Restoran ini menarik biaya dari para orang kaya dan memberi makan gratis pada mereka yang kekurangan secara finansial. Selamat datang ke Robin Hood Cafe. Kafe ini terletak di Madrid, Spanyol.
Angel Garcia, yang juga merupakan seorang pendeta adalah pemilik dari Robin Hood Cafe. Apa saja sih yang membedakan Robin Hood Cafe dengan kafe lainnya? Semua akan kita bahas di sini!
Tujuan dari pemiliknya membuka restoran ini adalah untuk menyampaikan pesan bahwa setiap orang harus dilayani dengan martabat dan kehormatan, bukan hanya sekedar diberikan makanan. Faktanya 20 persen dari populasi Spanyol adalah pengangguran sebagai dampak dari resesi ekonomi.
Robin Hood berfungsi seperti kafe masakan Spanyol pada umumnya pada siang hari. Kemudian melalui uang yang mereka hasilkan dari pelanggan yang datang saat sarapan dan makan siang, mereka gunakan untuk membiayai makanan gratis bagi mereka yang kekurangan dan memiliki pendapatan rendah.
Memang nama kafenya adalah "Robin Hood", tapi hanya sedikit bagian konsep positifnya saja yang diadaptasi karena tentunya mereka gak mencuri dari orang kaya untuk menyantuni mereka yang kekurangan. Namun lebih ke arah mengajak untuk sharing.
Jose Luis Gonzales sebagai salah satu pelanggannya menyatakan bahwa ketika kita berada di situasi sulit dan menemukan tempat seperti ini akan membuat sangat bersyukur serta merasa nyaman. Sementara Antonio Carmona selaku pelanggan "kaya" di pagi hari mengatakan bahwa tempat seperti ini harusnya lebih banyak diadakan karena gak terlalu bahaya dan memiliki tujuan mulia yang jelas.
Gak hanya itu, kafe ini juga menyediakan free wi-fi. Mereka bahkan akan meminjamkan ponsel untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya dalam menelpon orang yang mereka cintai secara gratis. Sejauh ini Garcia telah memberikan makanan gratis kepada 100 tunawisma setiap harinya.
Menurut para pelanggan "kaya" ini adalah jawaban masalah kesenjangan sosial yang harus diterapkan di mana-mana. Selama ini makanan para golongan "kaya" gak dihargai dan dibuang-buang begitu saja sementara banyak yang lebih membutuhkannya. Harapannya semua daerah di dunia bisa menerapkannya agar kesenjangan sosial itu bisa hilang. Ada yang terinspirasi untuk memulainya di Indonesia?