3 Opini Penonton tentang Acara Single's Inferno, Benarkah Settingan?

Single's Inferno merupakan acara kencan di Korea Selatan yang mempertemukan peserta laki-laki dan perempuan di sebuah pulau tanpa ponsel dan alat komunikasi lainnya. Selama beberapa hari para peserta akan tinggal di pulau tersebut tanpa pergi ke tempat lain kecuali jika pergi ke surga.
Interaksi yang terjalin antara para peserta di pulau yang diberi nama neraka kerap menjadi sorotan para penontonnya. Banyak yang mencurigai jika acara kencan ini adalah settingan, ada pula yang percaya jika ini murni tanpa adanya script. Untuk penjelasan lebih lengkapnya simak di bawah ini ya!
1. Acara Single's Inferno diduga settingan dan para peserta telah memiliki script

Banyak dari netizen yang menganggap bahwa apa yang disuguhkan dalam acara ini bukanlah hal yang nyata. Semuanya sudah di-setting sedemikian rupa oleh para kru dan sutradara. Mereka yang tampil sebagai peserta telah mendapatkan script masing-masing.
Sehingga, beberapa peserta yang menonjol dan miliki screen time yang lebih banyak ketimbang peserta lain dianggap menjadi tokoh utamanya. Sementara itu, sisanya hanyalah sebagai pelengkap alias pemanis acara.
Contoh peserta Single's Inferno yang memiliki screen time lebih banyak dari peserta lain di season 4 yang sedang tayang adalah Lee Si An. Bahkan, pada episode 7-8 yang telah tayang minggu lalu, scene yang ditayangkan kebanyakan adalah tentangnya.
Jadi, para penonton menganggap mereka yang menjadi rebutan dan terus disorot kamera adalah yang sudah terpilih. Bahkan, drama dan konflik yang terjadi antar peserta pun diduga telah di-setting agar menarik perhatian penontonnya.
2. Acara Single's Inferno hanyalah ajang untuk menaikkan popularitas pesertanya

Banyak penonton yang menduga bahwa acara kencan asal Korea Selatan ini hanyalah ajang untuk menaikkan popularitas saja. Para peserta yang ikut acara ini hanya ingin mendongkrak popularitas untuk memudahkan dalam perjalanan karir mereka selanjutnya, terutama bagi mereka yang akan terjun ke dunia entertainment.
Hal ini dilihat oleh penonton dari beberapa peserta yang sebelumnya merupakan aktor dan aktris yang pernah menjadi pemeran pendukung dalam sebuah drama. Seperti Lee So E di season 2, Yun Habin season 3, dan Yuk Jun Seo serta Park Tae Hwan di season 4.
Nama-nama di atas pernah mendapatkan peran-peran kecil di sejumlah drama. Sehingga, penonton percaya tujuan mereka ikut acara ini adalah untuk membuat mereka terkenal sebelum akhirnya debut—untuk menambah followers mereka di sosial media.
Selain itu, beberapa peserta ada yang menjadi populer usai bergabung di Single's Inferno. Bahkan, ada yang menjadi aktor dan aktris setelah acara tersebut selesai. Seperti Kim Jin Young season 2 yang lebih dikenal dengan Dex. Tak hanya terkenal, ia bahkan bermain drama dan menjadi panelis di Single's Inferno season 3 dan 4.
Selain Dex, ada juga Shin Seulki yang menjadi aktris usai acara kencan tersebut selesai—membuat penonton semakin yakin jika acara ini hanya untuk mendapatkan ketenaran semata.
3. Sifat yang ditampilkan dalam acara sebenarnya berbeda dengan aslinya

Tak hanya mempercayai bahwa acara ragam Single's Inferno ini hanya dijadikan ajang pendongkrak popularitas. Banyak penonton yang juga menduga bahwa sifat yang ditampilkan para peserta di sepanjang acara bukanlah sifat asli mereka di dunia nyata. Semua hanyalah pencitraan belaka.
Mereka yang dianggap sebagai cowok atau cewek green flag di acara ini belum tentu di dunia nyata juga seperti itu. Begitulah yang sebagian penonton percayai tentang acara ini setelah berita miring tentang Jang Theo, peserta Single's Inferno 4 yang dianggap sebagai cowok paling green flag dan setia menjadi perbincangan yang panas di X.
Jadi, beberapa penonton mengimbau pada sesama penonton untuk tak memusingkan drama serta konflik percintaan yang terjadi di Single's Inferno. Apalagi sampai mengagung-agungkan idola mereka sampai menghujat peserta lain. Sebab, tidak ada yang tahu tentang kebenaran acara tersebut apakah memang tanpa script atau memang hanya untuk menaikkan popularitas dan yang ditampilkan berbeda dengan aslinya. Semua cukup dinikmati saja sebagai tontonan untuk mengusir rasa bosan.