5 Makna Bunga bagi Tae Poong di Typhoon Family, Penuh Arti

Kang Tae Poong tumbuh sebagai anak yang sensitif, lembut, dan penuh rasa ingin tahu. Di saat anak lain bermain dengan mainan atau berlari di halaman, Kang Tae Poong justru lebih betah duduk diam sambil memperhatikan kelopak bunga yang mekar. Ia belajar menyiram, memangkas daun, dan menjaga tanaman dengan penuh kesabaran. Kebiasaan ini menjadi pondasi karakter Kang Tae Poong yang penuh ketelitian dan kehangatan.

Aktivitas merawat bunga yang ia lakukan sejak kecil membuatnya terbiasa melihat kehidupan sebagai proses bertahap. Ia tahu kapan harus menunggu, kapan harus merawat lebih banyak, atau kapan harus merelakan kelopak jatuh. Sikap ini kelak memengaruhi cara ia memimpin, mencintai, dan menghadapi berbagai konflik.

Tidak seperti sebagian anggota keluarga Typhoon yang punya agenda tersembunyi di balik setiap tindakan, Kang Tae Poong mencintai bunga dengan tulus. Kecintaan ini terus melekat dalam hidupnya, bahkan ketika ia dewasa dan terjun ke dunia bisnis. Di balik tumpukan berkas perusahaan, kesibukan rapat, dan tekanan dari keluarga besar, Kang Tae Poong selalu menyempatkan diri untuk menyentuh hal-hal yang membuatnya tenang, warna-warna lembut bunga dan aroma segarnya.

Konsistensi kecintaan ini memperlihatkan bahwa Kang Tae Poong bukan karakter yang mudah berubah oleh keadaan. Ia memiliki dunia batin yang kokoh, dan bunga menjadi simbol stabilitas emosional yang ia jaga di tengah badai konflik keluarga.

Salah satu alasan terbesar mengapa bunga sangat berarti bagi Kang Tae Poong adalah karena memori masa kecil bersama ayahnya. Ketika ia masih kecil, ayahnya pernah mengajaknya mengunjungi sebuah taman bunga. Momen sederhana itu menjadi memori yang sangat kuat, momen ketika cinta keluarga masih hangat dan belum ternodai ambisi bisnis.

Setiap kali Kang Tae Poong menyentuh bunga, ia terasa seperti kembali ke hari itu. Bunga menjadi jembatan emosional antara dirinya dan sosok ayah yang ia kagumi. Bahkan setelah ayahnya tiada, bunga tetap menjadi pengingat betapa berharganya masa lalu dan betapa besar luka yang ditinggalkan konflik keluarga. 

Kang Tae Poong bukan tipe pria yang mudah mengekspresikan emosi melalui kata-kata. Ia cenderung pendiam, berhati-hati, dan sering menyembunyikan lukanya sendiri. Namun melalui bunga, ia dapat berbicara lebih jujur.

Memberi rangkaian bunga, merangkai buket dengan tangan sendiri, atau menanam bibit bunga tertentu, semua itu menjadi cara Kang Tae Poong untuk menyampaikan hal-hal yang tak sanggup ia ucapkan secara langsung. Ketika ia merasa bersalah, ketika ia ingin menunjukkan perhatian, atau ketika ia mulai jatuh cinta, bunga menjadi simbol emosinya. Ia mungkin tidak mengatakan “Aku peduli” atau “Aku menyukaimu,” tetapi pilihannya atas bunga tertentu sudah berbicara lebih banyak dari kata-kata.

Dengan segala intrik, pengkhianatan, manipulasi, perebutan bisnis, dan rahasia masa lalu, Kang Tae Poong membutuhkan ruang aman untuk tetap waras. Bagi dirinya, bunga adalah tempat terapi. Saat ia merawat tanaman, bebannya seperti luruh perlahan. Ketegangan di bahu menghilang, pikiran menjadi jernih, dan hatinya kembali seimbang.

Energi yang ia curahkan pada bunga membantunya tetap menjadi “Tae Poong yang lembut”, bukan “penguasa bisnis yang bengis” seperti yang lain. Bunga membantunya bertahan sebagai dirinya sendiri.

Pada akhirnya, bunga bukan hanya hiasan dalam hidup Kang Tae Poong di drakor Typhoon Family. Bunga adalah memori, bahasa, pelindung, dan penyembuh bagi sosok yang mencoba tetap baik di tengah keluarga penuh badai. Bunga menjadi simbol bahwa bahkan di tengah kekacauan dan ambisi, selalu ada ruang untuk tumbuh, mekar, dan kembali pulih.