Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang kelelahan (pexels.com/@andrew/)
ilustrasi orang kelelahan (pexels.com/@andrew/)

Intinya sih...

  • Paul Kern mengklaim hidup tanpa tidur selama 40 tahun setelah terkena luka tembak di kepala saat Perang Dunia I.
  • Para ilmuwan bingung bagaimana Kern bisa bertahan tanpa tidur, karena tubuh membutuhkan tidur untuk memperbaiki sel-sel dan otak memulihkan fungsi kognitif.
  • Kern mungkin dapat tidur beberapa detik sepanjang hari tanpa menyadarinya, atau peluru merusak bagian otak yang butuh tidur. Para ilmuwan tetap bingung dengan kasusnya.

Seorang pria Hungaria bernama Paul Kern mengklaim bahwa ia telah menghabiskan 40 tahun terakhir hidupnya tanpa tidur. Dan bukan hanya mengalami insomnia sesekali—Kern mengaku tidak pernah tidur sedikit pun sejak terkena luka tembak di kepala selama Perang Dunia I.

Jika hal ini terdengar sangat membingungkan, kamu bukan satu-satunya yang terheran-heran; para ilmuwan juga merasa demikian. Tidur dianggap sebagai salah satu kebutuhan paling penting bagi tubuh, dan tanpa tidur, tubuh sering mengalami kerusakan karena otak tidak dapat melepaskan protein tertentu atau memulihkan fungsi kognitif yang dibutuhkan.

1. Jadi, bagaimana Kern bisa hidup tanpa tidur selama 40 tahun terakhir?

ilustrasi laki-laki sedang stres (pexels.com/Arina Krasnikova)

Jadi, bagaimana Kern bisa hidup tanpa tidur selama 40 tahun terakhir? Nah, para ilmuwan tidak benar-benar yakin.

Namun, misteri ini tampaknya terkait dengan cedera peluru yang diterimanya saat Perang Dunia I. Pada saat itu, Kern mendaftar, bersama dengan 1 juta orang Hungaria lainnya, untuk bertempur dalam perang dan membalas pembunuhan Archduke Franz Ferdinand. Pada tahun 1915, ia terkena tembakan di kepala, dengan peluru yang tertanam di lobus frontalnya.

Melansir BGR, secara ajaib, dia selamat dari luka tersebut dan operasi untuk mengeluarkan peluru, tetapi setelah membuka matanya di ranjang rumah sakit, dia mendapati dirinya terjebak dalam hidup tanpa tidur—tidak bisa tertidur meskipun sudah berusaha sekuat tenaga. Dia terus hidup tanpa tidur hingga meninggal pada tahun 1955, dan berdasarkan semua bukti, tampaknya tidak ada gejala akibat kurang tidur.

2. Hal inilah yang terutama membingungkan para ilmuwan

ilustrasi dokter-dokter melihat hasil pemeriksaan (pexels.com/@kowalievska/)

Hal inilah yang terutama membingungkan para ilmuwan—karena seharusnya, berdasarkan semua catatan, Kern seharusnya mengalami masalah kognitif yang parah. Bahkan, tidak tidur selama itu seharusnya sudah membunuhnya jauh sebelum mencapai 40 tahun—setidaknya berdasarkan semua yang kita ketahui tentang tidur dan pentingnya bagi tubuh kita.

Memang mungkin bahwa kematian dini Kern—setidaknya dini menurut standar saat ini—disebabkan oleh hidupnya yang tanpa tidur. Namun, teori-teori tentang bagaimana dia bisa bertahan selama 40 tahun tersebut tetap mengejutkan. Beberapa orang berpendapat bahwa peluru tersebut merusak bagian otaknya yang membutuhkan tidur, sementara yang lain berteori bahwa ia bisa tidur selama beberapa detik di sepanjang hari tanpa menyadarinya, melansir Dmarge.

Apa pun jawabannya, kasus Paul Kern dan 40 tahun insomnianya tetap menjadi salah satu misteri terbesar yang dihadapi para ilmuwan tidur.

3. Tidur cukup sangat penting bagi kesehatan karena berperan krusial dalam pemulihan fisik dan mental

ilustrasi orang sedang tidur (pexels.com/@olly/)

Saat tidur, tubuh memperbaiki sel-sel, mengatur hormon, dan memperkuat sistem kekebalan, sementara otak memproses informasi dan memulihkan fungsi kognitif. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan gangguan mental seperti depresi. Menurut National Sleep Foundation, tidur berkualitas juga berkontribusi pada kinerja optimal di siang hari, menjaga suasana hati, dan meningkatkan daya ingat.

Sebagai bagian vital dari gaya hidup sehat, memastikan tidur yang cukup setiap malam harus menjadi prioritas. Dengan mengatur jadwal tidur yang konsisten dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, kita dapat mendukung kesehatan tubuh dan pikiran secara menyeluruh. Jangan remehkan pentingnya tidur, karena dampaknya sangat besar terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan jangka panjang. Menjaga pola tidur yang baik adalah investasi terbaik untuk kesehatan kita di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team