Sebuah berita mengenai seorang remaja 19 tahun dari Florida State University Amerika Serikat yang memakan wajah dua orang pasangan setelah ditikam berulang kali yang pernah beredar, mengarahkan penyelidikan pada banyak kasus yang ternyata serupa terjadi sebelumnya.
Semua kasus ini menunjukkan tanda-tanda kejadian dan karakteristik aktivitas pelaku yang serupa. Akhirnya bukti-bukti tersebut mengerucut pada kemungkinan penyebab yang sama, yaitu Flakka.
Flakka diketahui menyerupai garam mandi dengan bau khas dan berwarna putih atau kemerah-mudaan. Flakka utamanya diproduksi di Tiongkok dan masuk ke Amerika Serikat serta beberapa negara bagian Eropa mulai beberapa tahun lalu. Flakka sama sekali gak mengandung bahan alami dan sepenuhnya berasal dari senyawa kimia. Obat ini baru mulai terkenal pada tahun 2013, namun penyebaran viralnya baru sekitar pertengahan tahun 2015.
Flakka dapat dihirup, dimakan langsung, disuntikkan atau dihisap menggunakan alat vapor. Seperti garam mandi, kemasannya biasa bertuliskan "tidak untuk dikonsumsi" atau "makanan tumbuhan". Obat ini dulu dapat dibeli secara bebas di jalanan atau secara online. Flakka dibentuk melalui permintaan orang-orang yang butuh ketenangan tapi juga ingin tetap syaraf-syaraf tubuhnya bekerja lebih aktif.
Nama farmasi dari Flakka adalah Pyrrolidinopentiophenone atau lebih diketahui sebagai PVP atau alpha-PVP. Flakka menggabungkan efek dari Kokain dan methamphetamine, karena itulah obat ini populer di kalangan dewasa muda. Efeknya 10 kali lebih cepat dan kuat daripada Kokain.
Dr. Indra Cidambi, seorang pakar ketergantungan obat mengatakan bahwa tingkat "kebahagiaan" yang ditimbulkan Flakka sangat tinggi tapi harus dibayar dengan suhu tubuh yang meningkat menjadi 40 sampai 41 derajat celcius.
Menurut Mayo Clinic, efek lebih jauh akan merusak ginjal, naiknya tekanan darah secara drastis, berisiko serangan jantung, gagal jantung, aneurisma bahkan hingga kematian. Video yang menunjukkan perilaku pengguna Flakka menjadi viral dan menjadi perhatian serius seluruh dunia bahwa ini memungkinkan terjadinya "serangan zombie" secara nyata.
Obat mengerikan ini dalam dosis yang sangat ringan akan membuat penggunanya merasa gembira, aktif secara sosial, terstimulasi, lebih fokus dan meningkatkan performa sex. Namun, perasaan tersebut cenderung mendorong penggunanya untuk mengonsumsi lebih dari batas dosis yang diperbolehkan. Ini menyebabkan penggunanya menjadi brutal bahkan "kanibal" seperti zombie.
Flakka dapat ditemukan dengan mudah di Amerika Serikat karena dijual di jalanan. Pelarangan edarnya telah dilakukan sejak tahun 2014 setelah banyaknya insiden merusak dan menjurus pada kanibalisme yang mulai gak terkontrol. Namun, tahun 2016 masih menunjukkan bertambahnya kejadian semacam itu. Bayangkan, Flakka dijual perbungkus hanya dengan harga 3 sampai 5 Dolar Amerika saja. Ini membuat anak kecil dan remaja pun dapat dengan mudah memperolehnya.
Mengerikan jika "serangan zombie" benar-benar terjadi di dunia ini. Semuanya berawal dari senyawa kimia yang bisa mempengaruhi kerja syaraf seseorang. Semoga generasi Indonesia mulai saat ini sampai kapan pun terbebas dari penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, karena ini terbukti merugikan semua orang, gak hanya dirinya sendiri.