Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Antiklimaks Ending The Dream Life of Mr. Kim yang Bikin Campur Aduk

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

The Dream Life of Mr. Kim ditutup dengan akhir yang hangat, reflektif, dan penuh nuansa, tetapi juga meninggalkan rasa campur aduk bagi sebagian penonton. Drama yang sejak awal menampilkan perjalanan hidup penuh gejolak dari Kim Nak Su (Ryu Seung Ryong) ini terlihat membangun ekspektasi besar bahwa ending-nya akan menghadirkan klimaks emosional yang besar, semacam kemenangan spektakuler yang dapat membayar semua air mata dan usaha tokohnya.

Namun kenyataannya, drama ini justru memilih untuk merayakan hal-hal yang lebih sederhana dan manusiawi. Alih-alih menutup kisah dengan gebrakan besar, The Dream Life of Mr. Kim mengambil pendekatan yang senyap tetapi bermakna. Nah, lima antiklimaks berikut ini menjadi alasan mengapa sebagian penonton merasa ending drama ini tidak se-“meledak” yang mungkin dibayangkan.

1. Tidak ada kesuksesan besar seperti yang digambarkan di awal drama

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (instagram.com/jtbcdrama)

Sejak episode pertama, drama ini membangun citra bahwa Kim Nak Su adalah sosok yang ditakdirkan mencapai kesuksesan profesional yang besar. Semua gestur, dialog, hingga tekanan kompetitif di sekitarnya menggiring penonton pada ekspektasi bahwa ia akan mencapai puncak karier yang gemilang.

Namun, ending justru berbalik arah. Kim Nak Su tidak mendapatkan prestasi besar, jabatan tinggi, atau pengakuan publik seperti yang dibayangkan. Ia memutuskan untuk hidup lebih sederhana dan fokus pada keluarga. Meski pilihan ini terasa bijak dan menyentuh, tetap saja ada rasa antiklimaks karena ekspektasi penonton tidak terbayarkan lewat kemenangan besar yang sejak awal dibangun.

2. Pergulatan batin Nak Su yang belum sepenuhnya tuntas

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Penonton menyaksikan Kim Nak Su berjuang keras menghadapi trauma masa kecilnya, mulai dari kurangnya afeksi, minimnya dukungan, hingga perasaan selalu dinomorduakan. Perjalanan healing ini menjadi salah satu garis merah utama drama.

Namun, di bagian akhir, beberapa luka batin itu masih terasa mengendap. Drama ini memang memberi kesan bahwa Kim Nak Su mulai berdamai, tetapi tidak menunjukkan penyembuhan total. Masih ada sisa-sisa kegelisahan yang tampak dalam cara ia berbicara atau bereaksi. Pendekatan realistis ini memang menarik, tetapi bagi penonton yang mengharapkan resolusi penuh, hal ini menjadi titik antiklimaks yang cukup mencolok.

3. Hubungan keluarga Nak Su tidak mendapat penyelesaian emosional yang besar

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Salah satu aspek yang paling diantisipasi penonton adalah hubungan Kim Nak Su dengan sang kakak. Ketidakadilan, perbandingan, dan luka bertahun-tahun membuat penonton berharap akan ada satu momen besar, antara konfrontasi yang meledak atau rekonsiliasi yang mengharukan.

Tapi ending justru memilih jalan yang lebih “sunyi.” Tidak ada adegan permintaan maaf dramatis, tidak ada ucapan pengakuan, tidak ada pelukan penuh air mata. Masalah keluarga seakan tetap menggantung, seolah-olah drama ingin menegaskan bahwa beberapa relasi memang tidak bisa disembuhkan secepat itu. Realistis? Ya. Memuaskan? Tidak sepenuhnya.

4. Transformasi Nak Su terasa terlalu ringkas di bagian akhir

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Perubahan karakter Kim Nak Su sebenarnya luar biasa besar. Ia berubah dari pria yang arogan, penuh gengsi, dan terobsesi validasi menjadi seseorang yang lebih rendah hati, tenang, dan berfokus pada kebahagiaan pribadi serta keluarganya.

Namun, bagian ending terasa mempercepat transisi ini tanpa menunjukkan proses detail yang meyakinkan. Banyak perubahan hanya ditunjukkan melalui dialog atau adegan singkat, sehingga terasa seperti ada lompatan perkembangan karakter. Hal ini membuat efek emosional transformasi Kim Nak Su tidak sekuat seharusnya, dan bagi sebagian penonton, ini menimbulkan rasa antiklimaks.

5. Ending terasa terlalu tenang untuk drama dengan konflik berat

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Selama 12 episode, penonton disuguhi konflik berat, penipuan, krisis finansial, gangguan kecemasan, hubungan keluarga yang penuh luka, hingga perebutan posisi di dunia kerja. Karena itu, banyak yang membayangkan ending dengan intensitas tinggi atau minimal sebuah “big moment” yang menutup semuanya.

Sebaliknya, drama menutup kisah dengan tenang, domestik, dan nyaris tanpa letupan besar. Pilihan ini memang memberikan kehangatan, tetapi untuk genre yang sejak awal penuh tekanan, ending yang terlalu lembut ini menciptakan kesan antiklimaks yang kuat.

Ending The Dream Life of Mr. Kim mungkin tidak memberikan kepuasan maksimal bagi penonton yang mengharapkan letupan besar. Namun, justru dalam antiklimaks itulah drama ini menyampaikan pesan, bahwa hidup tidak selalu berakhir dengan kemenangan spektakuler, melainkan dengan kedamaian yang lahir dari penerimaan. Meski tidak meledak, ending ini tetap memberikan ruang refleksi tentang arti pulang, berdamai, dan memulai hidup dengan cara yang lebih ringan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us

Latest in Korea

See More

Rayakan Ulang Tahun, Jin BTS Berdonasi untuk Anak Kurang Mampu

04 Des 2025, 11:36 WIBKorea