Ngeri Banget! Ini Daftar 7 Film Horor Korea Terpopuler Tahun 2000an

A Tale of Two Sisters adalah film horor psikologis Korea Selatan yang tayang pada tahun 2003. Film ini ditulis dan juga disutradarai oleh Kim Jee-woon.

Pembuatan film ini terinspirasi dari sebuah cerita rakyat Dinasti Joseon yang berjudul "Janghwa Hongryeon jeon", yang ceritanya sendiri telah beberapa kali diadaptasi menjadi film.

Cerita dalam film ini berfokus pada seorang pasien yang baru dibebaskan dari rumah sakit jiwa dan kembali ke rumah bersama saudara perempuannya. Setibanya mereka di rumah, mereka kemudian dihadapkan oleh serangkaian kejadian aneh yang juga melibatkan ibu tirinya. Kejadian aneh yang mereka alami tersebut terhubung oleh masalalu keluarga mereka yang kelam.

A Tale of Two Sisters ini setelah penayangannya mendapatkan review yang sangat positif juga memenangkan Film Terbaik di Festival Film Fantasporto 2004. Film ini merupakan film horor Korea terlaris dan yang pertama diputar di bioskop Amerika. Film ini bahkan di-remake oleh Amerika dengan judul “Uninvited” dan ditayangkan pada tahun 2009.

Film ini dirilis pada musim panas 2008. Death Bell dibintangi oleh Lee Beom-soo sebagai film horor pertamanya, dan idol KPop Nam Gyu-ri yang mana film ini menjadi debut aktingnya.

Mengambil setting di sebuah sekolah menengah Korea, film ini mengisahkan tentang ketakutan para 24 siswa terpandai dan cerdas ketika menghadapi malam ujian masuk universitas. Semua siswa ini terkunci di dalam sebuah kelas dan tidak dapat melarikan diri.

Lalu sebuah monitor televisi memperlihatkan keberadaan Hae-yeong, siswa top di sekolah yang ketakutan duduk di sebuah kursi dan diikat di dalam akuarium yang perlahan mulai terisi dengan air.

Sebuah suara dari monitor mengumumkan jika 24 orang siswa yang berada di kelas tidak dapat menyelesaikan ujian dalam jangka waktu yang ditentukan, Hae-yeong akan mati dan semua orang akan tetap ditawan di dalam kelas. Maka dimulailah sebuah ujian yang akan menentukan apakah mereka akan hidup atau mati.

Di sebuah sekolah asrama di Korea, ada sebuah legenda yang mengatakan bahwa ketika anak tangga yang ke-29 muncul, maka sebuah rubah akan mengabulkan segala keinginan si pendaki anak tangga. Suatu ketika, di sekolah tersebut terdapat suatu kompetisi ballet yang mana jika salah seorang siswa yang dinominasikan menang, maka siswa tersebut akan mendapatkan beasiswa untuk pergi ke sebuah sekolah ballet terkenal di Rusia.

So Hee adalah seorang siswa dengan kemampuan menari ballet yang luar biasa, maka itu ia dinominasikan untuk mengikuti kompetisi tersebut. Sayangnya, sahabat So Hee, Jin Sung cemburu akan hal tersebut.

Lalu pada suatu malam, ia pun mencoba menaiki anak tangga dengan mata tertutup dan menghitung anak tangga tersebut dan anak tangga ke-29 pun muncul. Jin Sung meminta agar dirinya dapat mengalahkan So Hee. Tak lama kemudian, So Hee mengalami cedera pada kakinya yang membuatnya tak bisa menari lagi dan So Hee ditemukan tewas.

Phone adalah film horor Korea Selatan yang tayang pada tahun 2002. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Ahn Byeong-ki dan dibintangi oleh Ha Ji-won dan Kim Yoo-mi.

Film ini mengisahkan tentang seorang reporter investigasi, Ji-won, yang mulai menerima serangkaian ancaman melalui telepon setelah artikel kontroversial tentang skandal seks yang belum lama ini diterbitkannya.

