5 Ragam Hubungan Keluarga di Drama Korea Twenty-Five, Twenty-One

14 Mar 2022, 16:55 WIB

Kim Tae Ri dan Seo Jae Hee di drama Twenty-Five, Twenty-One (instagram.com/tvn_drama)

Twenty-Five, Twenty-One adalah drama Korea besutan tvN yang dibintangi oleh Kim Tae Ri, Nam Joo Hyuk, juga Bona WJSN. Drama ini bercerita tentang perjuangan anak muda dalam meraih impian di tengah krisis pada tahun 90-an.

Ada Na Hee Do (Kim Tae Ri), siswi SMA energik yang bercita-cita memenangkan medali emas di kompetisi anggar internasional. Kemudian, ada Baek Yi Jin (Nam Joo Hyuk) yang merintis karier sebagai reporter setelah keluarganya bangkrut.

Selain menyorot kisah perjuangan para tokoh utama, drama ini juga menyajikan hubungan realistis antar keluarga. Dalam drama ini diperlihatkan juga jika setiap hubungan selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. Yuk, simak ulasannya di bawah ini.

1.Hubungan Na Hee Do dan ibunya

Kim Tae Ri dan Seo Jae Hee di drama Twenty-Five, Twenty-One (dok. tvN/Twenty-Five, Twenty-One)

Na Hee Do digambarkan sebagai anak dari keluarga yang cukup berada. Ia bisa pindah sekolah dengan mudah tanpa memusingkan biaya, menjadi pelanggan VIP di tempat penyewaan komik, dan memakai sepatu serta tas bermerek. Hal tersebut ia peroleh berkat sang ibu yang giat bekerja sebagai reporter di stasiun TV.

Namun karena kesibukan sang ibu, Na Hee Do jadi tak begitu dekat dengan perempuan yang melahirkannya itu. Setiap bertemu, mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan berdebat. Ditambah, ibunya meragukan bakat Na Hee Do di bidang anggar.

Saat Hee Do berhasil meraih medali emas, Shin Jae Kyung atau ibu Na Hee Do terlihat bangga. Namun, ia lebih mengedepankan gengsi dan tak memberi ucapan selamat.

Hubungan sejenis Na Hee Do dan Shin Jae Kyung kerap ditemukan di dunia nyata. Karena sibuk, mereka jadi kurang komunikasi dan selalu berpikiran negatif terhadap satu sama lain.

2.Hubungan Na Hee Do dan ayahnya

Baek Suk Kwang dan Ok Ye Rin di drama Twenty-Five, Twenty-One (dok. tvN/Twenty-Five, Twenty-One)

Tak seperti dengan sang ibu, hubungan Na Hee Do dengan ayahnya sangat akrab dan hangat. Sang ayah selalu mendukung apa pun yang diimpikan oleh Na Hee Do. Sebab ayahnya pula, Na Hee Do mulai mencintai anggar.

Sayangnya, kasih sayang itu hanya hadir untuk sebentar. Sang ayah meninggal saat Na Hee Do masih berusia 10 tahun.

3.Hubungan Ko Yu Rim dan orangtuanya

Bona dan Kim Dong Gyun di drama Twenty-Five, Twenty-One (dok. tvN/Twenty-Five, Twenty-One)

Berbeda dengan Na Hee Do yang kurang didukung oleh ibunya, Ko Yu Rim (Bona) mendapat support penuh dari kedua orangtua. Dukungan yang mereka berikan pun tak terkesan menuntut, tapi lebih ke dorongan positif agar sang anak bisa bahagia dengan apa yang dilakukan.

Kebalikan dari Na Hee Do, kondisi finansial Ko Yu Rim tak begitu bagus. Maka dari itu, Yu Rim berusaha mati-matian agar bisa lebih sukses dan membahagiakan kedua orangtuanya.

4.Hubungan Baek Yi Jin dan adiknya

Nam Joo Hyuk dan Choi Min Young di drama Twenty-Five, Twenty-One (dok. tvN/Twenty-Five, Twenty-One)

Mulanya, Baek Yi Jin adalah anak pengusaha sukses. Akibat krisis tahun 1998, ayahnya bangkrut dan kehidupan nyaman Yi Jin pun berubah 180 derajat. Baek Yi Jin dan adiknya Hyun harus hidup terpisah dengan kedua orangtua.

Sebagai yang lebih tua, Yi Jin selalu berusaha melindungi adiknya. Ia bahkan rela pindah ke desa agar sang adik tak diganggu oleh para penagih utang. Di tengah kesusahan yang dialami, mereka tentu pernah bercekcok. Namun, keduanya segera mengintrospeksi diri dan kembali berbaikan. Yi Jin dan adiknya layak disebut sibling goals, nih.

5.Hubungan ibu dan ayah Baek Yi Jin

Nam Joo Hyuk dan Kim Young Sun di drama Twenty-Five, Twenty-One (dok. tvN/Twenty-Five, Twenty-One)

Kebangkrutan tak lantas memudarkan rasa cinta ibu Baek Yi Jin pada suaminya. Kendati harus tinggal terpisah untuk sementara, perempuan itu percaya bahwa mereka pasti akan bersama kembali.

Ibu Baek Yi Jin adalah tipe istri yang selalu mendukung suaminya di masa sulit sekalipun. Alih-alih menyalahkan, ia justru khawatir dengan kehidupan yang dijalani sang suami. Dari sini terlihat bahwa cintanya memang begitu tulus.

Dinamika hubungan di atas menunjukkan bahwa tidak ada keluarga yang benar-benar sempurna. Kekurangan akan selalu ada, baik dari internal maupun eksternal. Kelima ragam hubungan di atas bisa kita jadikan pelajaran dan media untuk introspeksi diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.