3 Perilaku Orangtua yang Melukai Hati Anaknya di Bad Memory Eraser

Bad Memory Eraser mengisahkan Lee Goon (Kim Jae Joong), seorang pemain tenis junior dunia yang karier cemerlangnya seketika redup, usai mengalami suatu insiden. Dalam kondisi tersebut, alih-alih mendapatkan dukungan, Lee Goon justru mendapat perlakuan buruk dari orangtuanya.
Orangtua Lee Goon memperlihatkan tiga perilaku ini yang menyakit hati pemuda tersebut. Apa saja?
1. Membuat anak merasa dibuang

Saat Lee Goon mengalami cedera berat, dia tidak dapat lagi melanjutkan kariernya sebagai atlet tenis. Karena itulah orangtuanya menitipkan Lee Goon di rumah neneknya. Padalah saat itu ia tampak sangat ingin ikut bersama ibu, ayah, dan adiknya yang pindah ke luar negeri.
Lagipula alasan Lee Goon tidak bisa melanjutkan bermain tenis adalah bukan karena patah tulang atau yang membuat tangannya tidak bisa berfungsi dengan baik untuk bermain tenis.
Lee Goon mengalami trauma, di mana dia kerap merasakan sakit luar biasa, karena gangguan somatisasi atau Somatic Symptom Disorder (SSD) akibat neurosis. Rasa sakit palsu itu tercipta karena trauma yang dimilikinya.
Alih-alih langsung memberikan posisinya pada sang adik dan meninggalkannya di rumah neneknya, orangtua Lee Goon harusnya tetap berada disampingnya untuk memberi dukungan dan membantu putra sulungnya itu menyembuhkan traumanya. Mungkin jika seperti itu, Lee Goon tidak akan merasa dibuang oleh orangtuanya.
2. Orangtuanya kerap membedakan Lee Goon dengan Lee Shin

Setelah dewasa, akhirnya Lee Goon bisa berkumpul kembali dengan orangtua dan adiknya, Lee Shin (Lee Jong Won). Hanya saja saat dia bekerja sebagai manager adiknya, orangtuanya malah membuat Lee Goon seolah harus melakukan apa pun untuk adiknya, tanpa memikirkan perasaannya sendiri.
Tak hanya itu, ibu dan ayahnya juga kerap memberikan perilaku yang membedakan Lee Goon dengan Lee Shin, baik dari fasilitas maupun cara bersikap. Lee Goon tak hanya mendapat ruang kamar sempit di belakang dekat dapur dengan lemari es penyimpan kimci. Namun, dia juga kerap merasa jika sikap ibunya pada adiknya sangat berbeda dibanding pada dirinya.
3. Lee Goon selalu dianggap beban

Sebab kini dia hanya menjadi seorang manager, sedangkan adiknya sukses sebagai pemain tenis dunia dengan penghasilan yang besar, ibunya pun kerap mengatakan jika Lee Goon hanyalah beban bagi keluarga mereka. Padahal kesuksesan adiknya pun tak luput dari bantuan Lee Goon yang selalu mengurus banyak hal untuknya.
Lagipula dengan jabatan manager tersebut, dia sudah bekerja dan bukan orang yang menggantungkan hidup pada orang lain, tanpa melakukan apa pun. Oleh karena itu, sang ibu tidak seharusnya menyebut putra sulungnya itu sebagai beban. Sebab, hal itu menyakiti hati dan menghilangkan rasa percaya diri Lee Goon.
Sebagai orangtua seharusnya mereka mendukung anaknya dalam kondisi apa pun. Mereka juga seharusnya tidak membeda-bedakan kedua anaknya dengan alasan apa pun itu, sehingga tidak ada yang merasa terluka seperti yang dialami Lee Goon.