Dalam upaya untuk menghindari dering telepon yang menakutkan dan tak ada hentinya, ia mengubah nomor teleponnya dan pindah ke rumah baru. Tapi teror yang mengancam tersebut terus berlanjut--teror yang terus menimbulkan kegelisahan.

Lalu ketika seorang anak dari temannya menjawab salah satu panggilan, anak tersebut mulai menunjukkan perilaku yang semakin aneh dan mengerikan dan semakin banyak pula orang yang mulai mati secara misterius. Ji-won pun akhirnya berjuang mati-matian mengungkap misteri tersebut sekaligus mengakhiri siklus kematian ini.

Tayang pada tahun 2006, film ini disutradarai oleh Bong Man-dae dan dibintangi oleh Do Ji-won dan Shin Se-kyung. Film ini menceritakan kisah Yoon-Hee (Do Ji-Won), seorang ahli bedah plastik yang telah bercerai namun tetap puas dengan hidup yang ia miliki saat ini bersama seorang putrinya yang cantik, Hyun-Soo (Shin Se-Kyung), yang selalu mematuhi ibunya.

Namun, kebahagiaannya berakhir saat salah seorang pasiennya, yang juga merupakan teman Hyun-Soo, melakukan bunuh diri secara misterius di hadapan putrinya. Hyun-Soo, yang menaruh rasa curiga terhadap ibunya, mencoba mencari petunjuk di ruang bawah tanah yang tersembunyi di rumah mereka.

Tayang di tahun 2010, film ini menceritakan tentang Hae-won yang merupakan seorang wanita lajang yang tetap cantik di usianya yang tiga puluhan. Ia bekerja di sebuah bank di Seoul.

Ia menjalani kehidupan yang sibuk sampai akhirnya ia menjadi saksi mata untuk kasus percobaan pembunuhan, dan pada saat yang sama pula, hal-hal berubah menjadi begitu rumit di tempat ia bekerja. Ketika hal-hal berjalan di luar kendali, ia dipaksa untuk pergi berlibur sehingga ia memutuskan untuk pergi ke 'Moodo', sebuah pulau kecil yang belum berkembang, yang mana dulu ia pernah kunjungi sekali untuk bertemu kakek-neneknya.

Di sana ia juga berteman dengan seorang gadis bernama Bok-nam yang sampai saat ini masih menulis surat untuknya yang isinya berupa permintaan agar Hae-won mengunjunginya di pulau tersebut, namun sayang Hae-won selalu mengabaikan surat yang dikirimkan Bok-nam.

Setelah tiba di pulau itu, Hae-won terkejut melihat semua orang memperlakukan Bok-nam seperti budak. Sebagai satu-satunya wanita muda di pulau itu, Bok-nam menjadi mainan bagi semua pria dan pekerja gratis bagi para wanita.

Muak akan semua perlakuan yang tidak manusiawi, Bok-nam telah mencoba melarikan diri dari pulau beberapa kali namun selalu gagal setiap kali ia mencoba. Ia memohon Hae-won untuk membantunya melarikan diri dari tempat itu, tetapi Hae-won sama sekali tidak ingin terlibat dengan masalah temannya tersebut.

The Red Shoes adalah film horor Korea Selatan yang tayang di tahun 2005, ditulis dan disutradarai oleh Kim Yong-gyun. Kim Yong-gyun sendiri terinspirasi oleh dongeng dengan judul yang sama karya Hans Christian Andersen.

Di sebuah kereta bawah tanah terdapat sepasang sepatu merah yang menarik perhatian seorang ibu-ibu yang telah bercerai. Merasa tertarik, sang ibu tersebut memungut sepatu yang dianggapnya tak berpemilik itu dan dibawanya pulang.

Ia merasa ada sesuatu yang sangat istimewa dari sepatu berwarna merah tersebut yang membuatnya terus merasa senang. Namun, tanpa disadarinya sepatu tersebut sebenarnya berhantu.

Apakah kamu pernah nonton ketujuh film horor di atas? Film mana yang paling bikin bergidik ngeri?