut di saat-saat mereka mencapai tanah.

Foto ini diambil oleh Jangahir Razmi pada Agustus 1979 dan kemudian mendapatkan pulitzer prize satu tahun kemudian namun sang fotografer tidak menyebutkan namanya karena mempertimbangkan keselamatannya setelah mengambil dan mempublikasikan foto yang provokatif ini. Sejak saat itu foto ini mendapat penghargaan dan dimuat dalam berbagai surat kabar tanpa orang-orang mengetahui siapa fotografernnya. Barulah pada tahun 2006 Razmi menyatakan bahwa dirinyalah sang fotografer yang mengambil gambai itu.

Dalam foto menunjukan sekelompok militan kurdi yang tengah melakukan eksekusi di bandara Sanandaj, Sebelas tahanan didakwa melakukan penyelundupan senjata api, menghasut kerusuhan, dan pembunuhan dan segera dieksekusi setelah menjalani persidangan yang singkat.

Pada 1972 Nick Ut yang sedang berada di daerah luar desa Trang bang meyaksikan pembantaian yang dilakukan oleh angkatan udara Vietnam selatan dengan menjatuhkan muatan napalm di desa tersebut. Saat sedang melakukan pengambilan gambar Nick Ut enyaksikan sekelompok anak yang berlarisan sambil menangis dan menjerit ketakutan, dan salah satu yang paling menarik perhatian dalam foto itu adalah seorang gadis yang berlari telanjang bernama Phan Thi Kim Phuc yang berusia 9 tahun. 

Gadis kecil itu terkena dampak serangan napalam yang mengakibatkan tubuhnya mengalami luka bakar tingkat tiga. Nick Ut kemudian membawa gadis itu ke rumah sakit untuk menyelamatkan hidupnya. 

Dan saat ini gadis kecil korban perang yang mengerikan ini tumbuh menjadi gadis yang membanggakan dan peduli sesama dengan mendirikan Kim Phúc pertama di A.S, dengan tujuan memberikan bantuan medis dan psikologis kepada anak-anak korban perang.

Slava "Sal" Veder berhasil menangkap gambar mengharukan ketika Letnan Kolonel Robert L. Stirm akhirnya bisa kembali dan bertemu dengan keluarganya setelah ditahan oleh sebagai tawanan perang oleh Vietnam utara selama lima tahun. Ia di sambut oleh putrinya yang berusia 15 tahun dan seluruh anggota keluarganya di landasan pangkalan angkatan udara travis di California.

Foto ini kemudian mendapat anugerah penghargaan pulitzer prize di tahun 1974 dan salinannya dikirim untuk seluruh anggota keluarga Strim yang terdapat dalam foto