Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Cuplikan drakor Pro Bono
Cuplikan drakor Pro Bono (dok.tvN/Pro Bono)

Intinya sih...

  • Uang dan koneksi bisa jadi jalan manipulasi hasil sidang

  • Hukum gak berpihak pada perempuan dan disabilitas

  • Hukum gak berpihak pada  warga negara asing terutama perempuan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Drakor Pro Bono (2025) menggambarkan pengalaman seorang hakim yang haus popularitas, Kang Da Wit (Jung Kyoung Ho). Sayangnya, Kang Da Wit tersandung kasus korupsi hingga harus merelakan kariernya sebagai hakim.

Setelah itu, Kang Da Wit direkrut langsung oleh kenalannya untuk bergabung di tim PB firma hukum miliknya, Oh & Partners. Di tim ini, Kang Da Wit harus berhadapan dengan berbagai kasus yang menyangkut rakyat miskin dan harus bekerja secara sukarela. Namun, dia diberi target untuk menaikkan kemungkinan menang persidangan sebanyak 70 persen.

Kondisi ini membuat Kang Da Wit sadar jika banyak ketimpangan hukum yang dilihat mata kepalanya sendiri. Dia bahkan mengerjakan kasus harus dengan berbagai strategi agar memudahkannya untuk menang. Lalu, apa saja bukti ketimpangan hukum yang disorot di drakor Pro Bono?

Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.

1. Uang dan koneksi bisa jadi jalan manipulasi hasil sidang

Cuplikan drakor Pro Bono (dok.tvN/Pro Bono)

Kasus anjing Byeol menjadi salah satu bukti bahwa orang kaya bisa menggunakan uang dan koneksinya untuk memenangkan kasus. Penggugat merupakan anak dari seorang mantan hakim agung yang telah pensiun dan memulai karier politiknya. Dia menggunakan uangnya untuk menyewa seorang pengacara yang dikenal sangat mudah memanipulasi sesuatu, Woo Myeong Hun (Choi Dae Hoon).

Woo Myeong Hun menggunakan koneksinya dengan para hakim agar kasus kliennya bisa dikerjakan oleh salah satu hakim yang merupakan kenalannya saat SMA. Gak cukup sampai di sana, kasus ini terus bergulir karena penggugat ingin mengambil alih Byeol yang telah dibuang.

2. Hukum gak berpihak pada perempuan dan disabilitas

Cuplikan drakor Pro Bono (dok.tvN/Pro Bono)

Kasus yang menimpa Kim Gang Hun (Lee Chun Moo) ini menunjukkan jika  hukum gak berpihak pada perempuan. Saat itu, ibu Gang Hun, Jung So Min (Jeong Saet Byeol) hamil saat berusia 16 tahun. Dia gak mengetahui kondisi bayinya yang saat itu keracunan alkohol. Dengan kondisi yang gak memungkinkan, hukum gak mendasari tindakan aborsi meskipun Jung So Min merupakan kasus yang patut untuk diperhatikan. 

Pada akhirnya, Kim Gang Hun lahir dengan kondisi disabilitas.  Jung So Min harus menghidupi anaknya dan kehidupannya seorang diri tanpa ada pendampingan dari negara.

3. Banyak yang memanipulasi untuk sebuah jabatan di pemerintahan

Cuplikan drakor Pro Bono (dok.tvN/Pro Bono)

Kasus korupsi Kang Da Wit ini sebenarnya patut untuk dicurigai. Dia seakan dijebak oleh seseorang yang gak menginginkan dirinya eksis di dunia hukum dan dihadapan rakyat. Seluruh rekan kerjanya bahkan diberi sebuah video barang bukti penggelapan dana Kang Da Wit. 

Dugaan ini, secara terang-terangan, mengarah pada hakim Shin Joong Suk (Lee Moon Sik), senior sekaligus mentor Kang Da Wit. Hal ini dikarenakan dirinya menjadi satu-satunya kandidat kuat hakim agung setelah Kang Da Wit mengundurkan diri.

4. Hukum gak berpihak pada  warga negara asing terutama perempuan

Cuplikan drakor Pro Bono (dok.tvN/Pro Bono)

Kaya (Jung Hoe Rin) merupakan warga negara asing yang menikah dengan penduduk Korea Selatan, Cho Dong Min (Tae Hang Ho). Pernikahan ini membuat Kaya mendapatkan visa tinggal di Korea Selatan melalui pernikahan. Namun, visa tersebut akan dicabut setelah perceraian terjadi.

Sayangnya, banyak masyarakat yang menilai imigran gak sebanding dengan penduduk asli Korea Selatan. Mereka menganggap apapun yang dilakukan oleh imigran akan dianggap sangat buruk. Hukum juga gak berpihak pada Kaya karena suaminya merupakan anak dari kepala desa yang kaya.

Berbagai ketimpangan ini banyak dialami orang lain di dunia nyata, lho. Sayangnya, pemerintah dan penegak hukum gak punya urgensi untuk memperbaiki hukum yang berlaku. Menurutmu, apakah ketimpangan ini bisa diminimalisir di drakor Pro Bono?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorInaf Mei