5 Citra Buruk yang Harus Do Ra Ik Terima dalam Drakor Idol I

- Do Ra Ik dikenal sebagai idol pemarah dan sulit didekati di lingkungan kerja karena tekanan jadwal yang tidak manusiawi.
- Fans obsesif mencitrakan buruk Do Ra Ik sebagai idol bermasalah tanpa klarifikasi, membuatnya kehilangan identitas manusia.
- Kesuksesan album solo membuat rekan satu grupnya merasa tersisih dan menilai Do Ra Ik sebagai sosok egois yang memanfaatkan Gold Boys.
Do Ra Ik (Kim Jae Young) digambarkan sebagai sosok idol yang berada di puncak popularitas dalam drakor Idol I. Ia merupakan salah satu anggota grup pria ternama Gold Boys dan bahkan disebut sebagai member paling bersinar dibandingkan yang lain. Popularitasnya tidak hanya mengangkat nama grup, tetapi juga membuat agensi berani memberinya album solo, sebuah pencapaian yang jarang didapat idol dalam satu grup aktif.
Namun, alih-alih menikmati hasil kerja kerasnya, Do Ra Ik justru harus menerima berbagai cap negatif yang perlahan menghancurkan mentalnya. Di balik panggung megah, sorak-sorai penggemar, dan citra idol sempurna, ia hidup dalam tekanan berlapis. Citra buruk itu datang dari banyak arah, agensi, rekan satu grup, fans, hingga publik luas dan membuat Do Ra Ik seolah tak memiliki ruang aman untuk bernapas sebagai manusia biasa. Berikut deretan citra buruk yang harus ia terima sepanjang perjalanan ceritanya di Idol I.
1. Dianggap pemarah oleh manajer dan para asisten

Di lingkungan kerja, Do Ra Ik dikenal sebagai idol yang sulit didekati. Manajer dan para asistennya menganggapnya sebagai sosok pemarah, tidak kooperatif, dan kerap membuat suasana kerja menjadi tegang. Padahal, sikap dingin dan emosional itu muncul karena tekanan jadwal yang tidak manusiawi, tuntutan perfeksionisme, serta ekspektasi tinggi yang terus dibebankan kepadanya tanpa jeda.
2. Dicitrakan buruk oleh fans obsesif

Ironisnya, kebencian justru datang dari orang-orang yang mengaku mencintainya. Fans obsesif membangun narasi bahwa Do Ra Ik hanyalah idol bermasalah yang gemar mengumpat dan minum minuman keras. Potongan perilaku kecil dibesar-besarkan, lalu menyebar cepat di media sosial tanpa klarifikasi. Ia tidak lagi dilihat sebagai manusia, melainkan produk yang dianggap gagal memenuhi fantasi penggemar.
3. Dianggap memanfaatkan Gold Boys oleh rekan satu grup

Kesuksesan album solo Do Ra Ik menciptakan jarak emosional di dalam Gold Boys. Beberapa rekan satu grupnya merasa tersisih dan mulai menilai Do Ra Ik sebagai sosok egois yang hanya memanfaatkan nama grup demi kepentingan pribadi. Alih-alih melihat kerja keras dan tekanan yang ia tanggung, mereka memilih percaya bahwa Do Ra Ik adalah penyebab ketidakseimbangan dalam grup.
4. Dilabeli arogan oleh fans karena tidak akrab dengan anggota grup

Kepribadian Do Ra Ik yang tertutup menjadi bumerang bagi dirinya. Ia tidak pandai membangun keakraban, jarang berbagi cerita, dan lebih memilih menyendiri. Sikap ini langsung diterjemahkan sebagai kesombongan dan arogansi oleh fansnya sendiri. Tidak ada yang mencoba memahami bahwa jarak emosional tersebut adalah bentuk pertahanan diri di tengah dunia hiburan yang kejam dan penuh intrik.
5. Dicap sebagai pembunuh rekan timnya, Kang Woo Seong (An Woo Yeon)

Citra buruk Do Ra Ik mencapai titik paling ekstrem ketika Kang Woo Seong ditemukan tewas di rumahnya. Tanpa bukti kuat dan proses yang adil, publik langsung menganggap Do Ra Ik sebagai pembunuh. Tuduhan ini menghancurkan sisa reputasi yang ia miliki, menjadikannya target kecaman massal, serta memperparah tekanan mental yang sudah lama ia pendam.
Semua citra buruk itu sebenarnya menutupi satu fakta penting bahwa Do Ra Ik sedang mengalami serangan panik berat. Tekanan dari agensi yang hanya melihatnya sebagai aset, rekan satu tim yang menyimpan kecemburuan, serta fans obsesif yang menuntut kesempurnaan membuat kondisi mentalnya terus memburuk. Do Ra Ik bukan sekadar karakter idol bermasalah, melainkan potret tragis seseorang yang perlahan runtuh karena dunia hanya mencintai versinya yang sempurna, bukan dirinya yang nyata di Idol I.


















