5 Drakor Kriminal 2025 yang Dinilai Overrated, Ada The Manipulated

- The Manipulated, permainan pikiran yang terasa terlalu aman. Plot twist tanpa dampak besar, eksplorasi psikologis kurang tajam.
- Queen Mantis, popular tapi kurang menggigit. Konflik berkembang lambat, kekurangan cerita semakin menonjol karena ekspektasi publik terlanjur besar.
- Dear X, terjebak bayang-bayang drama psikopat legendaris. Kurang menawarkan sudut pandang baru, tidak mampu keluar dari bayang-bayang pendahulunya secara naratif.
Drama Korea bergenre kriminal selalu berhasil menarik perhatian berkat cerita gelap, ketegangan psikologis, serta plot twist yang menantang logika penonton. Setiap judul baru kerap disambut ekspektasi tinggi, apalagi jika dibintangi aktor papan atas atau mengusung tema psikopat, manipulasi, dan kejahatan ekstrem yang menjanjikan sensasi berbeda.
Namun, di tahun 2025, tidak sedikit drakor kriminal yang justru menuai perdebatan karena dinilai tidak sebanding dengan hype yang dibangun sejak awal. Popularitas besar, rating tinggi, atau promosi masif membuat standar penonton ikut naik, sehingga ketika cerita terasa biasa saja atau mudah ditebak, label overrated pun muncul. Berikut lima drakor kriminal 2025 yang kerap dianggap overrated oleh sebagian penonton karena ekspektasi yang terlalu tinggi.
1. The Manipulated, permainan pikiran yang terasa terlalu aman

The Manipulated hadir sebagai drama kriminal bertema manipulasi psikologis yang menjanjikan plot penuh tipu daya dan kejutan. Sejak awal, drama ini dipasarkan sebagai kisah penuh lapisan rahasia, di mana kebenaran terus bergeser dan tidak ada karakter yang benar-benar bisa dipercaya.
Sayangnya, bagi sebagian penonton, alur ceritanya justru terasa terlalu lurus dan dapat ditebak. Plot twist yang diharapkan mengguncang emosi sering kali hadir tanpa dampak besar. The Manipulated akhirnya dianggap overrated karena tema besarnya tidak diimbangi dengan eksplorasi psikologis yang cukup tajam.
2. Queen Mantis, popular tapi kurang menggigit

Queen Mantis dengan cepat menjadi perbincangan berkat konsep kriminal yang unik dan atmosfer gelap yang kuat. Visualnya stylish, karakternya misterius, dan konfliknya menjanjikan ketegangan konstan di setiap episode.
Namun, seiring berjalannya cerita, beberapa penonton merasa konflik berkembang terlalu lambat dan tidak memberikan kejutan signifikan. Popularitasnya yang tinggi justru membuat kekurangan cerita terasa semakin menonjol. Inilah alasan Queen Mantis sering disebut overrated, bukan karena buruk, tetapi karena ekspektasi publik terlanjur terlalu besar.
3. Dear X, terjebak bayang-bayang drama psikopat legendaris

Sebagai drama kriminal bertema psikopat, Dear X otomatis dibandingkan dengan karya-karya ikonik seperti Mouse atau Beyond Evil. Drama ini berusaha menggali sisi gelap manusia lewat karakter utama yang penuh kontradiksi dan trauma masa lalu.
Meski memiliki performa akting yang solid, Dear X dinilai kurang menawarkan sudut pandang baru. Banyak elemen terasa familiar dan mengikuti pola yang sudah sering digunakan. Akibatnya, Dear X dianggap overrated karena tidak mampu keluar dari bayang-bayang pendahulunya yang jauh lebih kuat secara naratif.
4. Buried Hearts, rating tinggi tak selalu berarti memuaskan

Buried Hearts mencatatkan rating televisi yang tinggi dan mendapatkan sorotan besar saat penayangannya. Drama ini mengusung misteri kasus besar yang perlahan terkuak, lengkap dengan rahasia keluarga dan intrik kekuasaan.
Namun, sebagian penonton merasa ritmenya terlalu lambat dan fokus cerita melebar ke banyak subplot yang tidak semuanya penting. Penyelesaian kasus utama pun dinilai kurang memuaskan oleh sebagian audiens. Buried Hearts akhirnya dicap overrated karena keberhasilannya di angka rating tidak sepenuhnya sejalan dengan kepuasan cerita.
5. Good Boy, hype bintang besar yang jadi beban

Good Boy menarik perhatian sejak diumumkan berkat jajaran pemain populer dan premis kriminal yang menjanjikan. Drama ini diharapkan menjadi salah satu tontonan kriminal paling kuat di tahun 2025.
Namun, justru karena hype yang begitu besar, ekspektasi penonton melonjak tinggi. Ketika cerita berjalan lebih konvensional dari dugaan, sebagian penonton merasa kecewa. Good Boy pun masuk dalam daftar overrated karena performanya dianggap belum mampu menyamai besarnya antusiasme awal.
Kelima drama di atas menunjukkan bahwa genre kriminal sangat rentan terhadap ekspektasi berlebihan. Bukan berarti drama-drama tersebut gagal total, tetapi hype yang terlalu tinggi membuat kekurangannya terasa lebih jelas. Bagi penonton yang kritis, daftar ini bisa menjadi pengingat bahwa dalam drakor kriminal, kualitas cerita tetap jauh lebih penting daripada popularitas semata.

















